Tasawuf

Tiga Obyek Kajian Geografi dalam Alqur’an

3 Mins read

Apa yang menjadi kajian geografi pada awal pertumbuhan hingga yang dikenal sebagai geografi modern tersebut sebenarnya terdapat dalam Al Qur’an. Sebagaimana juga kitab-kitab suci lainnya yang telah diturunkan oleh Allah sebelumnya, Al-Qur’an adalah petunjuk dari Allah yang diberikan kepada manusia (Ali-Imran: 3-4), khususnya kepada kaum Muslim yang bertaqwa (Al-Baqarah: 2).

Karena merupakan petunjuk maka didalamnya diharapkan terkandung hal-hal yang berkaitan dengan berbagai keperluan manusia untuk hidup di dunia ini. Sebagai petunjuk, Al-Qur’an memberikan isyarat-isyarat tentang benda-benda dan gejala-­gejala alam (diantaranya obyek studi geografi), yang oleh Allah sendiri penciptaannya dikatakan sebagai sangat seimbang dan sangat sempurna, tanpa cacat (Al- Mulk: 3-4).

Karena itu, benda-benda dan gejala-gejala alam itu tunduk kepada hukum-hukum kejadian yang sangat logis, rasional, konsisten dan prediktabel. Hukum-hukum kejadian yang identik dengan hukum alam ataupun sunnatullah itu adalah dasar dari hukum ilmu yang berlaku dan dikembangkan dalam sains modern sekarang ini. Al-Qur’an bahkan memberi petunjuk akan gejala-gejala alam yang baru kemudian ilmu pengetahuan saintik mampu mengungkapkannya.

Berikut diuraikan secara singkat beberapa ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan 3 kelompok obyek kajian geografi:

Pertama, kajian tentang atmosfer (kejadian bumi, perjalanan benda-benda angkasa dan iklim: kejadian hujan, tekanan udara,suhu dan kejadian-kejadian yang menyertainya) terdapat dalam surat:

Al-Baqarah(2) ayat 17-20, 22, 29, 31, 32, 33; Ali Imran(3) ayat 5, 27, 29, 117, 190-191; An Nisa(4) ayat 126, 131-132; A1 An’am(6) ayat 76- 79, 96- 97; Al A’raf(7) ayat 54, 57; At Taubah(9) ayat 116; Yunus(10) ayat 5-6, 22, 24, 67; Hud(11) ayat 7; Ar Ra’d(13) ayat 2; Ibrahim(14) ayat 19-20; A1 Hijr(15) ayat: 85-86; An Nahl(16) ayat 3 dan 8; Al Isra'(17) ayat 12,44, 66-69, 99; Thaha(20) ayat 2-6; Al Anbiya (21) ayat 16, 19-20, 30-33, 56; Al Hajj (22) ayat 61, 65, clan 70; A1 Mu’minun (23) ayat 17-20; An Nur (24) ayat 35, 43, 44; AI Furqan (25) ayat 1-3, 45-46 ; Ar Rum (30) ayat 48-49; Luqman (31) ayat 10-11, 20, 25-27, 29, dan 34; As Sajdah (32) ayat 4-7, dan 27; Al Ahzab (33) ayat 72-73; Saba’ (34) ayat l-3; Fathir (35) ayat 1-4, 9, 13, 38, 40-41, 43; Yasin (36) ayat 81-83; Shad (38) ayat 27; Az Zumar (39) ayat 5, 62 dan 63; Ad Dukhan (44) ayat 7- 11; Al Hujurat (49) ayat 16 clan 18; Adz Dzariyat (51) ayat l – 11; A1 Qamar (54) ayat 11; Al Hadid (57) ayat 2 – 4; At Taghabun (64) ayat 1, 3 clan 4; Ath Thalaq (65) ayat 12; A1 Mulk (67) ayat 1-5; An Naba’ (78) ayat 12-13; Al Buruj (85) ayat 1-2; Atli Thariq (86) ayat 1-3, 11-12; Al Ghasyiyah (88) ayat 17-20; dan Asy Syams (91) ayat 1-6.

Baca Juga  Kajian Manuskrip: Khotbah Sebelum Akad Nikah

Kedua, kajian tentang litosfer dan hidrosfer (lapisan kulit bumi: batuan, tanah, air sungai dan mata air/air bumi, lautan, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan sumber daya alam lainnya) terdapat dalam surat:

al-Baqarah(2) ayat 50, 61, 74, 164, 255, 258, 264, 265, 266; Al Maidah(5) ayat 17-18, 40, 97, 120; al-An’am (6)ayat 1-3, 6, 12- 13, 59, 73, 99; A1 A’raf (7) ayat 10, 24­25, 58, 160; al- Anfal(8) ayat 11; Yunus(10) ayat 31, 55, 61, 66, 68, Hud(11) ayat 123; Ar Ra’ d(13) ayat 3-4, 8, 16, 31; Ibrahim(14) ayat 32­33; a1- Hijr(15) ayat 19-23; an Nahl(16) ayat 10-16, 65, 77, 81; Thaha (20) ayat 53; al-Hajj(22) ayat 5-6, 63-64, an-Nur (24) ayat 45-46; al-Furqan (25) ayat 48-50, 53, 61-62; asy- Syu’ara (26) ayat 7-9; an-Naml (27) ayat 60-63, dan 88; a1- `Ankabut(29) ayat 61 dan 63; ar-Rum (30) ayat 24-27; Saba’ (34) ayat 22 dan 24; Fathir (35) ayat 27-28; Yasin (36) ayat 71-73; az-Zumar (39) ayat 10 dan 21; a1-Mu’min (40) ayat 64; Fushshilat (41) ayat 9-16 dan 39; az-Zukhruf (43) ayat 11-13; al- Jatsilah (45) ayat 3-5 dan 12-13; Qaf (50) ayat 6-11; adz-Dzariyat (51) ayat 20-23; al- Qamar (54) ayat 12; ar-Rahman (55) ayat 10, 19-20 dan 22; al-Waqi’ah (56) ayat 68-70; al-Mulk (67) ayat 30; Nuh (71) ayat 10-13, 15­16  dan 19-20; al- Mursalat (77) ayat 25-27; an-Naba’ (78) ayat 14-16; an-Nazi’at (79) ayat 29-33; dan `Abasa (80) ayat 25-32.

Ketiga, antroposfer/kehidupan manusia dan Kerusakan lingkungan hidup/bencana alam akibat ulah manusia (hujan batu, angin ribut, banjir, kekeringan, gempa bumi, gunung meletus) terdapat pada surat:

Baca Juga  Keajaiban-Keajaiban dalam Tasawuf

al-A’raf(7) ayat 74-78, 84, 91, 130, 133, 137, 143, 171, 185, 187; Yunus(10) ayat 101; al-Hijr(15) ayat 72-77, 80-84; Al Isra'(17) ayat 68-70; al-Kahfi (18)ayat 32­45;a1-Hajj (22) ayat 18; al Mu’minun (23) ayat 78-80; an-Nur (24) ayat 39-41, 64; al-Furqan (25) ayat 54, 58-59; asy-Syu’ara (26) ayat 146-149, dan 183-184; an-Naml (27) ayat 65, 75, dan 86; a1-Qashash (28) ayat 68, 70-73; al-`Ankabut (29) ayat 40-41, 56-57; ar-Rum (30) ayat 8, 17-19, 22-23, 41, 46, 50-51; Luqman (31) ayat 31-32; Saba’ (34) ayat 9-12; Fathir (35) ayat 11-13, 16-17, 19-22, 44-45; Yasin (36) ayat 12, 33-36, 77­79; Aadz-Dzariyat (51) ayat 41-42; ath-Thur (52) ayat 4-13, 35-36 dan 44; al-Hadid (57) ayat 22; al-Mulk (67) ayat 16 -17; al-Haqqah (69) ayat 6-8 dan 11-12; al-Muzzammil (73) ayat 14; al-Mursalat (77) ayat 8-13; at-Takwir (81) ayat 1-3, 6 dan 11-14; al-Insyiqaq (84) ayat 1-5 da 16-19; dan al-Qariah (101) ayat 1-5.

Ayat-ayat al-Qur’an tersebut membawa kita pada suatu pemahaman bahwa sebagai hamba Allah yang diciptakan untuk hidup di bumi, manusia harus menguasai ilmu keakhiratan dan ilmu keduniaan yang diperlukan. Sebagai penguasa di bumi, manusia boleh memanfaatkan alam di sekitarnya bagi kelangsungan hidupnya, namun tidak boleh merusaknya, manusia bertanggungjawab untuk melestarikan alam ini.

Oleh karenanya, manusia tidak dapat berbuat lain kecuali harus mengahlikan diri dalam mengelola alam sekitarnya. Sedangkan untuk memperoleh kemampuan itu manusia harus mengenal alam lingkungannya dengan sebaik-baiknya. Manusia harus sering mengamati alam di sekitarnya, serta mengingat-ingat gejala yang dilihat saat pengamatan tersebut. Geografi dalam hal itu, merupakan kajian tentang gejala yang terdapat pada geosfer/lapisan bumi kaitannya dengan kehidupan manusia.

Baca Juga  Sejarah Panjang Hisab dalam Islam
1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
Tasawuf

Tasawuf di Muhammadiyah (3): Praktik Tasawuf dalam Muhammadiyah

4 Mins read
Muhammadiyah tidak menjadikan tasawuf sebagai landasan organisasi, berbeda dengan organisasi lainnya seperti Nahdlatul Ulama. Akan tetapi, beberapa praktik yang bernafaskan tentang tasawuf…
Tasawuf

Tasawuf di Muhammadiyah (2): Diskursus Tasawuf dalam Muhammadiyah

4 Mins read
Muhammadiyah pada awal mula berdirinya berasal dari kelompok mengaji yang dibentuk oleh KH. Ahmad Dahlan dan berubah menjadi sebuah organisasi kemasrayarakatan. Adapun…
Tasawuf

Urban Sufisme dan Conventional Sufisme: Tasawuf Masa Kini

3 Mins read
Agama menjadi bagian urgen dalam sistem kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, pasti memiliki titik jenuh, titik bosan, titik lemah dalam…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds