Khutbah

Teks Khutbah Jumat Tauhid: Rahamutiyah dan Kasih Tuhan

3 Mins read

Teks Khutbah Jumat Tauhid

Berikut ini adalah contoh teks khutbah Jumat tauhid yang dapat dipakai untuk memberikan khutbah Jumat di masjid-masjid manapun secara umum. Tema tauhid yang dimuat dalam teks khutbah Jumat tauhid ini sangat penting untuk disampaikan agar tidak terdapat kesalahpahaman tentang tauhid. Teks khutbah Jumat tauhid ini memuat khutbah pertama dan khutbah kedua. Pembaca juga dapat menuju tautan Teks Khutbah Jumat singkat jika menginginkan naskah khutbah Jumat lain.

Teks Khutbah Jumat Tauhid:
Rahamutiyah, dari Kuasa Tuhan ke Kasih Tuhan

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

Jamaah Rahimakumullah

Tauhid, kepercayaan bahwa Allah Maha Esa, merupakan keyakinan yang menjadi inti dari sistem agama Islam yang utuh (kaffah).

Banyai sekali dalil-dalil yang menyinggung ketauhidan Allah ini, salah satunya yang bisa kita temukan dalam QS. Al-Ikhlas:

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – ١ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – ٢ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – ٣ وَلَمْ يَكُنْ لَّه كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ – ٤

Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”

Dalam ayat yang lain, Allah juga berfirman:

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا

Dan beribadahlah hanya kepada Allah dan jangan mensyerikatkannya dengan apapun (Esa-kanlah Ia)” [QS. AnNisa: 36]

Selain sebagai basis teologis, tauhid menjadi basis inspirasi dari pemikiran dan tindakan umat Islam.

Jamaah Rahimakumullah

Selama ini kita mengenal ajaran Tauhid. Ada Tauhid Rububiyah. Ada Tauhid Uluhiyah. Ada juga Asma wa Sifat. Tatapi dalam khutbah kali ini, khatib akan membicarakan tentang “Tauhid Rahamutiyah”, apa dan bagaimana kah tauhid ini?

Baca Juga  Lima Tips Agar Tidak Mengantuk Saat Mendengarkan Khutbah Jumat

Jamaah Rahimakumullah

Telah diketahui bahwa dahulu agama-agama dominan bersifat demonik yang mengajarkan Tuhan yang jahat kepada manusia. Tuhan dipersepsikan sebagai Dzat yang Maha Kuasa, suka menghukum, sehingga hambanya harus takut dan tunduk karena takut akan hukuman dan siksa dari Tuhan.

Agama mengajarkan kurban dengan manusia sebagai persembahan kepada dewa. Dipercayai bahwa bila kurban itu tidak dipersembahkan, maka dewa akan murka dan menghukum manusia dengan menimpakan bencana, seperti kekeringan atau banjirnya sungai Nil, menurut kepercayaan agama Mesir Kuno.

Kemudian Nabi Ibrahim datang mendakwahkan agama etis yang mengajarkan Tuhan yang baik kepada manusia. Dengan bimbingan Allah, Nabi Ibrahim mengubah ajaran kurban yang kejam ini. Pengubahan ini disimbolkan dengan perintah menyembelih putra yang diganti dengan hewan yang disebutkan dalam kisah al-Qur’an di atas.

Dilanjutkan Nabi Muhammad yang datang kemudian diperintahkan untuk mengikuti Millah Ibrahim dan mendakwahkan agama yang mengandung puncak ajaran ketuhanan itu.

Jamaah Rahimakumullah

Tauhid Rahamutiyah merupakan penegasan sifat Allah sebagai Tuhan yang maha baik. Adalah Ustadz Hamim Ilyas, dalam bukunya Fikih Akbar menjelaskan bahwa Tauhid rahamutiyah yang menjadi dasar ajaran-ajaran itu dirumuskan dari al-An’am, 6: 12:

قُلْ لِّمَنْ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ قُلْ لِّلّٰهِ ۗ كَتَبَ عَلٰى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ ۗ لَيَجْمَعَنَّكُمْ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ لَا رَيْبَ فِيْهِۗ اَلَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ

Katakanlah: “Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi.” Katakanlah:

“Kepunyaan Allah.” Dia telah “menetapkan” atas Diri-Nya kasih sayang. Dia sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. Orangorang yang meragukan dirinya mereka itu tidak beriman.

Dalam ayat itu Allah menyebut “penetapan” rahma yang menjadi kualitas diri-Nya dengan menggunakan istilah kataba yang arti asalnya adalah menulis. Kemudian dalam pemakaian bahasa istilah itu juga digunakan untuk pengertian menetapkan (itsbat), menentukan (taqdir), mewajibkan (ijab), mengharuskan (fardl) dan tekad kuat (‘azm).

Sesuai dengan penggunaaannya yang variatif, para mufasir memberikan pemaknaan yang tidak sama kepada kata kataba dalam ayat tersebut. Az-Zamakhsyari dan Muhammad Abduh memberinya arti mewajibkan (awjaba).

At-Thabari, Jalaludin dan Baghawi memberinya makna memutuskan (qadla). Sementara Abu Su’ud menggabungkan dua makna itu sekaligus, memutuskan dan mewajibkan. Adapun al-Baidlawi mengartikannya dengan mengharuskan (iltazama).

Rahma (rahmah) yang ditetapkan Allah menjadi sifat dasar-Nya itu pengertiannya adalah kelembutan yang mendorong untuk memberikan kebaikan kepada yang dikasihi.

Baca Juga  Khutbah Jumat: Nasihat Kepada Generasi Bangsa

Menurut Ustaz Hamim Ilyas, ada dua batasan dalam pengertian ini kelembutan (riqqah) dan memberikan kebaikan (ihsan). Jadi ia merupakan konsep cinta yang aktual, cinta dengan pengertian memberikan kebaikan kepada yang dicintai.

Karena itu, ketika diserap dalam bahasa Indonesia ia dijadikan dua bentuk: rahma yang berarti cinta kasih atau kasih sayang dan rahmat yang berarti karunia atau berkah dari Allah.

Jamaah Rahimakumullah

Dari penjelasan ayat di atas, dapat dirumuskan bahwa tauhid rahamutiyah adalahkepercayaan bahwa Allah yang Maha Esa telah wewajibkan diri-Nya sendiri memiliki sifatdasar rahma dalam aktualisasi semua kapasitas, asma dan sifat-Nya.

Jadi dalam tauhid itudipercayai bahwa Allah menjadi Ilah, Rab, Malik, ‘Aziz, Muntaqim (Maha Menghukum)dan pelaksanaan aktualisasi asma dan sifat fi’liyah yang lain berdasarkan cinta kasih,bukan berdasarkan kebencian atau kemarahan dan kekuasaan.

Dengan demikian Tauhid rahamutiyah pada hakikatnya bukan merupakan kategoribaru karena ia tidak menambah kategori-kategori yang sudah ada, tapi merangkumnyadalam satu kualitas ketuhanan yang menjadi puncak perkembangan agama dalamsepanjang sejarahnya.

Sifat dasar rahma juga ditunjukkan dengan sebutanAllah sebagai dzu ar-rahmah, pemilik rahma. Tauhid rahamutiyah yang telah diuraikan di atas secara jelas menunjukkan bahwamonoteisme Islam adalah monoteisme etis yang mengajarkan Tuhan yang baik kepadamanusia dan menghendaki kebaikan hidup manusia dalam semua bidangnya sebagaiperwujudan dari rahma-Nya.

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

Khutbah Kedua: Teks Khutbah Jumat Tauhid: Khutbah Kedua Rahamutiyah

إِنَّ الْحَـمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَشْكُرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الصَّادِقِ الْوَعْدِ الْأَمِيْنِ،وَعَلٰى إِخْوَانِهِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَرَضِيَ اللهُ عَنْ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَآلِ الْبَيْتِ الطَّاهِرِيْنَ، وَعَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الْأَئِمَّةِ الْمُهْتَدِيْنَ، أَبِيْ حَنِيْفَةَ وَمَالِكٍ وَالشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَعَنِ الْأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ

Baca Juga  Teks Khutbah Jumat: Cinta Dunia, Virus Abadi Sepanjang Masa

Jamaah Rahimakumullah

Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada khutbah sebelumnya, bahwa Tauhid Rahamutiyah merupakan penegasan sifat Allah sebagai Tuhan yang maha baik.

Tidak seperti yang dipahami oleh jamak umat Islam saat ini, sebenarnya Tauhid itu menggambarkan bahwa Allah Swt sendiri memiliki sifatdasar rahma dalam aktualisasi semua kapasitas, asma dan sifat-Nya, bukan pendendam dan pembenci.

Dari konsep Tauhid Rahamutiyah ini, bisa kita simpulkan bahwasannya prinsip monoteisme (ketauhidan) Islam ini berbentuk monoteisme etis yang menggambarkan perwujudan Tuhan yang baik kepada semua manusai dan mengharapkan timbulnya kehidupan yang baik juga di segala lini kehidupan

Itu semua adalah perwujudan sifat Allah yang Maha Rahmah.

أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ فَاتَّقُوْهُ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ:إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ،فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ اَللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّاالْغَلَآءَ وَالْبَلَآءَ وَالْوَبَآءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَآئِدَ وَالْمِحَنَ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَابَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بَلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً اِنَّكَ عَلَى كُلِّى شَيْئٍ قَدِيْرٌ رَبَّنَاآتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبٰى ويَنْهٰى عَنِ الفَحْشٰاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَاتَّقُوْهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

***

Demikian teks khutbah Jumat tentang Tauhid Rahamutiyah dari IBTimes.ID. Semoga bermanfaat dan dapat memberikan pandangan bahwa Allah tidak hanya berkuasa melainkan juga penuh sifat kasih-sayang.

Editor: Nabhan

Avatar
9 posts

About author
Penulis
Articles
Related posts
Khutbah

Khutbah Idul Fitri: Makna Idul Fitri dan Kemenangan Sejati

5 Mins read
Berikut ini adalah contoh khutbah Idul Fitri yang dapat dipakai untuk memberikan khutbah Idul Fitri di masjid- masjid dan di lapangan. Tema…
Khutbah

Teks Khutbah Idul Fitri: Menggapai Derajat Takwa 

3 Mins read
Berikut ini adalah contoh teks khutbah Idul Fitri yang dapat dipakai untuk memberikan khutbah Idul Fitri di masjid- masjid dan di lapangan….
Khutbah

Khutbah Idul Fitri: Terlahir Kembali Menjadi Manusia Baru

4 Mins read
Berikut ini adalah contoh khutbah Idul Fitri yang dapat dipakai untuk memberikan khutbah Idul Fitri di masjid- masjid dan di lapangan. Tema…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *