Oleh: M Husnaini
Beruntung sekali manusia diciptakan Allah dengan segala keterbatasan. Kita, dengan demikian, tidak pernah dituntut harus mengurus semua perkara dalam hidup dan kehidupan ini. Ada lima matriks hukum Islam dari para ulama sebagaimana kita kenal selama ini, yaitu wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram.
Apabila meminjam kelima kerangka itu, berarti ada perkara-perkara yang harus kita urus, ada yang sebaiknya kita urus, ada yang boleh kita urus atau kita biarkan, ada yang sebaiknya kita biarkan, dan terakhir adalah perkara-perkara yang harus kita biarkan. Manusia yang bijak biasanya paham di level mana dia berada.
Kekacauan di segala bidang kerap dipicu oleh hadirnya orang-orang yang tidak mampu berbuat banyak tetapi lagaknya seolah-olah mampu mengatasi segala persoalan umat. Yang parah dan ramai sekali bermunculan di era medsos sekarang adalah jenis manusia yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu.
Kita punya ilmu dan iman. Untuk urusan yang bisa dijangkau, kita pakai ilmu. Tetapi, urusan yang tidak terjangkau dengan ilmu, kita gunakan iman. Contoh, jual nasi. Kita bisa mengurus nasi dan pelayanannya, tetapi bukan berapa lakunya. Lakunya berapa itu iman. Mengurus nasi dan warungnya itulah ilmu.