News

Sekjend MUI: 9 dari 10 Orang Terkaya di Indonesia, bukan Islam

1 Mins read

Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengatakan seharusnya orang beragama Islam mendominasi jajaran orang terkaya di Indonesia. Sebab umat Islam merupakan mayoritas dengan jumlah mencapai 90 persen dari total penduduk Indonesia.

Namun saat ini sembilan dari sepuluh orang terkaya di Indonesia bukan pemeluk agama Islam. Anwar mengatakan fakta ini menjadi bukti lemahnya umat Islam di Indonesia dalam menguasai sektor bisnis dan ekonomi.

“Data ini jelas menunjukkan adanya ketidakadilan proporsional. Semestinya secara proporsional dari 10 orang terkaya di negeri ini, 9 orang adalah beragama Islam,” kata Anwar dalam keterangan tertulis kepada CNNIndonesia.com, Jumat (31/1).

Forbes melansir jajaran 10 orang terkaya Indonesia tahun 2019 ditempati oleh Hartono bersaudara (US$37,3 miliar), Keluarga Widjaja (US$9,6 miliar), Prajogo Pangestu (US$7,6 miliar), dan Susilo Wonowidjojo (US$6,6 miliar).

Lalu ada Sri Prakash Lohia (US$5,6 miliar), Antoni Salim (US$5,5 miliar), Tahir (US$4,8 miliar), Boenjamin Setiawan (US$4,35 miliar), Chairul Tanjung (US$3,6 miliar), dan Jogi Hendra Atmadja (US$3 miliar).

Anwar menyebut fakta tersebut tidak boleh dijadikan dasar umat Islam membenci umat agama lain. Namun harus dijadikan pelajaran untuk lebih giat di sektor ekonomi dan bisnis.

Dia juga mengingatkan pesan Imam Syafi’i ‘man jadda wa jadda’, yang berarti siapa yang bersungguh-sungguh maka akan dapat. Menurutnya prinsip itu yang menjadi pegangan para orang terkaya di Indonesia.

“Kenapa saudara-saudara kita dari etnis China (Tionghoa) banyak yang sukses dan berhasil dalam dunia ekonomi dan bisnis? Ya karena mereka serius dan bersungguh-sungguh di dalam mengurusi dan menerjuni dunia ekonomi dan bisnis tersebut,” ujarnya.

Anwar berharap ormas Islam pun bisa menggenjot semangat muslim dalam menjalankan bisnis dan ekonomi. Misalnya PBNU yang bisa memacu semangat muslim dengan mengeluarkan Resolusi Jihad Jilid 2.

Baca Juga  Muhammadiyah Amerika Serikat Serukan Social Distancing dan Social Solidarity

Dia mengenang Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 yang mampu melecut semangat pejuang kemerdekaan, terutama pada pertempuran di Surabaya, 10 November 1945. Anwar berharap PBNU bisa menerbitkan Resolusi Jihad Jilid 2 guna memerangi ketimpangan.

“Kalau ini bisa dilakukan oleh NU dan elemen umat Islam lainnya secara bersungguh-sungguh, maka tentu peta kehidupan sosial politik dan ekonomi di negeri ini di masa depan akan berubah,” ucapnya. (dhf/osc).

Sumber: CNN Indonesia

Admin
188 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
News

Ecofeminism: Upaya GCWRI Dorong Kepemimpinan Pemuda dan Perempuan untuk Menggerakkan Perdamaian dan Kelestarian Alam

4 Mins read
IBTimes.ID – Global Conference on Women’s Rights in Islam (GCWRI) di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) yang berlangsung pada 14 – 16 Mei…
News

Global Santri Fest 2024 Sukses Digelar, Peluang Pendidikan ke Amerika untuk Santri Indonesia Kian Terbuka

3 Mins read
IBTimes.ID, Jakarta, 12 Mei 2024 – USAID TEMAN LPDP bekerjasama dengan Santri Mengglobal sukses menyelenggarakan Global Santri Fest 2024, sebuah acara yang menjadi wasilah penting dalam membuka peluang pendidikan…
News

Perkenalkan Jargon Perempuan Berkemajuan Pada Dunia, Muhammadiyah-'Aisyiyah Adakan Konferensi Global Hak-Hak Perempuan dalam Islam

1 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Muhammadiyah melalui Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah menjalin kerjasama dengan Universitas Al-Azhar dan Faith to Action Network (F2A) adakan Gender Conference…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *