Tafsir

Perumpamaan Nyamuk dalam Al-Qur’an

3 Mins read

Ilmu Asbab al-Nuzul secara terminologi menurut al-Imam al-Suyutiy adalah sesuatu yang terjadi pada waktu atau masa tertentu dan menjadi penyebab turunnya satu atau beberapa ayat Al-Qur’an. Selain itu, ayat-ayat Al-Qur’an dapat dikategorikan dalam dua macam:

Pertama, ayat-ayat yang turun sebagai petunjuk dan tuntunan bagi manusia tanpa didahului oleh sebab-sebab tertentu, dan kedua, ayat-ayat yang turun sebagai respon atas peristiwa dan realitas yang terjadi di kalangan masyarakat di mana Al-Qur’an diturunkan. Jika dilihat dari segi kuantitas, ayat-ayat pada kategori pertama cenderung lebih banyak ketimbang ayat-ayat pada ketegori kedua.

Hal itu dimaksudkan karena, Al-Qur’an memang pada dasarnya diturunkan sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia tanpa menunggu terjadinya sebuah peristiwa maupun pertanyaan kapada Nabi Muhammad SAW.

Sedangkan di lain sisi, adanya peritiwa atau pertanyaan yang menjadi sebab turunnya sebagian ayat Al-Qur’an harus dipandang sebagai penegasan, bahwa Al-Qur’an diturunkan sebagai tuntunan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan hidup manusia.

Oleh karenanya, dalam artikel ini akan dikupas secara khusus mengenai sebab-sebab turunnya ayat 26 dalam surat Al-Baqarah yang meliputi sebab turunnya ayat dan penafsiran surah Al-Baqarah ayat 26.

Teks Ayat Al-Qur’an dan Terjemahnya

Teks ayat Al-Qur’an yang digunakan dalam artikel ini adalah Surah Al-Baqarah ayat 26 yang berbunyi:

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَسْتَحْيٖ اَنْ يَّضْرِبَ مَثَلًا مَّا بَعُوْضَةً فَمَا فَوْقَهَا ۗ فَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۚ وَاَمَّا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَيَقُوْلُوْنَ مَاذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِهٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهٖ كَثِيْرًا وَّيَهْدِيْ بِهٖ كَثِيْرًا ۗ وَمَا يُضِلُّ بِهٖٓ اِلَّا الْفٰسِقِيْنَۙ

Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Tuhan. Tetapi mereka yang kafir berkata, “Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini?” Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang dibiarkan-Nya sesat, dan dengan itu banyak (pula) orang yang diberi-Nya petunjuk. Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu selain orang-orang fasik. (Al-Baqarah: 26)

Sebab Turunnya Ayat

Menurut al-Wahidi sebab turunnya ayat 26 dalam surah Al-Baqarah tersebut (diambil dari riwayat Ibnu Abbas dari Murrah al-Hamdani dari Ibnu Mas’ud dari sejumlah sahabat) disebabkan perkataan orang-orang munafik yang berkata: “Allah lebih agung dan lebih tinggi dari sekadar membuat perumpamaan semacam ini.”

Baca Juga  Kata al-Nahr dalam Al-Qur’an, Apa Maknanya?

Maksud perkataan “membuat perumpamaan seperti ini,” merupakan pengingkaran orang-orang munafik terhadap perumpamaan yang dibuat oleh Allah SWT kepada mereka, di dalam dua ayat berikut, yaitu:

Pertama, Allah berfirman di dalam surah Al-Baqarah: 17,  مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِى اسْتَوْقَدَ نَارًا (perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api).

Kedua, Allah berfirman di dalam surah Al-Baqarah: 19, اَوْ كَصَيِّبٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ (atau seperti [orang yang ditimpa] hujan lebat dari langit).

Riwayat lain menyebutkan sebab turunnya ayat tersebut yaitu: dari Hasan dan Qatadah berkata, “Ketika Allah menyebutkan lalat (al-dzubab) dan laba-laba (al-ankabut) di dalam Al-Qur’an dan membuat perumpamaan bagi orang-orang musyrik, orang-orang Yahudi tertawa, seraya berkata, “Perumpamaan macam apa, ini kalam Allah.” Kemudian Allah menurunkan ayat tersebut (Al-Baqarah: 26).

Selain itu, menurut al-Imam al-Suyuti terdapat riwayat lain yang menjadi sebab turunnya ayat tersebut. Sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Abi Hatim dari Hasan berkata: “Ketika turun ayat, يٰاَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوْا لَهُ ۗ  (Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu) (Al-Hajj: 73)orang-orang musyrik berkata, “Apa pentingnya perumpamaan-perumpamaan ini diberikan, atau yang menyerupai perumpamaan ini.” Dengan peremehan tersebut, maka Allah menurunkan ayat tersebut (Al-Baqarah: 26).

***

Berdasarkan tiga riwayat di atas tentang sebab turunnya ayat 26 dalam surah Al-Baqarah, al-Imam Ibnu Jarir al-Tabari men-tarjih beberapa riwayat sebagaimana yang ia lakukan di dalam penafsirannya. Menurutnya setiap pendapat memiliki dalil sendiri-sendiri, namun yang paling tepat menurutnya adalah pendapat Ibnu Ma’sud dan Ibnu Abbas.

Karena Allah SWT sudah menginformasikan bahwa dia tidak segan membuat perumpamaan seperti nyamuk ataupun yang lebih kecil dari itu, setelah menyebutkan perumpamaan-perumpamaan bagi orang munafik dalam surah tersebut. Selain perumpamaan-perumpamaan yang ada dalam surah lain.

Baca Juga  Bukan Healing ke Bali, Inilah Tiga Tips Al-Qur'an untuk Jaga Kesehatan Mental!

Penafsiran Surah Al-Baqarah Ayat 26 tentang Nyamuk

Menurut Ibnu Jarir al-Tabari, makna ayat  اِنَّ اللّٰهَ لَا يَسْتَحْيٖ اَنْ يَّضْرِبَ مَثَلًا مَّا بَعُوْضَةً فَمَا فَوْقَهَا ۗ adalah bahwa Allah menginformasikan kepada seluruh makhluknya bahwa Ia, tidak segan memberi perumpamaan sedikitpun, baik yang kecil maupun besar, untuk menguji hamba nya guna memisahkan antara yang beriman maupun yang ingkar.

Hal tersebut ia ambil dari riwayat Abdullah bin Abi Najih dari Mujahid. Selain itu, al-Tabari juga memberikan kesimpulan di akhir penafsirannya setelah menafsirkan dari beberapa riwayat yang lain yaitu: Jadi, Allah tidak hanya menginformasikan tentang nyamuk itu sendiri, dan tidak segan menjadikannya sebagai perumpamaan.

Karena nyamuk merupakan makhluk yang paling lemah. Sebagaimana dikuatkan dari riwayat Abu Sufyan dari Ma’mar dari Qatadah bahwa “nyamuk adalah binatang yang paling lemah.” Hampir sama sebagaimana al-Tabari, Ibnu Kathir lebih meringkas dalam penafsirannya menurutnya Allah SWT memberitahukan bahwa dia “tidak memandang remeh.”

Pendapat lain mengatakan “tidak takut untuk membuat perumpamaan apa saja, baik dalam bentuk kecil maupun besar.” Berbeda dari dua penafsir diatas, Sayyid Qutub lebih rasional dalam menafsirkan ayat tersebut walaupun tidak melupakan makna literalnya. Menurutnya Allah adalah Tuhan bagi mahluk kecil maupun besar, pencipta nyamuk maupun gajah.

***

Adapun mukjizat nyamuk adalah mukjizat bagi gajah itu sendiri, yaitu mukjizat kehidupan dan hanya Allah lah yang mengetahui keajaiban rahasianya. Sedangkan perumpamaan itu bukanlah pada fisik dan bentuk, melainkan alat untuk menerangi dan membuka pandangan. Oleh karenanya di dalam perumpamaan ini, tidak ada sesuatu yang tercela dan tidak perlu malu menyebutnya.

Karena Allah lah yang maha agung hikmahnya, dia hendak menguji hati dan jiwa manusia dengan perumpamaan ini. Dengan demikian, penafsiran ayat (Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu), adalah Allah SWT tidak malu maupun segan apalagi takut dalam memberikan permisalan tersebut.

Baca Juga  Allah Tidak Pernah Medot Janji

Meskipun orang-orang fasik mengingkarinya tetapi tujuan Allah SWT memberikan perumpamaan terebut adalah sebagai alat penerang dan pembuka pandangan bahwa tidak ada perumpamaan yang sia-sia, serta ia ingin menguji hambanya agar dapat membedakan antara yang beriman dan yang ingkar.

Editor: Yahya FR

Ahmad Agus Salim
24 posts

About author
Mahasiswa Magister IAT Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Articles
Related posts
Tafsir

Tafsir at-Tanwir: Relasi Antar Umat Beragama

4 Mins read
Relasi antar umat beragama merupakan diskursus yang selalu menarik untuk dikaji. Khususnya di negara kita, hubungan antar umat beragama mengalami pasang surut….
Tafsir

Puasa itu Alamiah bagi Manusia: Menilik Kembali Kata Kutiba pada Surah Al-Baqarah 183

3 Mins read
Salah satu ayat yang amat ikonik tatkala Ramadhan tiba adalah Surah Al-Baqarah ayat 183. Kendati pernyataan itu terbilang asumtif, sebab saya pribadi…
Tafsir

Surah Al-Alaq Ayat 1-5: Perintah Tuhan untuk Membaca

2 Mins read
Dewasa ini, masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, tampaknya memiliki minat baca yang sangat rendah. Tidak mengherankan jika banyak orang terpengaruh oleh banyak…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *