Feature

Hadiah UAH Untuk Saya

3 Mins read

Sekitar April 2017, di sebuah gedung di kawasan Kuningan Jakarta Selatan, saya menonton sebuah ceramah seorang ustaz yang sedang menjelaskan hukum isbal. Saya simak penjelasan beliau, semakin lama semakin enak didengar.

Sampai di kesimpulan, beliau sampaikan yang terbaik menurutnya jangan terlalu menjulur ke tanah, karena bisa terkena najis. Juga bisa di atas mata kaki sedikit tanpa mengesampingkan aspek kepantasan dan keindahan.

Setelah itu, saya dengarkan secara maraton pendapat-pendapatnya soal hukum qunut, tahlilan, dan lain-lain yang dari hari ke hari selalu jadi perdebatan di kalangan umat Islam.

“Wah, gaya berpikirnya Muhammadiyah sekali”, pikir saya saat itu. Meski tidak selalu sama persis dengan Majelis Tarjih, tetapi nafas Muhammadiyah sangat terasa dalam uraian-uraian beliau. Belakangan, baru saya tahu beliau alumni Pondok Darul Arqam Muhammadiyah Garut.

Ustaz yang saya tonton itu adalah Ustaz Adi Hidayat (UAH). Saat ini siapa yang tidak kenal dengan beliau? Ceramah-ceramahnya menembus sekat-sekat rumah, bukan hanya didengarkan sebatas ruang masjid atau majelis taklim.

***

“Ulama itu tajam penanya, bukan keras mikrofonnya”.

Kalimat itu merupakan ungkapan ustaz Nurbani Yusuf, yang beliau tulis di ibtimes.id sekitar bulan Oktober 2019. Saya sepakat dengan beliau. Maka, jika ada ustaz yang sedang naik daun, saya akan berusaha mencari karya tulisnya.

Buku pertama UAH yang saya temukan di sebuah marketplace berjudul “Menyoal Hadits Populer”. Sayang, ternyata stoknya habis. Tapi toko itu melampirkan nomor Whatsapp. Siapa tahu masih ada stok. Maka saya hubungi nomor WA-nya.

“Assalamu’alaikum… Apa buku Menyoal Hadits Populer masih ada?” Tanya saya.

“Wa’alaikumsalam… Kirim ke alamat mana, akhi?” Tanpa basa-basi admin menjawab demikian.

Saya kirim alamat kantor saya dan saya tanya kembali berapa total yang harus dibayar.

Baca Juga  Abbas As-Sisi: Berdakwah di Mesir dengan Menginjak Kaki Orang di Bis

“Bantu ongkir saja akhi, bukunya gratis.” Jawaban yang mencengangkan. Ada ustaz yang baru saya dengarkan beberapa hari yang lalu, mempekerjakan seseorang untuk jadi admin WA dan menyuruhnya untuk membagikan buku gratis. Keren.

Saya pikir karena mungkin ini menghabiskan stok saja, jadi buku UAH dibagikan secara gratis. Kenyataannya tidak demikian. Di media sosial, tim admin media sosial UAH selalu mengumumkan buku-buku karya UAH yang ready stock dan mempersilahkan jamaah mengirim detail alamat jika ada yang berminat.

Di satu kesempatan, UAH sedang dalam proses membagikan karya terbarunya, Al-Majmu’: Bekal Nabi Bagi Para Penuntut Ilmu. Seperti biasa, jamaah diminta mengirim e-mail berupa detail alamat pengiriman. Secara tidak tahu diri, saya memberi keterangan tambahan: Jika ada buku UAH yang lain yang kebetulan ready, mohon dikirim juga.

Ternyata admin UAH benar-benar membaca email saya dengan detail dan kebetulan ada buku yang ready selain Al-Majmu’, yakni buku Makna Ayat Puasa. Di bagian kata pengantar buku tersebut, UAH sempat mengucapkan terima kasih pada Buya Yunahar Ilyas karena telah membantu beliau dalam proses penyusunan bukunya.

***

Beberapa karya UAH yang sempat saya dapatkan secara gratis. Di antaranya; Menyoal Hadits Populer, Buku Catatan Penuntut Ilmu, Al-Majmu: Bekal Nabi Bagi Para Penuntut Ilmu, Manhaj Tahdzir Kelas Eksekutif, Makna Ayat Puasa dan Muslim Zaman Now: Hafal Qur’an dalam 30 Hari (yang sayangnya belum bisa saya praktikkan karena terlalu sibuk urusan duniawi).

Saat ini UAH dan tim mengembangkan aplikasi Quantum Akhyar Store untuk memfasilitasi siapa saja yang ingin membaca karyanya. Tentu semakin banyak jamaahnya. Maka semakin banyak yang ingin membaca karyanya. Followers Intsagram beliau saja saat ini sekitar 2,6 juta!

Baca Juga  Agama Cinta dan Ideologi Kebencian

UAH memang dikenal sebagai ustaz yang dermawan. Tidak jarang, di forum pengajian yang beliau bimbing, UAH memberikan sesuatu untuk jamaahnya. Dari mulai buku, mushaf, biaya transportasi, beasiswa kuliah, bahkan umrah gratis.

“Kalau dengan cara-cara itu belum mampu membuat antum mau belajar, harus dengan cara apalagi saya mengajak antum?” UAH sering mengulang kalimat tersebut dengan beragam variasi.

Belum lama, masjid di samping rumah saya dibangun dengan bantuan yayasan. Bantuan juga termasuk puluhan mushaf Al-Qur’an. Saya merasa mengenali logo yang ada di mushaf tersebut. Wah, ternyata logo Quantum Akhyar Institute, lembaga milik Ustaz Adi Hidayat. Mushaf Al-Qur’an cetakan timnya sudah masuk ke pelosok.

Khusus tentang buku, Muhammadiyah kiranya perlu meniru langkah UAH untuk mencetak buku-buku resmi persyarikatan macam Himpunan Putusan Tarjih atau Tanya Jawab Agama secara gratis dan disebarluaskan secara masif.

Jujur saja, beberapa kali mengunjungi berbagai masjid, saya lebih mudah menemukan buku Yazid bin Abdul Qadir Jawaz (tokoh Salafi) atau Fadhilah Amalnya Muhammad Zakariya Al-Kandahlawi (tokoh Jama’ah Tabligh), ketimbang buku-buku Muhammadiyah.

Pada akhirnya, terima kasih pada UAH dan tim yang telah memberikan karya-karyanya untuk saya. Semoga menjadi kebaikan untuk semua. Amin

Editor: Yahya FR
Avatar
2 posts

About author
Redaktur tanyajawabagama.com
Articles
Related posts
Feature

Rakernas dan Dinamika Dunia Wakaf

4 Mins read
Jogja, Jumat 1 November 2024. Pukul 05.30 pagi dengan sebuah mobil dari Ringrud Selatan Jogja kami menuju Kartasura. Di perjalanan ikut bergabung…
Feature

Perkuat Toleransi Sejak Dini: Cerita Pesantren Muhammadiyah Terima Kunjungan SMA Kristen

2 Mins read
Kunjungan studi yang dilakukan oleh para siswa Sekolah Kanisius Jakarta ke pesantren Muhammadiyah Al-Furqon, sejak Rabu, 30/10/2024 sampai Jum’at, 1/11/2024 merupakan sebuah…
Feature

Tasawuf di Muhammadiyah (1): Lahirnya Neo-Sufisme

4 Mins read
Ketika mendiskusikan tasawuf di Muhammadiyah, maka yang dibicarakan adalah tasawuf bentuk baru atau Neo-Sufisme. Muhammadiyah sendiri—dalam hal ini tokoh-tokohnya—tidak menolak sepenuhnya tentang…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds