Perspektif

Perempuan Kunci Kehidupan

4 Mins read

Emansipasi wanita memiliki arti proses pelepasan diri kaum perempuan dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju.

Perempuan dengan beberapa perannya diberbagai bidang membuat sosoknya dibutuhkan pula diberbagai aspek, hak asasi dan hak lainnya kini nyaris setara dengan kaum adam. Jika melihat dengan mendengar kata emansipasi wanita, kita teringat Raden Ajeng Kartini, pejuang emansipasi wanita.

Kartini yang lahir di Jepara, 21 April 1879 dikenal sebagai pejuang yang gigih memperjuangkan emansipasi wanita, sehingga pada tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini sebagai penghargaan atas perjuangannya. Namun pada hakikatnya, perempuan adalah pejuang kehidupan.

Perannya sebagai ibu yang mengasuh anaknya dengan tulus, mengajarkannya tentang segala ilmu, membuatnya sebagai guru yang pertama bagi seorang anak. Dengan ilmu dan iman yang dibarengi akhlak yang baik, perempuan tidak hanya soal macak (dandan) masak, dan manak (melahirkan). Tapi juga mampu mengendalikan sesuatu, tak sedikit sekarang banyak perempuan yang memimpin suatu perusahaan, sekolah, bahkan negara.

‘Aisyiyah dan NA Pejuang Emansipasi

Jika RA. Kartini adalah seorang pejuang emansipasi, namun banyak pula organisasi yang turut serta memperjuangkan kaum hawa, ‘Aisyiyah salah satunya. Menilik marsnya, ‘Aisyiyah turut serta membina harkat kaum wanita, pastinya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi seorang wanita yang ada pada syariat Islam.

Rasionalitas, pragmatisme, dan vernakularisme menjadi pilar perempuan berkemajuan seperti yang di sampaikan oleh Siti Syamsiatun, anggota LPPA PP ‘Aisyiyah pada Diskusi Serial ‘Aisyiyah Center di Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta setahun silam.

Tak hanya ‘Aisyiyah, puteri Muhammadiyah yakni Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA) juga turut serta membina harkat kaum perempuan muda. Di beberapa daerah, sering kita jumpai Nasyiatul ‘Aisyiyah menggelar berbagai kegiatan guna mengasah keterampilan dan ilmu pengetahuan, sebagaimana marsnya yang terdapat sebuah bait yang berbunyi “Terdidik tiap hari, kemuliaan Islam di cari, bekerjadi gemari”.

Jadi tidak heran, para pendiri organisasi perempuan di Muhammadiyah seperti Nyai Walidah dan lainnya merupakan pejuang emansipasi yang gerakannya hingga kini.

Baca Juga  Ayah, Buka Puasalah Denganku

Perempuan Kunci Kehidupan

Meski kaum hawa sering dinilai lemah dan tak sekuat laki-laki, namun ternyata banyak para perempuan yang bersuara terhadap kezaliman yang ada di sekitarnya. Selain Nyai Walidah, dan juga RA Kartini, masih banyak para tokoh pejuang yang lahir dari kalangan perempuan. Di bidang apapun, ada wanita yang berperan disana. Pada pendidikan ada RA Kartini, dari kaum buruh ada Marsinah, dan mungkin banyak lagi.

Gerakan perempuan semakin didengar seiring adanya emansipasi wanita, membuat wanita tidak hanya tentang urusan rumah tangga, tapi juga lainnya. Dalam agama sendiri, wanita mempunyai kedudukan yang tinggi, di mana di telapak kakinya terbentang surga.

Diriwayatkan oleh Imam an-Nasâ-i (6/11), al-Hâkim (2/114 dan 4/167) dan ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Kabîr (2/289), dengan sanad mereka dari Mu’awiyah bin Jahimah as-Sulami bahwa ayahnya Jahimah as-Sulami Radhiyallahu anhu  datang kepada Nabi Muhammad SAW dan berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيرُكَ فَقَالَ هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَالْزَمْهَا فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا

Wahai Rasûlullâh! Aku ingin ikut dalam peperangan (berjihad di jalan Allâh Azza wa Jalla ) dan aku datang untuk meminta pendapatmu.” Maka Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kamu mempunyai ibu?” Dia menjawab, “Ya.” Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tetaplah bersamanya! Karena sesungguhnya surga ada di bawah kedua kakinya.”

Selain itu, Rasulullah juga bersabda dalam sebuah hadis yang artinya:

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Maka, perempuan adalah sumber kehidupan, di mana kita semua sebagai anak pasti mempunyai seorang ibu. Ibu telah mengandung dan membesarkan serta mendidik kita. Dalam Al Qur’an, Allah berfirman:

Baca Juga  Kartini Melawan Kejumudan Zaman dengan Ilmu

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Qs. Luqman : 14)

Pendidikan moral dan intelektual anak yang di sekolah biasanya menjadi peran guru, ketika dirumah ibu lah yang menjadi guru bagi anaknya. Meski seorang bapak juga turut serta, namun seorang ayah yang sebagai pencari nafkah membuat ibu lebih sering dan mempunyai waktu bersama buah hatinya.

Maka bisa dibilang, perempuan terlebih seorang ibu, mempunyai peran lebih dalam rumah tangga. Kehidupan anak di masa depan seakan kuncinya terdapat pada peran seorang ibu dalam membimbing buah hatinya, jadi bukan hanya tentang macak, masak, dan manak saja.

Istri Bukan Ratu dan Pembantu

Melihat realita yang ada di sekitar kita yang sering menganggap pekerjaan rumah mulai dari memasak, mencuci baju, hingga menyapu adalah pekerjaan perempuan. Sehingga, saya merasa bahwa lelaki juga harusnya turut serta membantu pekerjaan rumah seorang istri.

Namun, tidak juga kita memperlakukannya bak seorang ratu yang berkuasa, namun menjadikan perannya sebagai partner dalam menuju sakinah hingga jannah. Nabi Muhammad sendiri sangat menghormati istrinya, namun adapula kriteria perempuan yang baik menurut Nabi. Dalam hadis Rasulullah bersabda:

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ

Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.” (HR. An-Nasai)

Dalam hadis lain, Rasulullah Muhammad Shallahu Wa Alaihi Wassalam bersabda :

Andaikan aku memerintahkan manusia sujud kepada sesama manusia, pastilah aku perintahkan wanita bersujud kepada suaminya.

Baca Juga  Kenapa Kedatangan Timnas Israel di Indonesia Perlu Ditolak?

Istri yang menyejukan ketika dipandang, menenangkan ketika berucap, dan taat kepada suami selama sesuai dengan ajaran agama. Merupakan ciri dari wanita baik sebagaimana hadits diatas, namun seorang suami juga harus memperlakukan istri dengan baik pula. Di mana keduanya harus bisa bekerjasama dalam membangun keluarga, begitu pula dalam pembagian tugas yang ada, entah pekerjaan rumah ataupun dalam mendidik anak.

Perempuan yang Dirindukan Surga

Mungkin seperti itulah perempuan yang diganjar surga karena ketaatannya kepada suami atas keimanannya kepada Allah. Namun bagaimana dengan mereka yang belum bersuami? Maka, perempuan yang baik ucapannya, anggun akhlaknya, dan menjaga auratnya adalah para perempuan yang kelak akan di masukan kedalam surganya Allah. Karena wanita merupakan perhiasan sebagaimana hadits Nabi yang berbunyi ;

اَلدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ.

Dunia adalah perhiasan, dan sebaik baik perhiasan adalah wanita shalihah” (HR. Muslim no 1467)

Dalam Al Quran Allah juga memerintahkan perempuan untuk menjaga auratnya;

وَلاَ يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا

Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya” (QS. An Nur: 31). 

Meski seorang bapak juga mampu mendidik anak, tetapi ibu adalah sosok terbaik yang mempunyai peran segala. Ia pun mampu mencari nafkah, sehingga ia menjadi manusia yang seakan serba bisa. Begitu mulia kedudukan perempuan apalagi seorang ibu menurut Islam. Dalam hadits, Rasulullah bersabda:

Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau sukai.” (HR. Ahmad).

***

Perempuan adalah aset dan sumber kehidupan, RA. Kartini, Nyai Walidah dan seluruh perempuan terutama ibu telah berkorban bagi kita. Sudah sepatutnyalah kita berbakti kepadanya, bukan hanya pada hari Ibu, atau hari tertentu. Ibu adalah pejuang bagi setiap anaknya, perempuan hebat yang ada dan selalu ada dalam kehidupan.

Selamat Hari Kartini!

Editor: Nabhan

Hendra Hari Wahyudi
97 posts

About author
Anggota Majelis Pustaka, Informasi dan Digitalisasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur periode 2022-2027
Articles
Related posts
Perspektif

Etika di Persimpangan Jalan Kemanusiaan

1 Mins read
Manusia dalam menjalankan kehidupannya mengharuskan dirinya untuk berfikir dan memutuskan sesuatu. Lalu Keputusan itulah yang nanti akan mengantarkan diri manusia ke dalam…
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds