Riset

Ukuran Rahim: Makna Miqdar dalam QS Ar-Ra’d Ayat 8

4 Mins read

Adalah Agus Purwanto dalam buku “Nalar Ayat-ayat Semesta” mengindentifikasi bahwa QS ar-Ra’d ayat 8 mengandung wawasan tentang ukuran. Ukuran dalam ayat tersebut diungkapkan dengan kata miqdar. Lalu, apa hubungannya dengan ukuran rahim?

Makna Tekstual

Lantas, apa makna tekstual miqdar? Jika kita melihat kamus Arab-Indonesia karya Mahmud Yunus, maka kata miqdar berarti ukuran. Manakala kita merujuk  kamus Arab-Indonesia al-Munawwir karya Ahmad Warson Munawwir, kata miqdar mempunyai 2 arti yakni mablagh yang berarti jumlah dan al-qiyas yang berarti ukuran.

Dari kedua kamus Arab-Indonesia tersebut, dapat kita simpulkan bahwa kata miqdar dalam al-Qur’an surah ar-Ra’d ayat ke-8 mempunyai makna tekstual ukuran. Namun demikian, pemahaman akan makna tekstual kata miqdar dalam ayat tersebut perlu dilengkapi dengan pemahaman makna kontekstualnya.

Ukuran Rahim dan Makna Kontekstual

Kata miqdar dalam al-Ra’d ayat 8 adalah ism al-majrur dari harf al-jarbi”. Perpaduan antara keduanya (harf al-jar dan ism al-majrur) membentuk ungkapan bimiqdarin yang berarti dengan ukuran tertentu.

Ungkapan bimiqdaarin dalam ayat tersebut merupakan khabar dari mubtada’ “wa kulla syain ‘indahu”. Jika khabar dan mubtada’  tersebut disatukan akan membentuk satu kalimat “wa kulla syaiin ‘indahu bimiqdaarin”.

Ibnu ‘Asyur dalam kitab al-Tafsir li al-Tahrir wa al-Tanwir memberikan penjelasan bahwa kalimat “wa kulla syaiin ‘indahu bimiqdaarin” berkaitan erat dengan kalimat “ya’lamu maa tahmilu kullu untsa”. Apa itu “maa tahmilu kullu untsa”? “maa tahmilu kullu untsa” adalah rahim. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa makna kontekstual miqdar dalam ayat ke 8 ar-Ra’d tersebut ialah ukuran rahim.

Dari ayat tersebut, ukuran rahim dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni rahim dengan ukuran tetap dan rahim yang ukurannya berubah. Rahim yang berukuran tetap ini biasanya dikenal dengan istilah rahim normal, sedangkan rahim yang ukurannnya berubah mempunyai dua kemungkinan, yakni rahim masih berada dalam kondisi normal dan rahim yang sudah tidak normal.

Baca Juga  Alasan Fritjof Capra Mengkritik Sains Modern

Ukuran rahim normal seorang perempuan mempunyai rata-rata panjang 7,5 cm, rata-rata lebar 5 cm, dan rata-rata kedalaman 2,5 cm (alodokter.com). Dari ukuran panjang, lebar, dan kedalaman rahim normal tersebut dapat ditentukan ukuran volume rahim normal.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa volume sebuah benda dapat menggambarkan massa benda tersebut, walaupum keduanya merupakan parameter fisika yang berbeda. Dari ukuran volume normal rahim, maka dapat dibuat perkiraan ukuran massa rahim normal. Para dokter spesialis kandungan telah berhasil membuat perkiraan bahwa ukuran massa rahim normal adalah 30-40 gram.

Bagaimana dengan fenomena perubahan ukuran rahim? Dalam ayat 8 ar-Ra’d tersebut, diisyaratkan terdapat dua kemungkinan perubahan ukuran rahim, yakni mengecil (“maa taghiizhu al-arhaam”) dan membesar (“maa tazdaadu”). Sebagaimana telah dipelajari dalam ilmu biologi dan ilmu kedokteran bahwa salah satu faktor yang menyebabkan bertambahnya ukuran rahim adalah kehamilan.

Kehamilan dan Perubahan Ukuran Rahim

Saat hamil, ukuran rahim perempuan dapat membesar sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan janin. Perubahan ukuran rahim perempuan dalam hal ini memberikan dampak positif terhadap janin. Bayangkan apa yang terjadi terhadap janin manakala janin tumbuh dan berkembang, sementara rahim sebagai wadahnya berukuran tetap.

Selain bertambah panjangnya rahim, ketebalan rahim juga dapat bertambah. Penebalan dinding rahim (adenomyosis), umumnya terjadi pada wanita yang pernah mengandung janin. Dengan demikian dapat kita pahami pula manakala ibu-ibu cenderung memiliki ukuran lingkar perut yang lebih besar daripada ukuran lingkar perut bapak-bapak. Meskipun tidak sedikit bapak-bapak yang mempunyai ukuran lingkar perut lebih besar daripada ibu-ibu.

Sementara itu, fenomena ukuran rahim di bawah ukuran normal yang dalam istilah medis dikenal dengan hipoplasia uterus, merupakan fenomena yang kadang terjadi pula. Para ahli berpendapat bahwa hipoplasia uterus merupakan bawaan sejak lahir yang berdampak pada gangguan menstruasi. Akibat dari terganggunya menstruasi adalah sulitnya seorang perempuan untuk hamil. 

Baca Juga  Relasi Kebudayaan dan Kekuasaan

Pesan Deskriptif

Konsep ukuran dalam QS ar-Ra’d ayat 8 merupakan konsep deskriptif. Konsep ukuran dalam ayat tersebut dinyatakan sebagai konsep deskriptif. Sebab, ungkapan-ungkapan dalam ayat tersebut secara jelas memberikan informasi tentang ukuran rahim.

Konsep deskriptif ukuran rahim pada ayat tersebut dapat dijadikan inspirasi oleh peneliti muslim dalam menumbuh-kembangkan risetnya. Inspirasi Al-Qur’an tersebut dapat diaplikasikan pada penelitian dasar maupun penelitian terapan.

Ayat tersebut dapat dijadikan titik tolak berangkatnya penelitian, yang dalam proposal penelitian dituangkan pada bagian pendahuluan (lebih tepatnya pada bagian latar belakang masalah penelitian). Dengan demikian, penelitian tersebut dapat dikategorikan sebagai penelitian integratif (penelitian yang terpadu dengan wawasan dan nilai-nilai Islam).

Pesan Preskriptif

Selain mengandung pesan deskriptif, konsep ukuran dalam QS ar-Ra’d ayat ke-8 mengandung pula pesan preskriptif,. Apa pesan preskriptifnya? Pesan peskriptifnya adalah tauhid. Pesan preskiptif tauhid tersebut termaktub dalam frasa “allahu ya’lamu maa tahmilu kullu untsa” dan “wa kulla syaiin ‘indahu”.

Sebagaimana telah kita pahami bersama bahwa tauhid adalah nilai dasar Islam yang paling fundamental. Oleh karenanya, nilai dasar tauhid harus mendasari nilai-nilai dasar Islam lainnya. Sebagai nilai dasar, maka tauhid harus dijadikan spirit aktifitas kehidupan pada semua lini kapanpun dan dimanapun.

Selain kita temui dalam ungkapan “allahu ya’lamu maa tahmilu kullu untsa” dan “wa kulla syaiin ‘indahu”, nilai dasar Islam yang lain dapat kita temukan manakala kita mempelajari sabab al-nuzul ayat itu.

Al-Suyuthiy dalam kitab Lubab al-Nuqul fi Asbab al-Nuzul, menerangkan bahwa kronologi turunnya ayat itu ialah saat Arbad bin Qais dan ‘Amir bin Tufail. Yakni ketika mereka mendatangi Rasululullah untuk menanyakan imbalan materi yang akan mereka berdua peroleh manakala keduanya memeluk Islam.

Baca Juga  Pandemi Memaksa Muhammadiyah Maksimalkan Teknologi

Rasulullah pun menjawab pertanyaan mereka dengan jawaban, bahwa mereka tidak akan memperoleh imbalan materi apapun setelah mereka memeluk Islam. Atas jawaban Rasululullah itu, mereka berdua tidak puas. Lantas, mereka berdua pulang untuk mengambil pedang.

Mereka berdua balik lagi menghadap Rasululullah Saw dengan membawa pedang. Atas sikap Arbad bin Qais dan ‘Amir bin Tufail kepada Rasulullah itu, Allah Swt. mengirim petir kepada Arbad bin Qais disertai turunnya ayat ke-8 sampai dengan ayat ke-13 dari surah ar-Ra’d.

Kronologi turunnya ayat itu memberikan wawasan tentang nilai dasar Islam ikhlas. Keikhlasan sebagai nilai dasar harus dipegangteguh oleh setiap muslim dalam mengarungi kehidupan ini. Setiap muslim harus meniatkan aktivitasnya karena Allah semata.

Hikmah

Semoga pesan preskriptif dari tema ukuran dalam ayat 8 ar-Ra’d ini, sebagaimana telah diuraikan di atas dapat kita implementasikan dalam gerak langkah hidup kita. Semoga dengan berpegang teguh pada nilai-nilai dasar Islam, nilai-nilai tengah Islam, dan wawasan-wawasan Islam, kehidupan kita menjadi lebih baik.

Semoga kebaikan hidup kita membawa berkah untuk kita dan lingkungan kita. Semoga kebaikan-kebaikan kita menghantarkan kita kepada kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia serta akhirat. Aamiin.

Wa Allah a’lamu bi al-shawab

Editor: Nirwansyah/Nabhan

Avatar
35 posts

About author
Staf Pengajar UIN Sunan Kalijaga, Fakultas Sains dan Teknologi. Santri Pondok Pesantren Islam al-Mukmin Ngruki Tahun 1991-1997.
Articles
Related posts
Riset

Di mana Terjadinya Pertempuran al-Qadisiyyah?

2 Mins read
Pada bulan November 2024, lokasi Pertempuran al-Qadisiyyah di Irak telah diidentifikasi dengan menggunakan citra satelit mata-mata era Perang Dingin. Para arkeolog baru…
Riset

Membuktikan Secara Ilmiah Keajaiban Para Sufi

2 Mins read
Kita barangkali sudah sering mendengar kalau para sufi dan bahkan Nabi-nabi terdahulu memiliki pengalaman-pengalaman yang sulit dibuktikan dengan nalar, bahkan sains pun…
Riset

Lazismu, Anak Muda, dan Gerakan Filantropi untuk Ekologi

2 Mins read
“Bapak ini kemana-mana bantu orang banyak. Tapi di kampung sendiri tidak berbuat apa-apa. Yang dipikirin malah kampung orang lain,” ujar anak dari…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds