Setiap saat makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk bisa bertahan hidup. Oksigen berasal dari bahasa Latin Oxygenium yang berarti zat asam atau zat pembakar. Oksigen adalah unsur kimia yang mempunyai lambang O dengan nomor atom 8.
Oksigen merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Oksigen merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam semesta berdasarkan massa (setelah hidrogen dan helium) dan unsur paling melimpah di kerak bumi.
Keberadaan Oksigen di Bumi
Oksigen secara terpisah ditemukan oleh Carl Wilhelm Scheele di Uppsala pada tahun 1773 dan Joseph Priestley di Wiltshire pada tahun 1774. Temuan Priestley lebih terkenal karena publikasinya merupakan yang pertama kali dicetak.
Namun, Priestley memanggil oksigen dengan “dephlogisticated air” dan tidak mengetahuinya sebagai elemen kimia. Istilah oxygen diciptakan oleh Antonie Lavoisier pada tahun 1777 yang eksperimennya dengan oksigen berhasil meruntuhkan teori flogiston pembakaran dan korosi yang terkenal. Ia juga berhasil menjelaskan peran oksigen dalam pembakaran.
Menurut massanya, oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah di biosfer, udara, laut, dan tanah bumi. Sekitar 0,9% massa matahari adalah oksigen. Oksigen mengisi sekitar 49,2% massa kerak bumi dan merupakan komponen utama dalam samudera (88,8% berdasarkan massa).
Gas oksigen merupakan komponen paling umum kedua dalam atmosfer bumi, menduduki 21,0 % volume dan 23,1% massa (sekitar 1015 ton) atmofer. Bumi memiliki ketidaklaziman pada atmosfernya dibandingkan planet-planet lainnya dalam sistem tata surya, karena ia memiliki konsentrasi gas oksigen yang tinggi di atmosfernya.
***
Mars hanya memiliki 0,1% O2 berdasarkan volume dan Venus yang bahkan memiliki kadar konsentrasi yang lebih rendah. Namun, O2 yang berada di planet-planet selain bumi hanya dihasilkan dari radiasi ultraviolet yang menimpa molekul-molekul beratom O2, misalnya CO2. Inilah alasan harus membawa oksigen dalam perjalanan ke luar angkasa.
Hal ini dijelaskan dalam al-Qur’an surah al-An’am ayat 125:
فَمَنْ يُّرِدِ اللّٰهُ اَنْ يَّهْدِيَهٗ يَشْرَحْ صَدْرَهٗ لِلْاِسْلَامِۚ وَمَنْ يُّرِدْ اَنْ يُّضِلَّهٗ يَجْعَلْ صَدْرَهٗ ضَيِّقًا حَرَجًا كَاَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِى السَّمَاۤءِۗ كَذٰلِكَ يَجْعَلُ اللّٰهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Artinya: “Barang siapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk). Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barang siapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.”
Al-Qur’an memberikan kiasan bagi orang-orang yang sesat dari jalan Allah, seakan-akan dada mereka sesak lagi sempit. Allah mengibaratkan mereka dengan orang yang mendaki ke langit, karena di luar angkasa kadar oksigen sangatlah kurang. Mereka tidak mampu bernapas dengan baik, sehingga dada mereka menjadi sesak.
Pembentukan Oksigen dalam Ilmu Kimia dan Al-Quran
Al-Qur’an juga membahas bagaimana proses oksigen bisa terbentuk. Ilmu pengetahuan mengatakan, bahwa oksigen dihasilkan oleh fotosintesis tumbuhan. Tanpa adanya tumbuhan yang berfotosintesis, maka oksigen akan lenyap dari bumi. Dalam Al-Qur’an surah al-Waqi’ah ayat 71-72 disebutkan.
اَفَرَءَيْتُمُ النَّارَ الَّتِيْ تُوْرُوْنَۗ ءَاَنْتُمْ اَنْشَأْتُمْ شَجَرَتَهَآ اَمْ نَحْنُ الْمُنْشِـُٔوْنَ
Artinya: “Maka pernahkan kamu memperhatikan tentang api yang kamu nyalakan (dengan kayu)? Kamukah yang menumbuhkan kayu itu ataukah Kami yang menumbuhkan?.”
Al-Qur’an menyatakan dalam sebuah rumus fisika, yang saat ini dikenal dalam ilmu pengetahuan sebagai proses fotosintesis, yaitu 6 CO2 + 6 H2O + sinar matahari + klorofil = C6H12O6 + 6 O2. Al-Qur’an menjelaskan bahwa terbentuknya oksigen berasal dari sinar matahari, karbondioksida, dan klorofil yang berasal dari tumbuhan untuk melakukan fotosintesis.
Salah satu unsur terbentuknya oksigen diperlukan kehadiran tumbuhan yang hidup. Tahapan selanjutnya adalah api tidak bisa menyala tanpa adanya oksigen. Allah ingin menyampaikan bahwa oksigen sebagai unsur menjadikan terbentuknya api tersebut berasal dari tumbuhan. Tanpa adanya fotosisntesis dari tumbuhan, maka tidak akan ada oksigen.
Allah juga menjelaskan proses terbentuknya oksigen secara lebih mendalam dalam surah Yasin ayat 80:
الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ الْاَخْضَرِ نَارًاۙ فَاِذَآ اَنْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَ
Artinya: “yaitu (Allah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau, maka seketika itu kamu nyalakan (api) dari kayu itu.”
Ayat ini bercerita tentang warna tumbuhan, yaitu hijau. Ilmu pengetahuan menyebut zat hijau daun disebut klorofil, yaitu zat yang melakukan fotosintesis pada tumbuhan. Tanpa klorofil, maka tumbuhan tidak akan mampu berfotosintesis dan bisa menghasilkan oksigen.
Kemudian Istilah fotosintesis baru dijelaskan oleh ilmuwan pada abad ke-18. Namun, cara kerja dan urgensi dari fotosintesis sudah diterangkan dalam al-Qur’an 15 abad yang lalu.
Editor: Saleh