Report

Fahruddin Faiz: Tjokroaminoto itu the Real Guru Bangsa!

2 Mins read

H.O.S. Tjokroaminoto, seperti kita tahu bahwa ia adalah tokoh yang begitu berjasa bagi bangsa Indonesia. Para founding father, seperti Soekarno, Kartosuwiryo, Musso, Semaoen, bahkan menurut beberapa sumber, Buya Hamka, Tan Malaka dkk pun berguru padanya.

Ia lahir dari kalangan bangsawan, cucu dari bupati Madiun, yang seharusnya dari latar belakang keluarga bangsawan itulah ia mendapat gelar Raden, tetapi ia tak mau memakainya, dan lebih memilih memakai nama Haji Oemar Said.

Pak Tjokro mengidentifikasi dirinya sebagai rakyat, sehingga banyak foto yang mana ia memakai blankon, jas tutup, dan kain panjang. Dari gaya berpakaian dan kehidupannya, ia merupakan tokoh egaliter. Tak pernah mengistimewakan dirinya sendiri sebagai seseorang yang lahir dari kalangan bangsawan.

Sejarawan Bonnie Triyana bahkan menyebut bahwa ia bunuh diri kelas, karena menanggalkan baju priyayinya demi menjadi proletar atau seorang marhaen.

Gelar Bagi H.O.S. Tjokroaminoto

Menduduki jabatan penting tak serta merta hanya formalitas. Bagi Pak Tjokro, di sanalah ia harus lebih berperan penting dalam memajukan organisasi demi kemaslahatan umat. Karena pengaruhnya yang besar dalam organisasi Sarekat Islam, ia lalu mendapat gelar “Jang Oetama”.

Kemudian, orang Belanda menyebutnya sebagai “Raja Hindia Tanpa Mahkota” atau “Raja Jawa Masa Depan”. Bahkan, beberapa kalangan kraton atau kalangan Jawa menganggap bahwa Pak Tjokro adalah “Ratu Adil”.

Di Jawa, ratu adil bernama Herucokro. Kebetulan dari segi nama, keduanya memiliki kemiripan. Namun, Pak Tjokro keberatan atas gelar tersebut, karena menurutnya, sosok ratu adil itu bukanlah manusia, melainkan ideologi yang bisa membebaskan Indonesia dari penjajahan.

Ratu adil dimaknai sebagai sebuah konsep yang membebaskan Indonesia. Orangnya mungkin bisa satu, dua, atau bahkan banyak, semuanya turut serta menyukseskan konsep pembebasan atau ratu adil tersebut.

Baca Juga  Hasil Survei Lazismu: Pendapatan Turun, Kedermawanan Naik

Guru yang Paling Menginspirasi

Sebagai guru para founding father, Pak Tjokro sukses menyihir murid-muridnya. “Guru yang paling sukses adalah yang menginspirasi murid-muridnya”, ungkap Fahruddin Faiz dalam kajiannya yang diunggah di kanal YouTube milik MJS Channel tanggal 16 Agustus 2017.

Kemudian Fahruddin menjelaskan bahwa banyak sisi dari Pak Tjokro yang dibangkitkan muridnya secara berbeda-beda. Karena manusia tidaklah sama, begitu pun dengan muridnya, sehingga sisi menarik dari Pak Tjokro dimaknai bermacam-macam oleh muridnya.

Dari ketertarikan yang berbeda-beda itulah, akhirnya lahir berbagai hasil. “Dari banyak kepala muncul banyak ide, banyak gagasan, banyak inspirasi, tapi tetap gurunya Pak Tjokroaminoto. Jadi bagi saya, Pak Tjokro adalah the real guru bangsa”, lanjutnya.

Dari seorang Pak Tjokro, lahir berbagai ideologi, mulai dari Komunisme, Islamisme, dan Nasionalisme. Sampai saat ini pun, ketiga ideologi tersebut masih bertarung dengan bentuknya yang berubah dan bertransformasi.

Teladan Bagi Soekarno

Salah satu murid yang begitu mengidolakan seorang H.O.S. Tjokroaminoto adalah Soekarno. Suaranya yang lantang ketika orasi berhasil menyihir dan menginspirasi Soekarno.

Jika kita mendengar orasi yang mantap dari sosok Soekarno, hal itu merupakan representasi dari Pak Tjokro. Pak Tjokro menjadi kilbat bagi Soekarno.

Dari sana, mungkin kita dapat memahami dan memaknai mengapa Pak Tjokro dahulu berkata, “Jika kamu ingin menjadi pemimpin besar, maka menulislah seperti wartawan dan berbicaralah seperti orator.”

Namun, ia hanya memiliki takdir hidup yang tidak begitu panjang. Hidup antara tahun 1882 hingga 1934, tetapi membawa pengaruh yang luar biasa. Tidak sempat menikmati Indonesia merdeka, namun ia lah yang menanamkan bibit-bibit ideologi yang berkembang saat ini.

Reporter: Lely N

Avatar
1447 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Report

Anak Ideologis itu Amal Jariyah

1 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Pendakwah muda Habib Husein Ja’far Al Hadar menyebut anak ideologis lebih baik daripada anak biologis. Alasannya, karena perjuangan dengan…
Report

Alissa Wahid: Gus Dur Teladan Kesetaraan dan Keadilan

2 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Wahid memberikan tausiyah pada peringatan Haul Gus Dur ke-15 yang bertempat di Laboratorium Agama UIN…
Report

Alissa Wahid: Empat Faktor Penyebab Meningkatnya Kasus Intoleransi di Indonesia

2 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Qotrunnada Wahid atau Alissa Wahid menyampaikan bahwa ada empat faktor utama yang menyebabkan tren peningkatan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds