Covid-19 telah merubah tatanan masyarakat. Perilaku kehidupan dipaksa untuk berubah. Dari yang semula leluasa beraktivitas dan berinteraksi sosial, dipaksa beradaptasi dengan kebiasaan di rumah saja, menjaga jarak, dan berperilaku hidup bersih. Kita membiasakan diri beraktivitas dari rumah dan tetap di rumah saja, namun sampai berapa lama ini dilakukan? Sementara, vaksin virus corona juga belum ditemukan hingga waktu yang juga belum bisa dipastikan.
Ketidakpastian ini memaksa kesiapan masyarakat baru untuk new order pada tatanan baru, masyarakat dipaksa untuk beradaptasi dengan kenormalan baru yang semula tidak normal. Kita dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang tidak normal sehingga karena dijalani secara terus menerus dan dibiasakan, kondisi tidak normal tersebut menjadi normal.
Bagaimana sekolah menyikapi kondisi ini? Sekolah telah melakukan penyesuaian-penyesuaian strategi pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan. Para guru mengubah cara mengajarnya dari luring menjadi daring. Guru memantaskan dirinya untuk menguasai IT dalam waktu yang singkat agar pembelajaran daring bisa dilakukan. Satu dampak positif bagi guru bahwa corona memaksa guru untuk meningkatkan kompetensi penguasaan IT.
Bagaimana sekolah melaksanakan pembelajaran di tahun pelajaran baru 2020-2021 nanti?
Pemberitaan di media masa menginformasikan bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tidak akan melakukan pengunduran pelaksanaan tahun pelajaran baru yang dimulai bulan Juli nanti. Protokol masuk sekolah juga sudah disiapkan kemendikbud. Sekolah diharapkan untuk menyiapkan diri merespon kondisi new normal ini.
New normal adalah satu kondisi perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal disertai dengan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Pelaksanaan pembelajaran di sekolah dalam kondisi new normal pasti akan menuai pro dan kontra. Belajar dari negara Finlandia di mana masyarakatnya mempunyai disiplin yang tinggi dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dan fasilitas layanan kebersihan sekolah yang baik. Dalam dua hari sekolah kembali dibuka, ada 17 siswa dan empat guru dinyatakan terpapar covid sehingga pembelajaran kembali dilakukan secara jarak jauh.
***
Bagaimana jika sekolah-sekolah di Indonesia dilaksanakan kembali secara tatap muka pada bulan Juli nanti? apakah ada jaminan sekolah dan masyarakat bisa benar-benar mematuhi protokol kesehatan covid dan disiplin diri yang tinggi? Seberapa kesiapan sekolah menyediakan saran prasarana cuci tangan yang layak untuk warga sekolah?
Terlepas dari permasalahan tersebut, sekolah seyogyanya mulai menyiapkan alternatif pembelajaran. Untuk menyiapkan alternatif pembelajaran kita perlu mencermati terlebih dahulu apa ciri pembelajaran di new normal pasca covid-19.
Menurut Bukik Setiawan dalam paparannya di Temu Pendidik Daerah 19 Makasar daring (20 Mei 2020), ada lima ciri kebiasaan pembelajaran di new normal pasca covid-19 yaitu: pembelajaran berorientasi pada empati, adanya berbagi peran antara guru dan orang tua dalam proses pembelajaran, fokus pembelajaran pada pencapaian kompetensi yang relevan, pembelajaran fokus pada personalisasi belajar, dan pendidikan sebagai jejaring. Ia juga menyampaikan flexible school bisa menjadi alternatif pelaksanaan pembelajaran.
***
Dengan mengenali ciri pembelajaran new normal dan perkembangan covid-19 tersebut, maka ada beberapa alternatif solusi pembelajaran tahun pelajaran 2020-2021 nanti yaitu:
- Sekolah sebagai mitra home schooling.
Siswa melakukan proses belajar di rumah, mereka menentukan sendiri sumber belajar dan cara belajarnya. Peran sekolah sebagai lembaga mitra yang memfasilitasi mereka dalam pendampingan informasi kurikulum dari sekolah dan menyelenggarakan penilaian hasil belajar di sekolah.
- Sekolah menerapkan online school/e-learning school.
Proses pembelajaran dilakukan sekolah secara online. Materi pembelajaran disampaikan guru secara online dan lebih bersifat satu arah. Siswa lebih dominan belajar konten di luar sekolah.
- Sekolah menerapkan Blended Learning.
Sekolah menyelenggarakan pembelajaran secara offline (tatap muka) dan online (daring), dan kegiatan praktik dengan jadwal pembelajaran yang ditetapkan oleh sekolah.
- Sekolah menerapkan Flexible School.
Siswa, orang tua, dan sekolah membuat kesepakatan untuk menetapkan kapan siswa belajar secara tatap muka dan online. Ketiga pihak juga menyepakati kapan waktu siswa untuk melakukan tatap muka di sekolah guna konsultasi tentang tugas dan capaian belajar siswa. Proses belajar mengajar tiap anak ditentukan sendiri oleh siswa dan orangtua.
Saya teringat kisah model sekolahnya Toto Chan, dimana pembelajaran disajikan seperti menu prasmanan. Siswa diberi keleluasaan untuk memilih materi mana dulu dalam satu hari itu untuk dipelajari dengan cara belajar yang ia pilih sendiri hingga menyelesaikan semua materi yang dihidangkan. Guru sebagai konselor menyediakan diri dan waktunya untuk siswa berkonsultasi bila ada kesulitan belajar.
Antusias belajar siswa terjaga karena mereka diberi kebebasan memilih dan belajar sesuai kebutuhan siswa. Kebijakan merdeka belajar dan Covid-19 memberikan kesempatan seluas luasnya bagi lembaga sekolah untuk meramu strategi penyelenggaraan pembelajaran yang lebih berpihak pada siswa, siswa, dan siswa. (Enik, 20/5/2020)