Perspektif

Rethinking Kalender Islam 1443 H di Berbagai Negara

4 Mins read

Kalender Islam 1443 H yang digunakan di berbagai negara, permulaan tahun baru dimulai secara beragam. Sebagian awal Muharam 1443 H ditetapkan jatuh pada tanggal 9 Agustus 2021 dan sebagian yang lain jatuh pada tanggal 10 Agustus 2021. Begitu pula dalam penentuan awal bulan Zulhijah 1443 H juga terjadi perbedaan. Sebagian menetapkan awal Zulhijah 1443 H jatuh pada hari Kamis 30 Juni 2022 dan sebagian yang lain menetapkan pada hari Jum’at 1 Juli 2022.

Tulisan sederhana ini ingin mengkaji ulang kalender Islam anggota MABIMS (Indonesia, Malaysia, Singapore, dan Brunei Darussalam), Turki, Mesir, dan Saudi Arabia. Khusus Indonesia diambil tiga kalender Islam yang sangat berpengaruh di negeri ini untuk mewakili kriteria wujudul hilal, visibilitas hilal, dan rukyatul hilal.

Kajian ini difokuskan untuk melihat kesesuaian jumlah hari antara yang tertulis dalam kalender dan implementasinya. Tiga kalender Islam Indonesia yang dimaksud adalah Kalender Muhammadiyah, Almanak Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, dan Taqwim Standar Indonesia Kementerian Agama RI.

Berdasarkan hasil kajian dengan merujuk berbagai kalender Islam yang berkembang dan hasil observasi di lapangan ditemukan jumlah hari yang tertera di Kalender Islam Muhammadiyah semua sesuai dengan implementasi sejak Muharam hingga Zulhijah (100%). Taqwim Standar Indonesia diterbitkan Kementerian Agama RI ditemukan yang sesuai teori dan implementasi berjumlah 8 bulan (67%) dan tidak sesuai dengan implementasi berjumlah 4 bulan (33%). Empat bulan yang tidak sesuai adalah Syakban, Ramadan, Zulkaidah, dan Zulhijah.

Ketidaksesuaian tersebut disebabkan adanya perubahan kriteria visibilitas hilal MABIMS dari 2,3, 8 berubah menjadi 3,6.4. Semula berdasarkan kriteria 2,3,8 awal Ramadan 1443 sesuai keputusan Temu Kerja Hisab Rukyat di Yogyakarta tahun 2020/1441 diprediksi akan dimulai secara serempak karena sudah memenuhi kriteria.

Namun dalam Sidang Isbat Awal Ramadan 1443 H, kriteria baru (3,6.4) mulai diterapkan. Dalam sidang Isbat dilaporkan berdasarkan data hisab yang dikompilasi posisi hilal belum memenuhi kriteria baru dan tidak ada laporan keberhasilan melihat hilal. Sehingga perbedaan tidak bisa dihindari (lihat tabel 1).

Baca Juga  Tiga Alasan Mengapa Umat Islam Boleh Golput

Pada Almanak Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ditemukan sesuai teori dan implementasi berjumlah 6 bulan (50%) dan tidak sesuai dengan implementasi 6 bulan (50%). Hal ini terjadi disebabkan adanya perubahan kriteria dalam menyusun kalender hijriah tahun 2021 dan 2022 serta hasil observasi di lapangan. Kalender yang terbit tahun 2021 masih menggunakan kriteria visbilitas hilal MABIMS (2,3,8). Sedangkan kalender yang terbit tahun 2022 menggunakan kriteria baru hasil keputusan Muktamar 2021/1443 di Lampung.

Tabel 1. Jumlah Hari dalam Kalender Islam 1443 di Indonesia

Keterangan : V = Sesuai  dan  X = Tidak Sesuai

Selanjutnya kalender Islam Singapore yang dikeluarkan oleh Majelis Ugama Islam Singapore (MUIS) ditemukan semua jumlah hari yang tertera di kalender Islam sesuai dengan implementasi sejak Muharam hingga Zulhijah (100%). Kalender Islam Jabatan Kemajuan Islam Malaysia ditemukan satu bulan (8%) jumlah hari tidak sesuai dengan yang tertera di kalender yaitu bulan Ramadan. Pada kalender JAKIM tertulis Ramadan berjumlah 30 hari namun praktiknya menjadi 29 hari. Kalender Islam Brunei Darussalam kasusnya sama dengan Taqwim Standar Indonesia (lihat tabel 2).

Perbedaan anggota MABIMS dalam menyusun kalender Islam 1443 H disebabkan penggunaan Neo-Visibilitas Hilal MABIMS (3,6.4) tidak serempak. Malaysia menggunakan Neo-Visibilitas Hilal MABIMS sejak awal tahun 1443 H diikuti Singapore awal tahun 2022. Indonesia dan Brunei Darussalam menggunakannya pada penetapan awal Ramadan 1443 H. Khusus Indonesia selain ketidaksesuaian antara teori dan implementasi selama tahun 1443 H telah terjadi perbedaan 6 kali yaitu Safar, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Rajab, Ramadan, dan Zulhijah.

Tabel 2. Jumlah Hari dalam Kalender Islam 1443 di Singapore, Malaysia, dan Brunei Darussalam

Keterangan : V = Sesuai  dan  X = Tidak Sesuai

Sementara itu kalender Islam Turkiye yang sejak tahun 2016 merujuk hasil konferensi Turkiye semuanya sesuai antara teori dan implementasi. Hal ini diikuti Mesir dan Saudi Arabia. Kalender Turkiye dan Mesir menetapkan awal Muharam 1443 jatuh pada tanggal 9 Agustus 2021 dan setahun berjumlah 355 hari. Disisi lain Kalender Ummul Qura Saudi Arabia menetapkan awal Muharam 1443 jatuh pada tanggal 10 Agustus 2021 dan setahun berjumlah 354 hari (lihat tabel 3). Ketetapan Kalender Ummul Qura ini sama dengan kalender Islam yang berkembang di lingkungan anggota MABIMS.

Baca Juga  Reuni 212, Ruang Publik, dan Politik Birokrasi

Tabel 3. Jumlah Hari dalam Kalender Islam 1443 di Turkiye, Mesir, dan Saudi Arabia

Keterangan : V = Sesuai  dan  X = Tidak Sesuai

Berdasarkan uraian di atas meskipun terjadi ketidaksesuaian antara teori dan implementasi serta permulaan tahun dapat dinyatakan seluruh kalender Islam 1443 H yang digunakan di berbagai negara di atas sesuai dengan pesan nas baik al-Qur’an maupun as-Sunah. Hal ini dikarenakan jumlah hari setiap bulan tidak kurang dari 29 hari dan tidak lebih dari 30 hari.

Hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim menyebutkan bahwa “usia setiap bulan kadang-kadang 29 hari dan kadang-kadang 30 hari”. Begitu pula jumlah hari setahun tidak kurang dari 354 hari dan tidak lebih dari 355 hari. Dengan kata lain “batas minimal dan maksimal sudah terpenuhi”. Akhirnya semua kalender Islam di atas akan memulai tahun baru 1444 H jatuh secara serempak pada hari Sabtu 30 Juli 2022.

Hasil kajian di atas menggambarkan bahwa kalender Islam merupakan “produk ijtihad”. Untuk mewujudkan kalender Islam pemersatu sesungguhnya bukanlah hal yang sulit jika semua pihak terkait berusaha memadukan “law in book dan law in action”. Tidak kalah pentingnya adalah keterbukaan pola pikir.

Kehadiran kalender Islam global merupakan “visi bersama” yang perlu dirumuskan kapan hal tersebut ingin diwujudkan. Visi bersama harus diturunkan dalam bentuk misi dan strategi. Tahapan-tahapan harus dirumuskan pula sehingga perjalanan mewujudkan penyatuan kalender Islam terarah, terencana, dan terukur. Dengan demikian kehadiran “peta penyatuan kalender Islam” sangat diperlukan.

𝘞𝘢 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩𝘶 𝘈’𝘭𝘢𝘮 𝘣𝘪 𝘢𝘴-𝘚𝘢𝘸𝘢𝘣

BAHAN BACAAN

Almanak PB NU tahun 2021 dan 2022.

Arwin Juli Rahmadi Butar-Butar. Penentuan Awal Bulan di Mesir dan Arab Saudi, cet. 1, Surabaya : Media Sahabat Cendekia, 2019.

Baca Juga  Indonesia: Negara Paling Dermawan di Dunia

Dalil al-Falaki 1443 H.

Kalender Muhammadiyah tahun 2021 dan 2022.

Kalender MUIS tahun 2021 dan 2022.

Majelis Tarjih dan Tajdid. Pedoman Hisab Muhammadiyah, Cet. 2, Yogyakarta : MTT PPM, 1430 H/2009.

Taqwim 2021 Miladiah/1442-1443

Taqwim 2022 Miladiah/1443-1444.

Taqwim Diyanet 2021 dan 2022.

Taqwim Standar Indonesia tahun 2021 dan 2022.

Taqwim Ummul Qura 1443 H.

Wawancara dengan Muh. Ma’rufin Sudibyo, Wakil Sekretaris Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) pada hari Ahad 3 Juli 2022/ 4 Zulhijah 1443 H pukul 09.30 WIB.

Wawancara dengan Dr. KH. Shofiyulloh, M.Si, Wakil Ketua Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) pada hari Sabtu 2 Juli 2022/ 3 Zulhijah 1443 H pukul 18.30 WIB.

Wawancara dengan Drs. KH. Sirril Wafa, M.A, Ketua Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) pada hari Sabtu 2 Juli 2022/ 3 Zulhijah 1443 H pukul 20.40 WIB.

Wawancara dengan Drs. KH. Slamet Hambali, M.Si, Anggota Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) pada hari Sabtu 2 Juli 2022/ 3 Zulhijah 1443 H pukul 19.30 WIB.

Wawancara dengan H. Mahadi bin H MD. Tahir, Ahli Astronomi Islam Brunei Darussalam pada hari Rabu 29 Juni 2022/ 29 Zulkaidah 1443 H pukul 19.30 WIB.

Editor: Yusuf

Avatar
45 posts

About author
Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Divisi Hisab dan Iptek Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan Direktur Museum Astronomi Islam.
Articles
Related posts
Perspektif

Moderasi Hilirisasi Haji

3 Mins read
Dalam beberapa tahun terakhir, hilirisasi haji telah menjadi sorotan penting di Indonesia. Berangkat dari visi untuk memberikan pelayanan haji yang berkualitas dan…
Perspektif

AI dan Masa Depan Studi Astronomi Islam

4 Mins read
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) merupakan program komputer yang dirancang dan dihadirkan untuk dapat meniru kecerdasan manusia, termasuk kemampuan pengambilan keputusan,…
Perspektif

Pendidikan sebagai Dasar Pembentuk Nilai Hidup

3 Mins read
“Pendidikan (opvoeding) dan pengajaran (onderwijs) merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds