Tarikh

Strategi Dakwah Islamisasi Sunan Kalijaga

2 Mins read

Sunan Kalijaga adalah seorang da’i yang menyebarkan agama Islam mulai dari Jawa Barat hingga Jawa Tengah. Pada saat proses dakwah Islamisasi, beliau menggunakan pendekatan melalui budaya. Tulisan ini mencoba membuka penggunaan budaya oleh Sunan Kalijaga untuk proses Islamisasi dengan dibagi menjadi tiga sub aktualisasi, yaitu gagasan, kegiatan, dan wujud yang berupa benda atau fisik.

Tembang Lir-Ilir

Sunan Kalijaga menggunakan tokoh pewayangan dan syair lagu Jawa sebagai media dakwah. Dalam cerita pewayangan yang berasal dari ajaran agama Hindu menceritakan kisah Ramayana dan Mahabarata. Agar dapat diterima masyarakat, beliau menggunakan cerita dan tokoh pewayangan sebagai media dakwah Islamisasi. Beliau tidak menggunakan kisah asli melainkan menggantinya dengan unsur – unsur Islami. Seni suara juga merupakan media dakwah Sunan Kalijaga, yaitu dalam bentuk macapatan. Karya Sunan Kalijaga yang terkenal seperti Dhandanggula dan lir – ilir. Lirik tembang lir – ilir sebagai berikut :


Lir – ilir, lir – ilir
Tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu – lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotira
Dodotira – dodotira kumitir bedah ing pinggir
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung padang rembulane, mumpung jembar kalanganeYo suarako….
Sura iyo ……

Syair lagu lir – ilir memberi rasa optimis kepada seseorang yang sedang melakukan amal kebaikan, amal itu berguna untuk bekal di hari akhir. Kesempatan hidup di dunia itu harus dimanfaatkan untuk berbuat kebaikan, jangan hendak membunuh nanti akan berganti dibunuh karena semua ada balasannya. (Budiono Hadi Sutrisno, 2010: 184).

Akulturasi, Mengubah Sesaji Menjadi Selametan

Bentuk kegiatan Sunan Kalijaga dalam dakwah salah satunya adalah mengganti sesaji dengan sedekah. Dahulu, sebelum Islam masuk ke Indonesia sekiar abad ke-15, masyarakat Jawa memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme, yaitu kegiatan berupa penyembahan kepada roh – roh gaib dan roh leluhur.

Baca Juga  Hijrah Rasulullah (2): Sebuah Romantika Kisah

Kebiasaan masyarakat pada saat itu berupa pemberian sesaji seperti bunga, kopi pahit, kemenyan, buah – buahan, ayam kampung goreng, telor rebus. Kebiasaan sesaji dilakukan sebagai bentuk pemujaan dan agar dapat dekat dengan sesembahan. Biasanya sesaji ditaruh di pojokan rumah, di bawah tempat tidur, di bawah pohon besar, di perempatan jalan dekat rumah, di pinggir jembatan. Pada praktiknya, sesaji itu tidak boleh untuk dikonsumsi dan dibiarkan sampai dimakan binatang atau hingga dibiarkan sampai membusuk.

Dalam dakwahnya, Sunan Kalijaga tidak langsung menghilangkan kegiatan yang sering dilakukan oleh masyarakat. Beliau menyisipkan nilai – nilai Islami di dalamnya atau melalui proses dakwah Islamisasi. Istilah “sesaji” diganti menjadi “selametan”, dari asal kata Islam itu sendiri, yang  memang berarti “damai” dan “selamat sejahtera.” Niatnya diubah, dari dipersembahkan kepada roh gaib atau dewa sesembahan, menjadi sedekah berupa makanan kepada sesamanya, dalam hal ini tetangga, kerabat, fakir miskin, dan anak – anak yatim piatu. (B. Wiwoho, Islam Mencintai Nusantara Jalan Dakwah Sunan Kalijaga, 2017, 227).

Mendirikan Masjid

Sunan Kalijaga berperan dalam pendirian masjid pertama di tanah Jawa, yakni Masjid Demak. Masjid ini sampai saat ini masih dikunjungi muslim dari seluruh penjuru Nusantara. Masjid yang didirikan pada tahun 1477 M ini menjadi pusat agama terpenting di Jawa dan memainkan peran besar dalam upaya menuntaskan Islamisasi di seluruh Jawa, termasuk di daerah – daerah pedalaman. (Budiono Hadi Sutrisno, 2010: 184).

Selain itu, banyak karya – karya dan peninggaan Sunan Kalijaga, di antaranya yaitu :

  1. Sokoguru Masjid Demak yang terbuat dari tatal.
  2. Gamelan Nagawilaga.
  3. Gamelan Guntur Madu.
  4. Gamelan Nyai Sekati.
  5. Gamelan Kyai Sekati.
  6. Wayang Kulit Purwa.
  7. Baju Takwa.
  8. Tembang Dhandanggula.
  9. Kain Batik Motif Garuda.
  10.  Syair Puji – Pujian Pesantren.
Baca Juga  Hijrah Nabi dan Piagam Madinah

Dapat diketahui bahwa dalam misinya untuk mengislamkan Nusantara Sunan Kalijaga bukan hanya berdakwah dalam bentuk gagasan dan kegiatan saja melainkan beliau membangun dan menciptakan karya dalam bentuk benda atau fisik . Hasil karya ini tak lepas dari hasil dari akulturasi budaya yang dilakukan oleh beliau. Beliau memanfaatkan budaya sebagai penghubung untuk Islamisasi.


Azaki Khoirudin
110 posts

About author
Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan
Articles
Related posts
Tarikh

Hijrah Nabi dan Piagam Madinah

3 Mins read
Hijrah Nabi Muhammad Saw dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi merupakan salah satu peristiwa paling bersejarah dalam perkembangan Islam, yang…
Tarikh

Potret Persaudaraan Muhajirin, Anshar, dan Ahlus Shuffah

4 Mins read
Dalam sebuah hadits yang diterima oleh Abu Hurairah dan terdapat dalam Shahih al-Bukhari nomor 1906, dijelaskan terkait keberadaan Abu Hurairah yang sering…
Tarikh

Gagal Menebang Pohon Beringin

5 Mins read
Pohon beringin adalah penggambaran dari pohon yang kuat akarnya, menjulang batang, dahan dan rantingnya sehingga memberi kesejukan pada siapa pun yang berteduh…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds