Tarikh

Kisah Paceklik Mesir di Zaman Nabi Yusuf a.s

4 Mins read

Membahas Nabi Yusuf a.s tidak jauh-jauh dari bahasan soal paceklik dan Mesir. Mesir adalah salah satu negara bagian di kawasan benua Afrika. Dalam bahasa Arab, Mesir disebut “Juhuriyyah Mishr al-‘Arabiyyah” atau “Republik Arab Mesir” dengan ibu kota Kairo. Mesir merupakan negara yang terletak di dua benua (trans-benua) yaitu benua Afrika dan benua Asia dengan bahasa Arab sebagai bahasa resminya.

Sebagian besar daratan negara Mesir adalah gurun pasir yang tak berpenghuni, sedang sebagian lainnya adalah wilayah perairan (sungai) yang di tepiannya ditinggali oleh penduduk Mesir. Pernah dikatakan oleh sejarawan Yunani, Herodatus, yang menyebut bahwa “Egypt is the gift of the Nil” atau “Mesir adalah anugerah Sungai Nil”.

Makna dari falsafah tersebut adalah jika tidak karena adanya Sungai Nil, niscaya peradaban Mesir tidak akan ada. Sungai Nil merupakan sungai terpanjang di dunia yang melintasi 9 negara di Afrika. Karena Sungai Nil pula, Mesir pernah menjadi negara termakmur dengan sumber makanan yang melimpah ruah dibandingkan dengan negara-negara di sekitarnya.

Pada saat itu Mesir mengalami musim hujan dan masa subur selama tujuh tahun berturut-turut. Kemudian, di tujuh tahun berikutnya seluruh bangsa dan negeri yang ada di permukaan bumi mengalami masa paceklik. Salah satu pemimpin Mesir adalah Nabi Yusuf a.s sebagai seorang yang berkedudukan tinggi di sana, menjadi rujukan negara-negara yang membutuhkan bantuan untuk menyelamatkan para penduduknya dari kelaparan dan serba kekurangan di zaman itu.

Kilas Balik Nabi Yusuf a.s

Nabi Yusuf a.s adalah seorang nabi dan rasul yang lahir pada tahun 1745 SM di daerah yang bernama Faddan yang berada di bawah kekuasaan Babilonia. Nabi Yusuf a.s merupakan putra ketujuh dari dua belas putra Nabi Ya’qub a.s yang merupakan cucu dari Nabi Ibrahim a.s.

Baca Juga  Kota Kufah dan Kisah Kejayaan Islam

Di antara saudara-saudaranya, Nabi Yusuf a.s merupakan anak yang paling dicinta dan disayang oleh ayahnya, yang kemudian disusul oleh saudara kandungnya Bunyamin. Hal ini dikarenakan Rahil, ibu Nabi Yusuf a.s dan Bunyamin sudah meninggal dunia pada saat melahirkan Bunyamin.

Perbedaan kasih sayang menjadikan saudara-saudara Nabi Yusuf a.s merasa iri hati. Atas dasar itu, saudara-saudaranya kemudian mengantarkannya pada ujian yang beruntun. Mulai dari dilemparkan ke dalam sumur, menjadi budak yang dijual oleh para musafir, menghadapi godaan istri al-Aziz, hingga menjadi tahanan di penjara Mesir.

Ketika menjadi seorang tahanan penjara Mesir, Nabi Yusuf a.s mengenal dua orang pemuda yang juga ditahan bersamanya. Dua pemuda ini sangat kagum dengan kecerdikan, ucapan dan perbuatan Nabi Yusuf a.s serta ketaatannya dalam beribadah kepada Allah SWT, hingga pada suatu hari kedua pemuda tersebut menceritakan mimpi mereka kepada Nabi Yusuf a.s dan memintanya untuk menjelaskan tabir mimpi mereka. Singkat cerita salah satu pemuda yang bernama Nabwa kemudian dibebaskan kembali menjadi pelayan minuman untuk sang raja.

Paceklik Mesir dalam Mimpi Sang Raja

Pada suatu hari sang raja bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering. Sebelum mengetahui Nabi Yusuf a.s bisa menta’wilkan mimpi, terlebih dahulu sang raja mengumpulkan semua yang ahli dalam hal tersebut untuk mengetahui arti dari mimpi itu. Akan tetapi tidak ada satu ahli pun yang mampu, bahkan ada pula yang berkata bahwa itu hanyalah mimpi kosong dan meminta raja untuk melupakannya.

Datanglah Nabwa yang memberitahukan bahwa di penjara ada seseorang yang cerdas dan mampu menta’wilkan mimpi sang raja, sebagaimana ta’wil mimpinya yang dulu dijelaskan oleh Nabi Yusuf a.s. Dan diutuslah Nabwa oleh sang raja untuk menemui Nabi Yusuf a.s ke penjara untuk mencari tahu arti dari mimpinya itu. Kemudian Nabi Yusuf a.s menjelaskan bahwa akan datang musim subur dan makmur selama tujuh tahun yang kemudian disusul dengan datangnya musim paceklik yang penuh kesulitan selama tujuh tahun pula.

Baca Juga  Rasyid Ridla (2): Berjuang dengan Pena Ketika Pecah Perang Dunia I

***

Lalu setelah itu akan datang kembali musim hujan hingga tanah-tanah menjadi subur, keadaan ekonomi negeri menjadi pulih, stabil dan makmur kembali. Tidak hanya menta’wilkan, Nabi Yusuf a.s juga memberikan solusi terbaik untuk mengatasi krisis yang akan terjadi itu, dengan menyarankan kepada mereka untuk menyimpan biji-bijian gandum pada musim subur pada tahun pertama sebagai antisipasi untuk menghadapi kelangkaan bibit-bibit tanaman dan cadangan pangan pada musim tujuh tahun kedua.

Mengetahui kesempurnaan ilmu Nabi Yusuf a.s, kecerdasan akhlaknya, serta kecermatan dan keakuratan pendapatnya itu membuat sang raja mengutus utusannya untuk menemui Nabi Yusuf a.s dan membawanya ke istana.

Raja mengklarifikasi semua tuduhan yang ditimpakan kepada Nabi Yusuf a.s dibersihkan pula nama baiknya ke seluruh rakyatnya. Sejak saat itu, Nabi Yusuf a.s mendapat kedudukan yang tinggi di Mesir, yakni sebagai wakil sang raja untuk memimpin Mesir dalam menghadapi tujuh tahun masa subur dan tujuh tahun masa paceklik yang akan datang.

Diketahui bahwa gandum terbentuk dari zat tepung. Ia dibungkus dua lapisan kulit, yaitu kulit dalam yang menempel kuat sehingga nyaris tidak bisa dipisahkan dan kulit luar yang sangat tebal, keras, dan dipenuhi serabut. Dengan keadaan kulit yang masih tertutup itu menjadikan gandum terlindungi dari serangan hama yang dapat merusak sehingga tetap layak dimakan manusia. Selain itu dalam gandum terdapat kandungan vitamin B, unsur dasar dan vital untuk nutrisi sistem saraf. Orang yang kekurangan vitamin ini akan sangat kurus, mengalami sariawan usus, dan kekurangan darah.

Rencana Nabi Yusuf

Rencana taktis yang disampaikan oleh Nabi Yusuf a.s berikutnya berkaitan dengan penyimpanan dan penghematan. Dengan cara memandu masyarakat Mesir untuk mennjalankan gaya hidup secara sederhana dan menghemat bahan makanan yang dimiliki penduduk negerinya agar mampu bertahan di masa paceklik selama tujuh tahun lamanya.

Baca Juga  Wali, Masjid, dan Penyebaran Islam di Jakarta

Selain kecerdasan, Nabi Yusuf a.s juga terkenal dengan kebijaksaannya. Dengan memiliki simpanan bahan pokok makanan yang cukup untuk menghadapi masa paceklik itu tidak lantas membuatnya kikir atau pelit kepada negara-negara disekitaranya. Bagi negara yang ingin mendapat bantuan bahan pokok makanan, mereka bisa menukar dengan unta atau binatang ternak yang mereka punya kepada pemerintah Mesir. Tidak ada kecurangan atau ketidakadilan dalam sistem ini karena keduanya sama-sama mendapat keuntungan. Dapat disimpulkan bahwasanya:

  1. Nabi Yusuf a.s adalah salah seorang yang memiliki kesabaran yang luas dalam menghadapi cobaan dan ujian yang diberikan oleh Allah SWT kepadanya.
  2. Kecerdasan serta kebijaksanaan yang dimiliki Nabi Yusuf a.s merupakan sebuah anugerah yang berasal dari Allah SWT
  3. Strategi Nabi Yusuf a.s dalam menghadapi masa paceklik selama tujuh tahun lamanya merupakan strategi hebat yang belum diketahui oleh banyak orang di masanya, dan baru ditemukan era modern ini.

Editor: Nabhan

Avatar
3 posts

About author
Nevia Ika Utami, Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an dan Sains Al-Ishlah (STIQSI), Lamongan.
Articles
Related posts
Tarikh

Hijrah Nabi dan Piagam Madinah

3 Mins read
Hijrah Nabi Muhammad Saw dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi merupakan salah satu peristiwa paling bersejarah dalam perkembangan Islam, yang…
Tarikh

Potret Persaudaraan Muhajirin, Anshar, dan Ahlus Shuffah

4 Mins read
Dalam sebuah hadits yang diterima oleh Abu Hurairah dan terdapat dalam Shahih al-Bukhari nomor 1906, dijelaskan terkait keberadaan Abu Hurairah yang sering…
Tarikh

Gagal Menebang Pohon Beringin

5 Mins read
Pohon beringin adalah penggambaran dari pohon yang kuat akarnya, menjulang batang, dahan dan rantingnya sehingga memberi kesejukan pada siapa pun yang berteduh…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds