Tafsir

Satu-Satunya Cara Menjadikan Al-Qur’an Sebagai Pedoman Hidup ialah Memahaminya

4 Mins read

Al-Qur’an adalah Pedoman Hidup

Al-Qur’an Pedoman Hidup“Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Q.S. Yunus 10:57) 

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk, bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda antara yang hak dengan yangn batil.” (QS. Al-Baqarah: 185)

Al-Qur’an bagi orang Islam adalah pedoman hidup, sumber segala hukum yang harus diikuti dalam hidupnya. Al Qur’an, selain sebagai al-huda (sumber petunjuk), juga merupakan asy-syifa (penyembuh) sebagaimana tertera dalam surah Yunus, ayat 57 di atas. Ibnu Katsir mengatakan, “Syifa bagi penyakit-penyakit dalam dada” artinya, penyakit syubhat, keraguan. Hatinya dibersihkan dari setiap najis dan kotoran.” (Tafsir Ibnu Katsir, 4/274).

Al-Qur’an sebagai pedoman hidup memberikan petunjuk lengkap terhadap aturan-aturan hidup manusia yang dapat menciptakan kehidupan yang nyaman, bahagia, dan sejahtera.

Hal yang paling penting lagi adalah ketika Al-Qur’an telah disepakati sebagai pedoman hidup umat Islam, maka semua hal dalam kehidupan umat Islam harus menjadikan Al-Qur’an sebagai pedomannya.

Termasuk, ketika ada perbedaan pendapat di kalangan umat Islam sendiri dalam menerjemahkan Al-Qur’an dan hadis Nabi, termasuk dalam hal hukum fikih, kita harus kembali kepada Al-Qur’an.

Al-Qur’an sendiri memesankan, jika terjadi perbedaan di antara kamu maka kembalilah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (hadis). Paling tidak, pesan Al-Qur’an “agar umat Islam bersatu dan jangan berpecah belah” (Ali Imran: 103) dan “sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara” (QS. Al-Hujurat: 10).

Al-Qur’an Sebagai Sumber Pertama

Al-Qur’an adalah sumber pertama dan utama yang mengandung banyak ajaran umum. Oleh karena itu, hadis sebagai sumber ajaran kedua dapat menjelaskan keumuman dari Al-Qur’an itu sendiri. Fungsi tersebut antara lain menjelaskan isi dan menerapkan metode pengajaran yang masih bersifat luas bagi manusia.

Baca Juga  Ulil Albab (5): Membuktikan Iman dan Takwa

Setiap muslim diwajibkan untuk mengikutsertakan Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya untuk menjalankan segala aktivitas dalam hidupnya. Bisa digunakan untuk beraktivitas sehari-hari, menjalankan bisnis, hingga dalam adab menuntut ilmu. Semuanya ada unsur pedoman Al-Qur’an di dalamnya.

Sebagaimana Allah SWT berfirman: “Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus.” (Az Zukhruf; 43). Berpegang teguh dengan wahyu Allah meliputi Al-Qur’an serta sumber lainnya yang tidak kalah penting pengaplikasiannya, seperti hadist dan ijtihad ulama yang digunakan sebagai penerang hukum Allah.

M. Quraish Shihab menyampaikan bahwa yang dimaksud dengan hukum Islam, yaitu aturan yang mengatur dunia dan keselamatan hidup di masa yang akan datang. Para ulama meyakini bahwa Al-Qur’an adalah yang utama dan hadis adalah yang kedua. Kesepakatan mengenai kedudukan tersebut mengacu kepada perkataan Nabi kepada Muadz bin Jabal sebagaimana berikut;

Rasulullah SAW bersabda kepada Mu’adz bin Jabal: Bagaimana kamu akan memutuskan perkara jika dihadapkan pada suatu persoalan hukum? Mu’adz menjawab: saya akan memutuskannya berdasarkan kitab Allah (Al-Qur’an). Rasulullah bersabda: jika kamu tidak menjumpainya dalam al-Qur’an?. Mu’adz menjawab: maka berdasarkan pada sunnah Rasul. Rasulullah bersabda: jika tidak menjumpainya juga dalam sunnah Rasul? Muadz menjawab: saya akan berijtihad berdasarkan akal pikiran saya.” (HR Imam Abu Dawud).

Wajibnya Memahami Al-Qur’an dan Hadis Sebagai Pedoman Hidup

Pemahaman terhadap Al-Qur’an dan hadis wajib dimiliki oleh seluruh umat yang mengimaninya terlebih sejak dini agar lebih membekas dan bermakna. Allah SWT menurunkan Al-Qur’an untuk membedakan antara yang benar dan yang salah.

Al-Qur’an juga merupakan sebuah mukjizat dari Rasullah SAW yang merupakan perkara luar biasa dari Allah ke Rasullah yang tidak akan bisa ditandingi. Al-Qur’an memiliki keistimewaan di antaranya adalah susunan bahasanya merupakan kelas sastra tinggi, apabila dibaca akan memberikan nur atau cahaya di hati, sehingga tidak akan membosankan dan ini berlaku hingga akhir zaman.

Baca Juga  Makna Istiwa' dalam Ta'wil Mutawalli asy-Sya'rawi

Al-Qur’an adalah kitab suci terlengkap dan berlaku bagi semua umat manusia sampai akhir zaman. Oleh karena itu, sebagai muslim, kita tidak perlu meragukannya. Firman Allah: Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (Q.S. al-Baqarah/2: 2).

Sebagai umat Islam, tentu wajib mengimani dan mempercayai isi Al-Qur’an terlebih lagi telah menjadi pedoman hidup umat Islam. Cara mengamalkan isi Al-Qur’an adalah dengan mempelajari cara belajar membaca (mengaji) baik melalui iqra’, qiraati, atau yang lainnya. Kemudian, mempelajari artinya, menganalisis isinya, dan langsung mengamalkannya.

Menjaga kemurnian Al-Qur’an adalah tugas seorang muslim. Salah satu cara menjaga Al-Qur’an adalah dengan berusaha menghormati, memuliakan, dan menjunjung tinggi kitab suci Al-Qur’an.

Menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup, dan tidak sekali-kali berpedoman kepada selain Al-Qur’an.  Berusaha untuk membaca Al-Qur’an dalam segala kesempatan serta mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di waktu sempit maupun di waktu lapang. 

Aktivitas membaca Al-Qur’an merupakan cara yang paling awal untuk bisa menjadikannya sebagai pedoman dalam kehidupan kita. Rasulullah SAW bersabda: “Bacalah Alquran, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat menjadi pemberi syafaat bagi orang-orang yang bersahabat dengannya.” (HR Muslim)

Al-Qur’an yang Berisi Nasihat

Al-Qur’an juga berfungsi sebagai nasihat. Di dalamnya terdapat banyak pelajaran, nasihat-nasihat, peringatan tentang kehidupan bagi orang yang bertakwa, yang berjalan di jalan Allah.

Nasihat yang ada dalam Al-Qur’an biasanya berkaitan dengan sebuah peristiwa atau kejadian. Peristiwa itu bisa dijadikan pelajaran bagi orang-orang di masa sekarang atau masa setelah ini.

Menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, telah menjadi tradisi sejak zaman rasulullah, para sahabat, hingga ulama terdahulu sebagai nilai dasar peradaban islam.

Baca Juga  Mental Kepiting dalam Al-Qur’an

Buktinya, mereka tidak hanya sekedar menghafalkan Al-Qur’an saja, namun juga memahami, hingga mengamalkan setiap kandungan ayat Al-Qur’an dalam kehidupannya, serta menuangkan hasil intrepertasinya kedalam buku-buku yang ditulis, sebagai bukti kejayaan peradabaan islam pada masa lalu.

Itulah mengapa para sahabat zaman dahulu menjadi orang-orang yang alim ilmunya, sholeh amalnya karena iman dan Al-Qur’an masuk menjadi satu. Oleh karena itu, perlu adanya kita mencontoh kehidupan Rasulullah SAW, dan para sahabat yang selalu menjadikan Al-Qur’an bagian hidup, mulai dari tutur katanya, perilakunya hingga pengetahuannya yang selalu terinspirasi dari kandungan Al-Qur’an.

Kita semua tentu menyadari dan mengimani bahwa dalam Al-Qur’an terdapat banyak mutiara yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat.

Di dalam Al-Qur’an terdapat kebaikan dan ilmu yang banyak, petunjuk dari kesesatan, obat dari penyakit, cahaya untuk menerangi kegelapan dan hukum yang berlaku bagi umat manusia.

Mentadabburi ayat-ayatnya, merenungkan maknanya serta memikirkannya, seseorang akan mendapatkan berkah dan kebaikan yang ada dalam Al-Qur’an.

Editor: Yahya FR

Avatar
2 posts

About author
Pengurus Masjid Al-Barkah, Cakung, Jakarta Timur
Articles
Related posts
Tafsir

Kontroversi Tafsir Ayat Pernikahan Anak dalam Qur’an

4 Mins read
Pernikahan, yang seharusnya menjadi lambang cinta dan komitmen, kerap kali terjebak dalam kontroversi. Salah satu kasus terbaru yang menarik perhatian publik adalah…
Tafsir

Sepintas Sejarah Gagasan Tafsir Modern di Indonesia

4 Mins read
Pada subbab yang ditulis oleh Abdullah Saeed berjudul “The Qur’an, Interpretation, and the Indonesian Context” merupakan bagian dari bukunya Saeed sendiri, yaitu…
Tafsir

Dekonstruksi Tafsir Jihad

3 Mins read
Hampir sebagian besar kesarjanaan modern menyoroti makna jihad sebatas pada dimensi legal-formal dari konsep ini dan karenanya menekankan pengertian militernya. Uraiannya mayoritas…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds