Fatwa

Salat Khifdzi: Salat Penguat Hafalan, Benarkah?

2 Mins read

Beberapa orang memepercayai suatu amalan, yang mana jika dilakukan, dapat meningkatkan daya ingat, khususnya agar bisa menghafalkan Al-Qur’an. Amalan itu  namanya salat khifdzi. Salat ini diamalkan pada malam Jum’at sebanyak empat rakaat. Rakaat pertama membaca al-Fatihah dan Yasin. Rakaat kedua al-Fatihah dan ad-Dukhan. Rakaat ketiga al-Fatihah dan as-Sajdah. Rakaat keempat al-Fatihah dan al-Mulk.

Dalil dari salat khifdi, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi: Saat itu datanglah Ali bin Abi Thalib ke Rasulullah saw., Ali berkata: “Demi bapak dan ibuku (kata penghormatan), saya ini selalu lupa pada ayat-ayat yang saya hafalkan”. Rasulullah berkata: “Maukah aku mengajarimu ilmu yang bermanfaat bagimu yang mana setelah kamu mempraktikkan ilmu tersebut, maka kamu tidak akan lupa”. Ali berkata: “Mau ya Rasulullah”. Rasulullah berkata: “Ketika malam Jum’at, berdirilah shalat, jika kamu mampu maka shalatlah pada sepertiga malam terakhir, karena saat itu adalah waktu mustajabnya doa. Jika tidak mampu, maka shalatlah di tengahnya malam. Jika tidak mampu juga, maka shalatlah di awalnya malam. Shalatlah empat rakaat. Pada rakaat pertama, bacalah al-Fatihah dan surah Yasin. Pada rakaat kedua bacalah al-Fatihah dan surat ad-Dukhan. Pada rakaat ketiga bacalah al-Fatihah dan surah as-Sajdah. Pada rakaat keempat bacalah al-Fatihah dan surah al-Mulk. Dan setelah shalat selesai, maka bacalah dzikir kepada Allah lalu bacalah shalawat kepada-ku dan mendoakan baik kepada semua Nabi, dan memintakan ampun pada semua orang beriman, kemudian berdoalah dengan doa khifdzi ini, maka kerjakanlah shalat dan doa khifdzi tadi sebanyak tiga kali malam Jum’at, atau lima kali malam Jum’at, atau tujuh kali malam Jum’at, maka atas seizin Allah pasti engkau dikabulkan (yaitu tidak gampang lupa hafalannya)”.

Baca Juga  Fatwa Muhammadiyah tentang Tarekat Shiddiqiyyah

Doa khifdi (dibaca setelah shalaat khifdzi, dzikir, shalat):

اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِتَرْكِ الْمَعَاصِي أَبَدًا مَا أَبْقَيْتَنِي وَارْحَمْنِي أَنْ أَتَكَلَّفَ مَا لَا يَعْنِينِي وَارْزُقْنِي حُسْنَ النَّظَرِ فِيمَا يُرْضِيكَ عَنِّي اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِي لَا تُرَامُ أَسْأَلُكَ يَا أَللهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلَالِكَ وَنُورِ وَجْهِكَ أَنْ تُلْزِمَ قَلْبِي حِفْظَ كِتَابِكَ كَمَا عَلَّمْتَنِي وَارْزُقْنِي أَنْ أَتْلُوَهُ عَلَى النَّحْوِ الَّذِي يُرْضِيكَ عَنِّيَ اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِي لَا تُرَامُ أَسْأَلُكَ يَا أَللهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلَالِكَ وَنُورِ وَجْهِكَ أَنْ تُنَوِّرَ بِكِتَابِكَ بَصَرِي وَأَنْ تُطْلِقَ بِهِ لِسَانِي وَأَنْ تُفَرِّجَ بِهِ عَنْ قَلْبِي وَأَنْ تَشْرَحَ بِهِ صَدْرِي وَأَنْ تَغْسِلَ بِهِ بَدَنِي فَإِنَّهُ لَا يُعِينُنِي عَلَى الْحَقِّ غَيْرُكَ وَلَا يُؤْتِيهِ إِلَّا أَنْتَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيم

Akhirnya Ali bin Abi Thalib mempraktikkan shalat khifdzi selama lima kali atau tujuh kali pada setiap malam Jum’at.

Pembahasan Tentang Salat Khifdzi

Perlu diketahui bahwa hadis yang tertera di atas terdapat dalam Sunan at-Tirmidzi, bab ad-Du’awaat, dengan sub-bab Do’a Hifzhi nomor 3570. Berikut ini redaksi hadis sebagaimana yang saudara kutip terjemahnya:

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْحَسَنِ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدِّمَشْقِيُّ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ وَعِكْرِمَةَ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ جَاءَهُ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ فَقَالَ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي تَفَلَّتَ هَذَا الْقُرْآنُ مِنْ صَدْرِي فَمَا أَجِدُنِي أَقْدِرُ عَلَيْهِ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَبَا الْحَسَنِ أَفَلَا أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ يَنْفَعُكَ اللهُ بِهِنَّ وَيَنْفَعُ بِهِنَّ مَنْ عَلَّمْتَهُ وَيُثَبِّتُ مَا تَعَلَّمْتَ فِي صَدْرِكَ قَالَ أَجَلْ يَا رَسُولَ اللهِ فَعَلِّمْنِي قَالَ إِذَا كَانَ لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ فَإِنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَقُومَ فِي ثُلُثِ اللَّيْلِ الْآخِرِ فَإِنَّهَا سَاعَةٌ مَشْهُودَةٌ وَالدُّعَاءُ فِيهَا مُسْتَجَابٌ وَقَدْ قَالَ أَخِي يَعْقُوبُ لِبَنِيهِ { سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّي } يَقُولُ حَتَّى تَأْتِيَ لَيْلَةُ الْجُمْعَةِ فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقُمْ فِي وَسَطِهَا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقُمْ فِي أَوَّلِهَا فَصَلِّ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ تَقْرَأُ فِي الرَّكْعَةِ الْأُولَى بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَةِ يس وَفِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَحم الدُّخَانِ وَفِي الرَّكْعَةِ الثَّالِثَةِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَالم تَنْزِيلُ السَّجْدَةِ وَفِي الرَّكْعَةِ الرَّابِعَةِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَتَبَارَكَ الْمُفَصَّلِ فَإِذَا فَرَغْتَ مِنْ التَّشَهُّدِ فَاحْمَدْ اللهَ وَأَحْسِنْ الثَّنَاءَ عَلَى اللهِ وَصَلِّ عَلَيَّ وَأَحْسِنْ وَعَلَى سَائِرِ النَّبِيِّينَ وَاسْتَغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلِإِخْوَانِكَ الَّذِينَ سَبَقُوكَ بِالْإِيمَانِ ثُمَّ قُلْ فِي آخِرِ ذَلِكَ

At-Tirmidzi berpendapat bahwa hadis di atas adalah hadis hasan gharib, yang tidak diketahui kecuali dari Walid ibn Muslim. Imam Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak nomor 316/317 mengatakan bahwa hadis tersebut adalah hadis gharib. Hadis tersebut dianggap cacat karena yang pertama ada ‘An‘anah ibnu Jarir dan yang kedua adalah karena di dalam sanadnya terdapat nama Sulaiman ad-Dimasyqi yang menyebutkan hadis tersebut hanya dengan hafalannya.

Baca Juga  Apa Hukum Wanita Bernyanyi?

Al-Albani dalam bab Silsilah adl-Dlaifah menyebutkan bahwa hadis tersebut adalah hadis munkar. Dari beberapa pendapat di atas, ada yang mengatakan hadis tersebut maqbul (dapat diterima) dan ghairu maqbul (tidak dapat diterima). Namun berdasarkan kaidah dalam ilmu hadis, yaitu الجَرْحُ مُقَدَّمٌ عَلَى التَّعْدِيلِ (yang cacat didahulukan atas yang kuat), maka kami mengambil pendapat bahwa hadis tersebut tidak dapat dijadikan dalil.

Wallahu a‘lam bish-shawab.

Sumber: Fatwa Tarjih Muhammadiyah No.5 Tahun 2015

Related posts
Fatwa

Meluruskan Bacaan Takbir Hari Raya: Bukan Walilla-Ilhamd tapi Walillahilhamd

1 Mins read
IBTimes.ID – Membaca takbir ketika hari raya merupakan salah satu sunnah atau anjuran yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Anjuran tersebut termaktub di…
Fatwa

Menggibahi Orang Lain di Group WhatsApp, Bolehkah?

2 Mins read
Di era banjirnya informasi yang tak dapat terbendungkan, segala aktivitas manusia nampaknya bisa dilacak dan diketahui dari berbagai media sosial yang ada….
Fatwa

Fatwa Muhammadiyah tentang Tarekat Shiddiqiyyah

4 Mins read
IBTimes.ID – Menurut Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, tarekat adalah jalan, cara, metode, sistem, mazhab, aliran, haluan, keadaan dan atau tiang…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *