Hadis

Sunan Asy-Syafi’i, Kitab Hadis yang Ditulis Langsung oleh Imam Syafi’i

2 Mins read

Tentang Kitab Sunan Syafi’i

Sesungguhnya kitab As-Sunan karya Imam Asy-Syafi’i ditulis langsung oleh beliau. Kitab Sunan ini merupakan kitab yang terbilang “ tipis “dan jumlah haditsnya sedikit, hanya memuat 666 hadits. Namun demikian, kitab ini banyak manfaatnya, banyak makna nilai, sangat penting, sanadnya tinggi, dan mayoritas haditsnya shahih, bahkan sifat umum untuk hadits-haditsnya adalah tertera dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim, atau salah satunya.

Kitab ini diriwayatkan dari Imam Asy-Syafi’i oleh muridnya, yaitu Imam Al-Muzani. Dari Imam Al-Muzani diriwayatkan oleh keponakannya, yaitu Ath-Thahawi (penulis kitab Al Aqidah Ath Thahawiyah). Lalu dari Ath-Thahawi kitab ini tersebar luas dan diriwayatkan oleh banyak Imam lainnya.

Ada yang mengatakan bahwa kitab ini tidak disusun langsung oleh Imam Syafi’i, tetapi pendapat ini dibantah langsung dalam kitab Musnad Syafi’i. Yang menyatakan: “Sungguh, sejatinya kitab ini tidak seperti itu, sebab kitab ini disusun langsung oleh Imam Asy-Syafi’i dan diriwayatkan oleh Imam Al-Muzani”.

Kitab Al-Musnad Asy-Syafi’i, berbeda dengan kitab As-Sunan Asy-Syafi’i, di antara perbedaannya:

  1. Kedua kitab tersebut berbeda dalam hal jumlah hadits yang tertera pada keduanya, karena kitab Al Musnad berisi 1983 hadits, sedangkan As-Sunan hanya berisi 666 hadits.
  2. Penyusun kitab Al Musnad adalah Al Asham, sedangkan penyusun kitab As-Sunan adalah Imam Asy-Syafi’i sendiri. Isi atau konten kedua kitab tersebut berbeda, dan riwayat dari para syaikh juga berbeda (jumlahnya).
  3. Bab-bab yang tertera dalam kedua kitab tersebut berbeda.
  4. Metode penulisan kedua kitab tersebut berbeda, karena Al Musnad itu hadits-haditsnya berada di bawah cakupan atau sesuai dengan judul kitab yang hadits tersebut dikutip darinya, sedangkan As-Sunan berdasarkan bab per bab.
Baca Juga  Imam Asy-Syafi’i: Tokoh Pendiri Mazhab Syafi’i

Pentingnya Kitab Sunan Asy-Syafi’i

Urgensi hadits-hadits yang terdapat pada semua kitab sunnah/hadits itu bergantung pada banyaknya jumlah hadits shahih yang terdapat di dalam kitab tersebut, keotentikan periwayatannya, bab-bab yang mencakupnya, dan seterusnya.

Hadits-hadits yang terdapat dalam kitab As-Sunan ini, telah mencakup itu semua. Hal tersebut karena hadits-hadits yang berstatus marfu dan muttashil, seluruhnya adalah shahih kecuali 2 atau 3 hadits saja, namun ini pun memiliki mutaba’ah dan syahid.

Selanjutnya, kitab As-Sunan ini banyak memiliki apa yang disebut dengan sanad-sanad ter-shahih, yang berjumlah 169 sanad. Sementara selain sanad-sanad ter-shahih, jumlahnya banyak sekali, dan ini di luar yang 169 sanad itu, yang tidak kurang penting atau kurang shahih daripada yang 169 tadi.

Selain itu, para periwayat yang terdapat di dalam kitab As-Sunan ini dan meriwayatkan hadits-hadits yang ada di dalamnya, sebagian besarnya adalah orang-orang yang ibarat gunung menjulang tinggi, kokoh dan kuat: dalam hal kekokohan hafalannya, keakuratannya dan daya ingatnya. Tak ada yang janggal atau aneh kecuali hanya sebagian kecil saja.

Sebagian besar dari hadits-hadits yang terdapat dalam kitab ini diriwayatkan dari jalur ulama-ulama Hijaz. Sedangkan dari jalur selain mereka, jumlahnya sedikit sekali, tidak lebih dari 50 hadits. Sebagian besar dari hadit-hadits yang berstatus muttashil terdapat dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim, atau salah satunya saja.

***

Sesungguhnya kitab As-Sunan ini telah mendapatkan perhatian yang besar dari para ulama, terutama dari kalangan ulama mutaqaddimin. Bentuk perhatian mereka itu terwujud secara kongkrit berdasarkan fakta yang nyata pada banyaknya pembacaan dan penyimakan terhadap kitab As-Sunan ini, serta hadirnya jamaah yang melimpah ke tengah-tengah majlis yang mengkaji hadits dan penyimakannya.

Baca Juga  7 Sifat Terpuji Imam Syafi'i yang Patut Diteladani

Hal ini terlihat jelas dengan banyaknya orang yang menyimaknya, dan besarnya jumlah Ahlul Ilmi dan orang-orang yang memiliki keutamaan (yang datang ke sana), baik itu dari kalangan ulama, fukaha, muhadits, qadhi. Bahkan anak-anak pun hadir di majlis-majlis yang memperdengarkan kitab As-Sunan, dan nama-nama mereka pun dicantumkan dalam As-Sima’at. Bahkan kaum perempuan juga turut menghadirinya.

Hal ini bisa dilihat pada kitab-kitab sejarah/tarikh, biografi para ulama, Al hafidz, Muhadits, bagaimana mereka mendengar, mempelajari dan meriwayatkan hadits-hadits dalam Sunan Asy-Syafi’i ini.

***

Dalam permulaan sebuah hadits dari kitab ini, as-Syafi’i sering menggunakan lafadz-lafadz tertentu seperti:

حدّثنا الشفعى قال:أخبرنا…., أو: وأخبرنا

Dari penjelasan di atas, dapat terlihat bahwa kitab Sunan Asy-Syafi’i ini memiliki keunikan ketika menjebatani sanad sampai ke matan seperti lafadz “hadatsana asy-Syafi’i berkata: ..” dan sebagainya. Urgensi kita mengenal kitab ini adalah supaya kita tidak luput dengan kitab hadis ini, karena hadis sunan-sunan yang telah mendahului. Bukan berarti kitab ini tidak penting, namun perlu kita kaji lebih jauh lagi agar melihat esensi-esensi yang terdapat di dalamnya.

Editor: Soleh

Roma Wijaya
12 posts

About author
Dosen STAI Syubbanul Wathon Magelang Minat Kajian Tafsir, Hadis, Sejarah, Pemikiran Islam, Gender
Articles
Related posts
Hadis

Transmisi Hadits Era Tabi’in

4 Mins read
Pengetahuan tentang proses penyebaran hadits menjadi sangat penting, mengingat rentang waktu antara umat dengan Nabi-nya. Akan tetapi keterbatasan ruang dan waktu tersebut…
Hadis

Hadis Daif: Haruskah Ditolak Mentah-mentah?

4 Mins read
Dalam diskursus kajian hadis, masalah autentisitas selalu jadi perhatian utama. Bagaimana tidak, dalam konstruksi hukum Islam sendiri menempatkan hadis pada posisi yang…
Hadis

Faktor Penyebab Keterlambatan Penulisan dan Kodifikasi Hadis

3 Mins read
Penulisan hadis sebenarnya sudah ada di zaman Nabi Saw, namun penulisan tersebut tidak dilakukan secara terang-terangan. Hal ini dibuktikan dengan adanya shahifah-shahifah…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds