Seorang Pria tua berjenggot putih yang berhasil membuat para misionaris Kristen itu tertegun bungkam. Mereka kehabisan argumen tentang filosofi ketuhanan dan panduan hidup yang tertera dalam kitab suci mereka sendiri, Bible. Tak hanya itu, pendebat tangguh yang merupakan inspirator,Dr. Zakir Naik telah berhasil membantah tuduhan-tuduhan buruk yang dilontarkan kaum misionaris kristen kepada Islam. Beliaulah, Syeikh Ahmed Hussein Deedat.
Melalui berbagai channel, saya menyaksikan dengan rasa kagum atas penyampaian beliau yang dilandasi dengan keberanian dan bukti kebenaran. Dan lebih takjubnya lagi adalah tentang latar belakang dan perjuangan mulia yang beliau lakukan. Maasyaallah, luar biasa.
Latar Belakang Syeikh Ahmed Deedat
Beliau terlahir dari keluarga India yang miskin. Ayahnya bernama Hussein Kazim Deedat, sedangkan ibunya adalah Fatma Deedat yang terlebih dahulu wafat saat beliau masih kecil. Ayahnya adalah seorang penjahit yang kemudian merantau ke Afrika Selatan untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.
Syeikh Ahmed Deedat adalah orang yang sangat tekun dan giat belajar secara otodidak dengan membaca berbagai macam buku. Namun, Karena faktor ekonomi beliau terpaksa memutuskan pendidikannya hanya sampai bangku kelas 6 SD dan turut membantu ayahnya untuk mencari nafkah. Syeikh Ahmed Deedat bukanlah seorang sarjana ataupun magister. Akan tetapi, beliau bisa menjadi sosok yang luar biasa dan disegani banyak orang bahkan kaum non muslim.
Pada awal masa perantauan ke negara Afrika, beliau sempat bekerja di sebuah toko yang berdekatan dengan salah satu sekolah kristen di Natal South Coast. Para siswa Kristen itu seringkali mendatangi komunitas-komunitas muslim dengan melakukan penghinaan dan membanding-bandingkan islam dengan agama mereka.
Saat itulah, terbesit keinginan besar dalam hati seorang Deedat kecil untuk bisa melawan mereka dengan argumen-argumen yang kuat dan berlandaskan bukti yang valid hingga pada akhirnya beliau menemukan sebuah buku lusuh yang terdapat di suatu ruangan. Judul dari buku itu adalah “Izhar al-Haq”.
Sebuah karya monumental yang dikarang oleh Syeikh Muhammad Rahmatullah bin Kalil ar-Rahman al-Kairanawi al-Utsmani, seorang tokoh kristologi Islam pada abad 19, yang berjudul Izhar al-Haq (mengungkap kebenaran), menjadi salah satu pengantar Deedat untuk lebih mendalami tentang ilmu perbandingan antara agama islam dan kristen. Beliau berusaha memperdalam ilmunya selama kurun waktu kurang lebih 40 tahun.
Debat dengan Jimmy Swaggart
Seorang Televangelis Kristen (pengkhotbah Injil kristen yang melakukan pelayanan di TV) nomor 1 pada tahun 80-an yang berdarah Amerika Serikat bernama Jimmy Lee Swaggart menjadi salah satu lawan debat syeikh Ahmed Deedat yang berlangsung pada bulan November 1986 dengan mengangkat topik ” Apakah Alkitab Firman Allah?“. Beliau menantangnya dengan penuh keberanian untuk membuktikan tentang kebenaran agama Islam.
Sehari menjelang agenda perdebatan, tiba-tiba salah satu fans beliau memberi kabar dan menyarankan agar Deedat membatalkan panggung debat. Tenyata fans Deedat tersebut adalah orang yang sangat mengenal karakteristik Jimmy Swaggard. Dia mengatakan bahwa Jimmy adalah orang yang sangat berbahaya yang akan menghacurkan hidup syeikh Deedat. Namun, dengan penuh keyakinan akan pertolongan Allah sang Syeikh pun tetap teguh pendirian dan terbang ke markas misionaris Kristen itu.
Perdebatan berlangsung menegangkan. Syeikh Deedat seorang diri berjuang untuk melawan kebathilan dan berusaha keras untuk memahamkan tentang hakikat Islam yang sebenar-benarnya kepada para misionaris Kristen itu. Beliau tetap yakin dan yakin bahwa Allah selalu berada di pihak kebenaran.
Syeikh Deedat percaya bahwa Allah adalah satu-satunya penolong baginya dan akan membuka tabir kebenaran secara gamblang di depan mata para non muslim yang hadir dalam perdebatan hebat tersebut. Dan bagaimanakah hasilnya?
Maasyaallah, ternyata keyakinan dan keberanian Syeikh Deedat membuahkan hasil yang manis. Beliau berhasil memenangkan perdebatan dengan sempurna dan mengalahkan tokoh Kristen tingkat dunia, Jimmy Lee Swaggard. Segala argumen Deedat sangat luar biasa dan bisa diterima oleh akal logika, sehingga para kaum non muslim pun banyak yang takjub dan segan kepadanya. Pada Akhirnya, seiring berjalannya waktu Syeikh Deedat berhasil merangkul banyak kaum non muslim untuk masuk kedalam agama islam.
Tujuan Hidup ISLAMIC
Dalam mengarungi samudera kehidupan, Syeikh Deedat memiliki tujuan hidup mulia yang jika disingkat menjadi sebuah kata “ISLAMIC” (Islamic, Spesifik, Lucrative, Apt, Measurable, Intention and Consistent). Bagaimana penjelasannya?
Yang pertama adalah Islamic (islam). Bahwa tujuan utama beliau hidup di dunia adalah mengabdikan diri sebagai hamba Allah yang bertaqwa dan beriman dengan risalah Allah yang disampaikan melalui para Rasul-Nya. Menjadikan Alquran dan Hadits Shohih sebagai pedoman hidup di dunia.
Kedua, Spesifik (terperinci). Bahwa beliau ingin menjawab segala tuduhan buruk yang dilontarkan oleh para misionaris Kristen terhadap Islam dengan secara spesifik dan terperinci. Beliau ingin memberikan jawaban-jawaban yang sesuai dan menghilangkan kesalah pahaman yang terpatri dalam jiwa para non muslim terhadap Islam.
Ketiga, Lucrative (menguntungkan). Salah satu tujuan beliau adalah meraih keuntungan. Bukan keuntungan duniawi, akan tetapi adalah keuntungan ukhrawi yang diridhai oleh Allah. Namun, di samping itu Allah juga memberikan beliau keuntungan di dunia, salah satunya adalah pernah mendapat penghargaan dari king Faisal Internasional Awward pada tahun 1986. Namun, sejatinya beliau hanyalah mendamba keuntungan di akhirat kelak yang tak akan habis ditelan waktu.
***
Keempat, yaitu Apt (ketepatan). Ketika para misionaris Kristen itu berambisi untuk merobohkan Islam, keadaan moral generasi semakin tidak terkondisi. Namun, Syeikh Ahmed Deedat hadir dan berjuang di panggung perdebatan melawan para tokoh misionaris terkemuka, salah satunya adalah Jimmy Swaggard yang akhirnya perdebatan itu dimenangkan oleh Syeikh Ahmed Deedat.
Beliau telah membuktikan kepada para penentang Islam bahwa memang hanya islamlah satu-satunya agama yang paling benar. Beliau telah berhasil memberikan inspirasi kepada para pemuda untuk berani bangkit dan melawan kebathilan.
Kelima adalah Measurable (dapat diukur). Segala jawaban dan argumen yang dicetuskan oleh Syeikh Deedat tidak hanya sekedar teori, akan tetapi juga berlandaskan logika. Beliau mengumpulkan buku-buku Kristen yang menentang Islam dan juga mempelajari kitab mereka yaitu Bible sebagai bahan perbandingan dan bantahan terhadap argumen-argumen orang-orang non muslim. Beliau melawan mereka dengan kebenaran ayat-ayat Alquran dan melontarkan bantahan terhadap Bible yang memiliki banyak kekurangan.
Keenam, Intention (niat). Niat beliau bukanlah untuk mencari ketenaran, ataupun mendapat uang yang melimpah. Namun, beliau berjuang keras menegakkan kebenaran atas dasar niat yang murni, untuk menggapai Ridha sang Ilahi.
Yang terakhir adalah, Consistent (Konsisten). Bayangkan saja, Seorang Syeikh Ahmed Deedat yang hanya lulusan kelas 6 SD bisa mengalahkan para tokoh kristian tingkat dunia, seakan-akan mustahil, bukan?. Namun, dengan tekat yang kuat dan mempelajari segalanya dengan konsisten serta berharap Ridha dari Allah, beliau bisa membuktikan kepada kita semua bahwa ilmu itu tidak berbatas oleh bangku sekolah. Beliau berusaha kurang lebih selama 40 tahun dan akhirnya beliau bisa mendapatkan pencapaian yang sangat luar biasa.
Sosok yang Menginspirasi Dr. Zakir Naik
Di samping beliau adalah seorang Kristolog dan pendebat handal, ternyata beliau juga sosok yang menginspirasi Dr. Zakir Naik. Dr. Zakir naik merupakan murid kebanggan Syeikh Deedat. Gaya penyampaian ceramah Dr. Zakir pun hampir-hampir sama dengan guru besarnya itu dan sama-sama ahli dalam bidang perbandingan agama dan perdebatan. Maasyaallah…
Awal mulanya, Dr. Zakir Naik adalah seorang yang ahli di bidang medis. Kemudian setelah perjumpaannya dengan Syeikh Ahmed Deedat, beliau memutuskan untuk beralih profesi menjadi seorang da’i yang memperjuangkan Islam.
Pada awal perjumpaannya dengan sang Syeikh, Dr. Zakir pernah bertanya kepada beliau “paman, mengapa engkau bersikap sangat agresif?”, Sang Syeikh pun menjawab “nak, aku tidak bersikap agresif. Akan tetapi, aku bersikap militan (bersemangat tinggi, penuh gairah dan pantang menyerah). Syaitan itu bisa dilawan dengan 2 cara. Menggunakan air suci atau dengan api. Dan aku memilih api.”
Pada awal-awal masa belajar dengan sang Syaikh, penyampaian ceramah Dr. Zakir sangatlah lemah lembut. Akan tetapi, beliau tidaklah mendapat hasil yang maksimal. Kemudian beliau memutuskan untuk menjadi sosok titisan Syeik Deedat yang bersikap sangat militan, hingga akhirnya beliau berhasil menaklukkan banyak tokoh non muslim dalam berbagai perdebatan hingga mereka percaya tentang kebenaran agama islam.
Syeikh Deedat pernah mengatakan kepada Dr. Zakir Naik, “Nak, apa yang aku capai dalam 40 tahun, telah engkau capai dalam 4 tahun”. Begitu dahsyat perjuangan mereka dalam menegakkan kebenaran dan membela Islam. Semoga para memuda pemudi muslim dapat menjadi generasi tangguh seperti sosok Syeikh Ahmed Deedat dan Dr. Zakir Naik.