News

Peluncuran Jurnal Maarif Edisi 34: Memperkuat Kembali Moderatisme Muhammadiyah

1 Mins read

Jakarta – MAARIF Institute (03 Maret 2020) menyelenggarakan diskusi dan peluncuran Jurnal MAARIF edisi ke-34 No.2 Desember 2019 dengan tema “Memperkuat Kembali Moderatisme Muhammadiyah : Konsepsi, Interpretasi, Strategi dan Aksi”. Acara yang berlokasi di Aula Kampus UHAMKA ini menghadirkan Prof. Dr. Azyumardi Azra (Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Ahmad Najib Burhani, Ph.D (Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan Dr. Zamah Sari (Wakil Rektor II UHAMKA). Acara ini dimoderatori oleh Pipit Aidul Fitriyana (Manager Program Riset Maarif Institute).

Dalam sambutannya, Abd. Rohim Ghazali, Direktur Eksekutif Ma’arif Institute, mengatakan bahwa isu tentang moderatisme Islam menjadi trend belakangan ini, utamanya di tengah maraknya radikalisme yang bisa membahayakan kedaulatan nasional, kepentingan ekonomi nasional, nilai-nilai budaya, dan identitas nasional.

“Saya meyakini bahwa Muhammadiyah sebagai organisasi moderat tidak sehaluan dan tidak memberi ruang bagi adanya ideologi, pemikiran, sikap, dan pandangan yang ingin mewujudkan bentuk dan ideologi lainnya yang bertentangan dengan pandangan Negara Pancasila Darul l-Ahd Wa al-Syahadah” ungkap Rohim.

Sementara Prof. Azra, memaparkan bahwa banyak kalangan baik di dalam maupun luar negeri mencemaskan masa depan Islam Indonesia wasathiyah. Sementara mereka yang menganut paham dan praksis Islam transnasional terlihat sangat aktif, dalam pada itu, ormas-ormas Islam pemegang Islam wasathiyah nampak pasif. Hanya sekali-kali mereka bersuara tegas dan jelas menolak paham dan praksis Islam transnasional.

“Ormas-ormas Islam yang memegangi jati diri wasathiyah seperti NU, Muhammadiyah dan banyak lagi ormas berpaham sama di seantero Indonesia jelas memiliki peran krusial dalam menjaga keutuhan negara-bangsa Indonesia. Karena itu, ormas-ormas ini perlu senantiasa memperkuat jati diri Islam wasathiyah Indonesia”, tegasnya.

Baca Juga  Cendekiawan Merah: Gelombang Muhammadiyah Progresif

Najib Burhani, Peneliti LIPI, berpendapat bila melihat beberapa fenomena belakangan ini seperti berbagai aksi intoleransi terhadap minoritas, mudahnya mem-bully secara berjamaah kepada mereka yang berpandangan berbeda, dan terjadi konflik keagamaan hanya karena persoalan sepele, ada kekhawatiran bahwa Islam moderat di Indonesia itu sudah goyah.

“Tindakan intoleransi, diskriminasi, dan bigotry memang bukanlah masuk kategori terorisme, namun itu bisa menjadi awal dari perilaku yang bisa berujung pada terorisme,” jelas tokoh Muhammadiyah yang juga Peneliti Senior di LIPI ini.

Pembicara berikutnya, Zamah Sari, mengingatkan bahwa salah satu karakter moderasi Islam adalah rahmatan lil ‘alamin. Ia berharap visi itu tidak hanya berhenti dalam ucapan dan jargon semata, tetapi menjadi laku tindakan nyata. Visi ini dalam konteks keindonesiaan adalah menjadi pengawal Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Avatar
1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
News

GLOBAL SANTRI FEST 2024: Peluang Edukasi di Amerika Terbuka untuk Semua

3 Mins read
IBTimes.ID, Jakarta – Sukses dengan program-program pendidikan sebelumnya, USAID Teman LPDP berkolaborasi dengan Santri Mengglobal akan menggelar Global Santri Fest 2024. Acara ini…
News

Rizal Sukma Terpilih Jadi Anggota Board of Advisers International IDEA

1 Mins read
IBTimes.ID – Rizal Sukma, Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris dari Muhammadiyah tahun 2016-2020 terpilih sebagai anggota Board of Advisers (BoA) Internasional…
News

Muhammadiyah dan Arab Saudi Tetapkan Idulfitri 1445 H Jatuh pada Rabu 10 April

1 Mins read
IBTimes.ID – Pemerintah Arab Saudi menetapkan bahwa hari raya Idulfitri 1445 H jatuh pada hari Rabu, 10 April 2024. Keputusan ini berdasarkan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *