Terkadang, seseorang yang telah menikah, teringat dengan mantan pacarnya. Inilah salah satu dampak negatif pacaran tersebut sehingga ia diharamkan oleh Islam.
Adapun jika kita sudah menjadi istri/suami seseorang, jika masih terdapat perasaan kepada mantan pacar, selama hanya dalam hati dan tidak sampai dilanjutkan dengan perbuatan seperti chatting atau melakukan hal-hal lainnya, maka anda tidak berdosa. Dalilnya sebagai berikut:
لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ
“… Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya ….” (Al-Baqarah: 286).
Sesuatu yang dalam hati, berarti belum diusahakan. Setelah menjadi perbuatan, itulah yang ia usahakan dan perbuatan tersebut yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Serta sabda Nabi:
إِنَّ اللهَ تَجَاوَزَ لأُمَّتِي مَا حَدَّثَتْ بِهِ أَنْفُسَهَا مَا لَمْ يَتَكَلَّمُوا أَوْ يَعْمَلُوا بِهِ
‘Allah memaafkan umatnya dari apa yang terlintas dalam hatinya selama tidak diucapkan maupun dikerjakan’.” (HR. Muslim)
Ungkapan dalam hati belum dianggap, kecuali telah menjadi amal nyata.
Meski demikian, kita tidak boleh tenggelam dalam perasaan. Kita harus membuang semua yang terkait dengan mantan. Baik nomor ponsel, foto, dan lain-lain. Kita harus fokus beribadah dengan mengabdi kepada suami/ kita. Karena ini adalah ibadah sangat besar yang akan mengantarkan anda menuju surga.
Mari kita gunakan waktu kita untuk hal-hal bermanfaat. Banyak baca Al-Qur’an dan beribadah lainnya. Semoga Allah melapangkan hati Anda dan memudahkan anda jalan ke surga. Amin. Wallahu a’lam.
.
Sumber: tanyajawabagama.com
.