Perspektif

Emang Ada Dampak Positif dari Wabah Virus Corona?

4 Mins read

Nggak melulu yang selalu dianggap negatif punya dampak yang negatif pula. kalau ingin dicari segi positifnya, pastinya juga ada. Begitu pula memandang wabah virus corona. Ada beberapa segi positif yang terkadang tidak terpikirkan oleh kita.

Selama ini kita pahami  bahwa virus membawa dampak negatif bagi kehidupan manusia. Tentu virus banyak dipahami dalam segi medis sebagai agen penyebab munculnya penyakit. Tak jarang efek yang dimunculkan oleh virus akan menyebabkan kondisi berupa sakit berkepanjangan bahkan berujung pada kematian.

Melihat dari kasus kematian akibat virus corona yang semakin lama semakin bertambah, tentu kondisi ini menyebabkan kekhawatiran di benak masyarakat. Apalagi masyarakat kita masih awam terkait virus dan bagaimana cara penanggulangannya. Kondisi saat ini bisa dikatakan membuat masyarakat shock, karena peta persebaran kasus positif virus corona di beberapa bagian wilayah dunia, terbilang cepat dan terlebih sudah sampai menganggu aktivitas keseharian.

Cerita berlanjut saat masyarakat dikhawatirkan akan ketersediaan alat dan bahan yang dapat mereka gunakan untuk menangkal virus corona. Dan benar saja, Kekhawatiran itupun memuncak tatkala stock masker dan hand sanitizer yang menjadi starter pack paling umum untuk melawan virus corona habis dipasaran. Lalu munculah tutorial alternatif pembuatan hand sanitizer bermunculan di laman sosial media. Hal ini lagi-lagi untuk menenangkan kekhawatiran masyarakat yang kadung memuncak itu.

Bagi orang yang divonis positif virus corona pun ikut  khawatir akan kelangsungan hidup mereka. Harus mengikuti protokol dari pihak rumah sakit serta terbayang-bayangi oleh beban sakit yang harus dijalani selama di rumah sakit atau rumah karantina. Belum lagi jika ada biaya-biaya yang harus mereka bayarkan di waktu sakit mereka. Pikiran pun tentu dibuat ngalur-ngidul nggak jelas harus berbuat apa sembari menunggu hingga kondisi tubuh benar-benar sehat kembali. Apalagi kalau harus mikirin keluarga dirumah sedang apa? Uang jajannya anak-anak gimana?, stock beras masih cukup apa tidak? Wah tentu tambah mumet itu.

Baca Juga  Krisis Kepercayaan, Turbulensi Politik dan Demokrasi Predator
***

Para pekerja juga dibuat khawatir akan gaji mereka. Sangat bersyukur apabila ada kebijakan work from home, kalau tidak ya hanya bisa ngelus dada sambil nekat tetap masuk kerja seperti biasa. Apalagi para kaum pekerja mau tidak mau harus berdamai dengan kalimat “ora obah, ora mamah” untuk sementara waktu ini. Pastinya puyeng itu kepala karena virus corona.

Masalah juga muncul dari jamaah yang sebelumnya selalu aktif datang untuk memakmurkan tempat ibadah, sementara waktu ini harus absen karena virus corona. Terpaksa aktivitas ibadah berjamaah juga harus di-stop karena khawatir bila jamaah amit-amit sampai terjangkit virus corona.

Tentu itu bukan hal yang diinginkan para pemangku urusan agama, terkhusus para jamaah rumah ibadah. Karena keselamatan umat lebih penting agar bisa terus beribadah lebih lama di muka bumi. Tentu kematian yang diinginkan bagi jamaah dan para pemangku urusan agama ini yaitu mati syahid melawan virus, bukannya mati konyol terjangkit virus.

Segi Positif dari Wabah Virus Corona

Dari sekian banyak dampak negatif yang telah diceritakan sebelumya, lalu adakah dampak positif dari virus corona? Tentu ada, dan memang itulah yang harus kita cari dikala kondisi negatif terus diperbincangkan.

Virus corona membawa dampak positif bagi kesadaran diri manusia. Kesadaran disini dapat dilihat dari banyak sisi.

Pertama, kesadaran diri akan kesehatan itu penting untuk terus dijaga. Dengan adanya virus corona, masyarakat jadi lebih sadar akan kesehatan mereka. Banyak diantara mereka yang saat ini berproses untuk memulai hidup sehat, baik berolahraga secara rutin di rumah, makan-makanan yang memiliki kandungan gizi yang tinggi, serta menghindarkan diri dari kegiatan yang dapat berpotensi mengundang penyakit.

Baca Juga  Bagaimana Cara Menjadi Kritis Sekaligus Humanis?

Kedua, kesadaran diri akan kebersihan lingkungan sekitar. Masyarakat dengan adanya wabah virus corona mulai menyadari bahwa lingkungan yang bersih akan meminimalkan potensi virus untuk berkembang. Aktivitas seperti membersihkan rumah, buang sampah, cuci tangan dan kebersihan tubuh juga mulai sering digerakan.

Kesadaran akan kebersihan lingkungan juga dapat ditandai dengan banyaknya masker dan hand sanitizer yang stock-nya habis di pasaran, tapi untuk yang satu ini belum tentu sepenuhnya benar untuk dijadikan penanda. Sebab banyak juga ditemui kasus penimbunan barang yang kemudian dijual kembali demi mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda. Kalau itu jelas zalim namanya. Yang benar saja, mosok masker dan hand sanitizer regone dibandrol jutaan rupiah lek?, wong edan.

***

Ketiga, semakin meningkatnya taraf ekonomi pedagang kecil. Kalau untuk yang satu ini saya sendiri yang mengalami. Beberapa kali saya mencari wedang ronde di beberapa pedagang kecil di pinggir jalan raya nggak nemu-nemu karena sudah banyak yang sold out. Emangnya wedang ronde bisa mengobati COVID-19? Ya bukan seperti itu cara berpikirannya, maksudnya adalah saya itu ingin mendapatkan manfaat dari senyawa gingerol yang terkandung pada saripati jahe khas wedang ronde.

Bukannya tanpa apa-apa, berdasarkan situs yang saya baca (ALODOKTER), senyawa gingerol diduga dapat melawan respiratory syncytial virus penyebab infeksi saluran pernapasan layaknya virus corona. Jadi nggak masalah kalau tujuannya ingin meningkatkan daya tahan tubuh dengan minum wedang ronde. Cukup sebatas itu. Kalau tujuannya ingin tahu terjangkit virus corona apa tidak ya silahkan anda pergi ke rumah sakit! Jangan sampai salah server.Ntar malah pergi ke mbah dukun, yang ada bukan tambah jelas malah tambah ruwet.

Keempat, virus corona memunculkan gerakan social distancing. Buat apa toh itu gerakan social distancing? Tentunya untuk membatasi aktivitas sosialmu yang bisa jadi berpotensi menularkan virus corona. Baik untuk yang belum terjangkit dengan yang belum, yang belum dengan yang sudah terjangkit, atau yang terjangkit dengan yang terjangkit.

Baca Juga  Konstitusi: Piranti Terciptanya Negara Demokratis

Tetapi gongnya itu bukan disitu. Gongnya adalah agar aktivitas sosialmu yang ngeluarin banyak biaya itu bisa diturunkan intensitasnya. Contohnya seperti nongki-nongki di café, di mall, atau ditempat favorit lainnya dimana anda suka berfoya-foya. Tolong ingatlah masa-masa di mana anda hanya bisa makan indomie dan minum segelas air putih, please.   

Dan yang kelima sekaligus penutup, semua itu tidak akan menjadi efek positif dari virus corona kalau anda sendiri tidak mencoba menyadari kondisi anda sendiri dan keadaan lingkungan sekitar anda. Apalagi kalau anda bersikap bodo amat, tentu efek positif yang dimungkinkan terjadi dapat berubah dengan otomatis menjadi efek negatif yang terus-terusan mengkhawatirkan anda. Waspadalah-waspadalah.

Maturnuwun.

Editor: Yahya FR
Related posts
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…
Perspektif

Mengapa Masih Ada Praktik Beragama yang Intoleran?

3 Mins read
Dalam masyarakat yang religius, kesalihan ritual sering dianggap sebagai indikator utama dari keimanan seseorang. Aktivitas ibadah seperti salat, puasa, dan zikir menjadi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds