Perspektif

Stop Mendirikan Amal Usaha Muhammadiyah!

4 Mins read

Judul dari tulisan ini adalah kalimat yang ingin saya sampaikan untuk Muhammadiyah. Tapi jangan terburu-buru menilai bahwa saya adalah orang yang ingin menghambat kemajuan Muhammadiyah, terutama dalam pengembangan Amal Usaha Muhammadiyah. Saya selesaikan dulu tulisan ini, dan silahkan dibaca apa maksud saya sesungguhnya.

Bukti Nyata Kontribusi Muhammadiyah

Kita tahu bahwa sudah lebih dari seabad Muhammadiyah berdiri dan terus berkontribusi. Di awal pendiriannya kita mengenal tiga bentuk amal Muhammadiyah yakni Feeding, Healing, dan Schooling. Dari tiga itu kita bisa lihat bukti nyatanya hadir dan menjamur di mana-mana Amal Usaha Muhammadiyah dalam bentuk Rumah Sakit, Sekolahan, Panti Asuhan, dan lain lain.

Amal Usaha Muhammadiyah menjadi yang terbanyak sedunia yang dimiliki oleh sebuah organisasi. Hal itu karena bisa dihitungnya bentuk dari Amal Usaha Muhammadiyah ini lewat bangunan dan gedung-gedung di seluruh penjuru negeri. Tentu ini menjadi bukti nyata bahwa Muhammadiyah telah berkontribusi untuk negeri.

Tapi perlu diingat, kontribusi Muhammadiyah juga tidak hanya berbentuk bangunan. Masih banyak kontribusi Muhammadiyah dalam membangun masyarakat Indonesia untuk menjadi masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Saya sebagai kader Muhammadiyah tentu bangga dengan Amal Usaha Muhammadiyah dan berbagai peran lainnya.

Namun tak bisa bangga sebangga-bangganya, ada pekerjaan rumah yang perlu dipikir ulang oleh Muhammadiyah.

Ada Pekerjaan Rumah yang Banyak Dilupakan

Ternyata, pekerjaan rumah Muhammadiyah masih banyak yang terlupakan. Dari berbagai Amal Usaha Muhammadiyah, yang menjadikan Muhammadiyah besar tentunya, perlu stop dulu sebentar dan memikirkannya. Bagi saya, hal ini menjadi penting, sambil merefleksikan sebenarnya mau dibawa ke mana Muhammadiyah ini.

PR besar menurut saya, mungkinkah Muhammadiyah menganggap ini PR kecil sehingga terlupakan. Atau bisa jadi sudah ada yang memikirkannya. Tapi bagi saya perlu disampaikan karena saya masih melihat banyak yang melupakan atau terlupakan.

Baca Juga  Meneladani Pak AR: Jangan Takut Nongkrong di Istana!

Ada hal yang terlewat dari berbagai Amal Usaha Muhammadiyah. Amal Usaha Muhammadiyah didirikan adalah untuk membangun masyarakat. Tapi tidak semua masyarakat, terutama umat, menikmati dan mencicipi Amal Usaha Muhammadiyah.

Mengapa saya katakan begitu? Hal ini muncul ketika saya tidak melihat fasilitas dari Amal Usaha Muhammadiyah tidak ramah difabel, tidak ramah lingkungan, dan tidak menggapai masyarakat kelas bawah. Dari tiga alasan ini, saya ingin katakan, “Stop Mendirikan Amal Usaha Muhammadiyah!”

Kurang Peduli dengan Difabel

Disabilitas atau difabel atau mereka yang memiliki kekurangan tidak terfasilitasi oleh Muhammadiyah dalam pendiriannya. Coba dipikir ulang, sudahkah pendirian gedung disediakan tempat untuk kursi roda lewat? Sudahkan dilengkapi dengan petunjuk arah lokasi berupa tulisan? Apakah terpikirkan untuk membuat fasilitas yang ramah disabilitas?

Tentunya, pertanyaan ini perlu dijawab dan menjadi evaluasi dalam pembangunan fasilitas di gedung gedung Amal Usaha maupun tempat lain. Harusnya Muhammadiyah turut serta menjadi penolong bagi mereka yang kekurangan. Saya tidak menggeneralisir bahwa semua gedung Muhammadiyah tidak ramah disabilitas, mungkin sudah ada, tapi apakah sudah maksimal?

Hal itu tentu perlu dipikirkan bukan? Jangan sampai Muhammadiyah menjadi penyulit disabilitas untuk terus beraktivitas di luar, terutama di lingkungan Muhammadiyah. Jangan sampai Muhammadiyah acuh. Muhammadiyah harus adil dan arif menyikapi persoalan ini. Jadi, stop dulu, coba dievaluasi. Muhammadiyah harus inklusif terhadap mereka yang miskin akses.

Sudahkah Muhammadiyah Ramah Lingkungan?

Pertanyaan ini perlu dijawab oleh Muhammadiyah. Isu tentang Lingkungan hidup harus terus dikaji dalam Muhammadiyah. Namun, apakah isu tentang lingkungan hanya menjadi bahasan saja? Sudahkah Muhammadiyah menerapkan bahasan yang sedikit itu di lingkungan Muhammadiyah? Sudahkah para Pimpinan/Kader/Pengurus yang bekerja atau siapa pun sudah memahami dan menerapkannya?

Baca Juga  Post-Moderatisme: Melampaui Muhammadiyah-NU

Tidak hanya isu lingkungan, tapi isu-isu yang lain. Jangan menunggu sampai ada instruksi tapi penyadaran ini harus dimasukkan dalam kurikulum perkaderan dan bahasan dalam pengajian-pengajian Muhammadiyah. Jangan kita menunggu bencana datang, baru Muhammadiyah turun dengan MDMC-nya. Tapi, mulailah dari hal kecil, salah satunya penerapan hidup yang ramah lingkungan, hemat energi, dan lain sebagainya.

Muhammadiyah harus tegas dalam menyikapi para kadernya untuk terus menjaga lingkungan. Hari ini persoalan iklim dan meningkatnya gas rumah kaca meningkat. Muhammadiyah harus turut serta menanggulangi dan terus melakukan berbagai penelitian lewat Perguruan Tinggi dan ilmuwan-ilmuwan Muhammadiyah dikerahkan untuk mitigasi bencana.

Banyak yang harus dilakukan Muhammadiyah selain membangun gedung-gedung, yang bahkan malah merusak lingkungan karena tidak melakukan perencanaan pembangunan dengan perspektif ramah lingkungan. Gedung-gedung yang didirikan Muhammadiyah malah menghabiskan lahan hutan, pepohonan ditebang untuk pendirian gedung Amal Usaha Muhammadiyah.

Coba Muhammadiyah memikirkan bahwa tugas kita bukan hanya bertanggung jawab kepada manusia yang membutuhkan saja, tetapi lingkungan, bumi yang kita tinggali ini juga menjadi tanggung jawab Muhammadiyah, ya kita bersama. Bumi juga butuh perlindungan dari Muhammadiyah.
Apakah tidak terpikir untuk membuat Amal Usaha Muhammadiyah berbentuk taman pengijauan, atau kampung konservasi, atau hutan Muhammadiyah. Itu juga bisa menjadi Amal Usaha Muhammadiyah, namun ya memang tidak non provit. Tidak ada uang kembali dari situ. Maka mulailah Muhammadiyah membangun Amal Usaha dalam bentuk penghujauan dan menyelamatkan bumi. Tanah wakaf pun jangan selalu didirikan bangunan. Muhammadiyah juga harus berani melawan kebijakan pemerintah yang tidak pro-lingkungan hidup. Melawan oligarki, korporasi, dan para perusak bumi lainnya.

Amal Usaha Muhammadiyah untuk Siapa?

Nah, pertanyaan ini pun perlu Muhammadiyah jawab. Sebenarnya, untuk siapa Amal Usaha Muhammadiyah yang banyak ini? Sudahkah tepat sasaran dan memberikan kebermanfaatan bagi semuanya? Tidak memandang siapa dompetnya yang tebal, maka dia bisa menikmati sekolah Muhammadiyah, menikmati pelayanan rumah sakit Muhammadiyah.

Baca Juga  Bocoran Haedar Nashir: Setelah Masjid At-Tanwir, Presiden Bantu Masjid UNISA

Tentu saja saya tidak menuduh. Sedikit aktif di IPM yang basisnya pelajar dan IMM yang basisnya mahasiswa telah menyadarkan saya. Banyak keluhan tentang mahalnya uang SPP sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah. Banyak keluhan, tak mau berobat di Rumah Sakit Muhammadiyah karena tidak mampu membayar biaya.

Stop dulu membangun dan mendirikan Amal Usaha Muhammadiyah. Stop dulu pembangunan amal usaha yang merobohkan pohon-pohon. Sebenarnya, Muhammadiyah memihak siapa? Untuk siapa? Dan kenapa mendirikan amal usaha?
Saya kira tak banyak, tiga alasan ini saja dulu yang mengharuskan Muhammadiyah menyetop pendirian amal usaha. Bukan berarti saya menghambat kemajuan Muhammadiyah. Tapi kita harus malu dengan slogan berkemajuan Muhammadiyah karena hal-hal yang saya rasa penting ini perlu diperhatikan lagi.

Jadi, stop pendirian Amal Usaha Muhammadiyah, sekarang evaluasi kira-kira ditengok lagi AUM yang sudah ada. Untuk seterusnya, ya silahkan. Saya selalu mendukung gerak langkah Muhammadiyah. Tapi jangan sampai kita terlena akan hal-hal yang menjauhkan dari ideologi dan tujuan Muhammadiyah itu sendiri serta pelestarian alam yang sering terlupakan.

Editor: Arif

Avatar
3 posts

About author
Mahasiswi Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta, Ketua Umum IMM Komisariat Ushuluddin UIN Jakarta, Anggota LAPSI PP IPM
Articles
Related posts
Perspektif

Tak Ada Pinjol yang Benar-benar Bebas Riba!

3 Mins read
Sepertinya tidak ada orang yang beranggapan bahwa praktik pinjaman online (pinjol), terutama yang ilegal bebas dari riba. Sebenarnya secara objektif, ada beberapa…
Perspektif

Hifdz al-'Aql: Menangkal Brain Rot di Era Digital

4 Mins read
Belum lama ini, Oxford University Press menobatkan kata Brain Rot atau pembusukan otak sebagai Word of the Year 2024. Kata yang mewakili…
Perspektif

Pentingkah Resolusi Tahun Baru?

2 Mins read
Setiap pergantian tahun selalu menjadi momen yang penuh harapan, penuh peluang baru, dan tentu saja, waktu yang tepat untuk merenung dan membuat…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds