Sunan kalijaga adalah seorang anggota walisongo yang terkenal mendakwahkan agama Islam di tanah Jawa dengan menggunakan strategi budaya. Sunan Kalijaga atau yang mempunyai nama asli Raden Mas Syahid ini menggunakan strategi dakwah dengan melihat kultur budaya yang berkembang disetiap daerah. Setelah melihat kultur budaya yang berkembang didaerah setempat, Sunan Kalijaga ikut serta dalam melestarikan budaya tersebut dengan menambahi nilai-nilai ajaran agama Islam sebagai upaya menyebarkan dakwah Islam di tanah Jawa.
Salah satu strategi dakwah Sunan Kalijaga adalah menggunakan media pagelaran wayang kulit. Masyarakat Jawa dikenal sangat gemar dengan tontonan, pertunjukan, hiburan, dan kesenian. Pada saat itu, masyarakat Jawa sangat gemar menonton pagelaran wayang kulit. Wayang adalah salah satu kesenian Nusantara yang paling menonjol dibandikan dengan kesenian lainnya. Kesenian wayang merupakan alat yang digunakan sebagai media pendidikan, dakwah, hiburan, penerangan, serta media untuk memahami filsafat.
***
Sunan Kalijaga merupakan anggota Walisongo yang pandai memanfaatkan cerita dalam pewayangan menjadi strategi mendakwahkan agama Islam di tanah Jawa. Mengingat, cerita wayang kulit berasal dari kisah mahabarata dan ramayana. Melalui ketetapan Sultan Demak bersama Walisongo dilakukan beberapa perubahan dalam pagelaran wayang kulit agar sesuai dengan ajaran agama Islam. Seperti cerita dewa diisi dengan paham yang mengandung jiwa keislaman dan jauh dari kemusyrikan. Lalu memodifikasi wujud wayang dengan dibuat pipih dua dimensi agar terkesan tidak menyerupai bentuk manusia. Wayang tidak lagi digambar pada kain. Namun diganti dengan menggambarnya di atas kulit kerbau.
Menurut Babad Cirebon, Sunan Kalijaga digemari oleh masyarakat yang masih menganut kepecayaan lama (sebelum Islam). Karena kemampuan yang sangat luar biasa saat mementaskan pegelaran wayang kulit. Selama menjadi seorang dalang, Sunan Kalijaga berkeliling ke berbagai daerah. Dari Pajajaran sampai wilayah Majapahit. Sebagai upah nanggap (mengundang) Sunan Kalijaga mendalang, masyarakat tidak perlu membayarnya dengan uang. Namun cukup dengan membaca dua kalimat syahadat. Dengan demikian, banyak orang yang masuk agama Islam.
Ada beberapa penambahan lakon oleh Sunan Kalijaga antara lain Petruk dadi Ratu (menggambarkan sesosok orang yang bukan ahlinya mempimpin sebuah negara maka akan mengalami kehancuran), Jimat Kalimosodo (menggambarkan lambang dari dua kalimat syahadat), Semar Mbangun Kayangan, Mbangun Candi Sapta Harga, Dewa Ruci (perjalanan rohani tokoh Bima mencari kebenaran).
***
Selain itu, Sunan Kalijaga juga menciptakan tokoh punokawan yang diantaranya Semar, Gareng, Petruk, Bagong. Punokawan berasal dari kata Puna atau Pana secara terminilogi Jawa memiliki arati terang, jelas, cerdas, memahami, cerdik dalam mengamati hakikat di balik fenomena alam dan tragedi kehidupan manusia. Sedangkan kata kawan memiliki arti teman atau pamong. Jadi Punakawan adalah teman yang mempunyai kemampuan mengamati segala fenomena dan peristiwa yang terjadi dalam tatanan kehidupan manusia.
Dengan demikian, dapat kita ketahui bahwa wayang kulit merupakan salah satu diantara strategi dakwah bil hikmah yang ada sejak jaman walisongo terutama pada masa Sunan Kalijaga, strategi yang digunakan pada wayang kulit membuat banyak orang masuk islam dan ajaran agama Islam bisa menyebar disemua kalangan masyarakat tanpa ada perlawanan, kekerasan, maupun pertumpahan darah. Hingga sampai saat ini wayang kulit masih digemari oleh para masyarakat khususnya tanah masyarakat Jawa sebagai tontonan serta tuntunan bagi orang yang mengambil pelajaran dari setiap lakon yang dimainkan dalam setiap pagelaran wayang kulit.