Report

Riset: Meluruskan Tafsir Al-Wala wal Bara’ untuk Pendidikan Islam Anti-Kekerasan

1 Mins read

IBTimes.ID – Yusuf Hanafiah dan timnya baru-baru ini menganalisis teks-teks klasik dalam tradisi Islam, termasuk Al-Qur’an, Hadis, dan pemikiran para ulama-ulama terkemuka. Mereka meneliti tentang konsep Al-Wala wal Bara’ yang selama ini kerap disalahpahami oleh kalangan umat Islam.

Hasil analisis mereka menunjukkan bahwa konsep Al-Wala wal Bara’ sebenarnya lebih mengedepankan sikap inklusif, pemahaman yang toleran, dan saling menghormati terhadap perbedaan.

Penelitian yang mereka lakukan menyoroti pentingnya memahami konteks historis dan budaya yang melatarbelakangi konsep tersebut. Dalam IJISH, artikel yang berjudul Unveiling the true concept of al-wala’ wal baro’: a refreshing perspective on aqidah nir radicalism in islamic education menjelaskan bahwa, dalam konteks pendidikan Islam, perlunya mengenalkan siswa pada pemahaman yang benar tentang konsep Al-Wala wal Bara’ kemudian menanamkan kepada mereka akan pentingnya membangun sikap inklusif, toleran, dan saling menghormati dalam perbedaan.

Yusuf Hanafiah menyatakan, “melalui penelitian ini, kami berharap dapat menyajikan perspektif yang lebih menyegarkan dan benar terkait konsep Al-Wara wal Bara’ yang sering disalapahami bahkan dipersempit maknanya oleh orang-orang.

“Kami ingin memberikan kontribusi positif dalam memerangi radikalisme aqidah nir dan membangun pendidikan Islam yang inklusif dan toleran”, sambungnya.

Hasil penelitian Yusuf Hanafiah dan timnya mendapatkan apresiasi dari kalangan akademisi dan para praktisi pendidikan Islam. Harapannya, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi pembangunan kurikulum pendidikan Islam yang mempromosikan perdamaian, toleransi, dan sikap saling menghormati dalam konteks kebhinekaan yang ada.

Dengan adanya hasil penelitian ini, menjadi harapan dan upaya untuk mengubah persepsi negatif tentang konsep Al-Wara wal Bara’ menjadi sesuatu yang lebih positif dan konstruktif semakin besar. Terutama dalam memerangi radikalisme aqidah nir, pendidikan Islam dapat menjadi kekuatan positif yang membangun masyarakat yang harmonis dan saling menghormati dan menghargai.

Baca Juga  Muhammadiyah on the Track: Intelektual Independen di Tengah Kecenderungan Menguatnya Aliansi Politik-Ulama di Indonesia

(Soleh)

Avatar
1343 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Report

Savic Ali: Muhammadiyah Lebih Menderita karena Salafi Ketimbang NU

2 Mins read
IBTimes.ID – Memasuki era reformasi, Indonesia mengalami perubahan yang signifikan. Lahirnya ruang keterbukaan yang melebar dan lapangan yang terbuka luas, nampaknya menjadi…
Report

Haedar Nashir: dari Sosiolog Menjadi Begawan Moderasi

2 Mins read
IBTimes.ID – Perjalanannya sebagai seorang mahasiswa S2 dan S3 Sosiologi Universitas Gadjah Mada hingga beliau menulis pidato Guru Besar Sosiologi di Universitas…
Report

Siti Ruhaini Dzuhayatin: Haedar Nashir adalah Sosok yang Moderat

1 Mins read
IBTimes.ID – Siti Ruhaini Dzuhayatin Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyebut, bahwa Haedar Nashir adalah sosok yang moderat. Hal itu terlihat…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *