Akhlak

Memaknai Adanya Neraka

2 Mins read

Ketika mendengar nama “neraka” pikiran kita pasti tertuju kepada suatu tempat yang menyedihkan, penuh siksaan, tempat pembalasan atas segala perbuatan buruk seseorang ketika di dunia. Bahkan pandangan ini sudah biasa di tanamkan orang tua kepada anaknya ketika kecil.

Namun, di balik pandangan tempat yang tak seorang pun umat muslim ingin memasukinya itu, membuat mereka jarang mempertanyakan tentang tujuan keberadaan neraka ini, bahwa tempat yang mengerikan ini justru diciptakan oleh Tuhan yang Maha Cinta. Tentu, Allah Ta’ala memiliki tujuan tersendiri setiap apa yang di ciptakan, lalu bagaimana baiknya kita memaknai adanya neraka.

Pengertian Neraka

Secara bahasa Al Qur’an, Kata neraka biasa disebut dengan kata al-Naar,  terambil dari bahasa Arab “nawwara-nuwairah” yang berarti sinar, api kecil atau cahaya kecil. Kata al-naar biasa dipakai untuk menunjukkan rasa panas, baik panasnya api, panas perasaan atau panas akibat kecamuk perang (Ardi : 2007).

Dalam kamus besar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, pengertian neraka diartikan 1) Alam akhirat tempat penyiksaan untuk orang berdosa, 2) Sial dan 3) keadaan atau tempat menyengsarakan bagi orang yang berbuat dosa dan kesalahan.

Konsep Neraka dalam Al Qur’an

Adapun nama-nama neraka dalam Al Qur’an secara lengkap terdapat 8 sebutan. Pertama, “al-Naar” disebut sebanyak 194 kali, dengan arti api yang panas sekali. Kedua, “Jahannam” disebut sebanyak 77 kali, dengan arti sumur yang dalam. Ketiga, “Lazha” yang memiliki arti menyala-nyala, disebut sebanyak 2 kali.

Keempat, “Hutamah” yang memiliki makna kehancuran atau meremukkan sesuatu, disebutkan 6 kali dalam Al Qur’an. Kelima,”Sa’ir” memiliki arti kayu api yang menyala-nyala, disebut 19 kali dalam Al qur’an. Keenam, “Saqar” diartikan panas dan kerasnya cahaya matahari, disebut sebanyak 4 kali.

Baca Juga  Mencari Teman yang Ideal Versi Imam Al-Ghazali

Ketujuh, “Jahim” memiliki arti tempat yang amat panas, api yang menyala-nyala, ditemukan dalam Al Qur’an sebanyak 26 kali. Kedelapan, “Hawwiyah” memiliki arti jatuh dari atas ke bawah, disebutkan 1 kali dalam Al Qur’an (Munawwir: 1997).

Berdasarkan pengertian dan arti-arti di atas, dapat disimpulkan neraka mengandung arti api dan panas yang menyala-nyala, bergejolak dan dapat meremukkan, menghancurkan. Sehingga dapat diartikan neraka sebagai tempat dengan keadaan yang penuh siksaan dan tidak menyenangkan.

Memaknai Adanya Neraka

Pertama,  apabila dilihat dari sudut pandang makna leksikal, kata “an-naar” dapat dimaknai neraka. Maksud kata neraka sesuai yang di firmankan Allah Ta’ala memiliki tujuan untuk li-tahdid, yakni menakut-nakuti hamba-Nya agar tidak terjerumus menjadi penghuni neraka.

Dengan tujuan tersebut maka dapat diambil makna bahwa apabila manusia takut akan adanya siksa neraka dengan berbagai penggambarannya yang sangat mengerikan, menjadikan manusia memiliki kecenderungan untuk memilih berbuat kebajikan serta amal shaleh ketika hidup di dunia, sebab setiap apa yang kita lakukan di dunia akan pasti akan mendapatkan balasannya di akhirat kelak.

Kedua, Memahami neraka secara eksistensial bisa di maknai sebagai bukti akan adanya kehidupan  setelah di dunia, dengan begitu manusia akan merasa bahwa hidup di dunia ini hanyalah salah satu perjalanan hidup dari panjangnya kehidupan menjadi manusia.

sehingga setiap kesusahan  yang menghampiri hidup di dunia, menjadikan kita untuk tidak melulu mengeluh, sebab kesusahan yang kita terima memang sifatnya sementara, begitupun apabila rasa kebahagiaan mendatangi hidup, tidak membuat kita lupa untuk selalu bersyukur atas nikmat yang kita terima.

Ketiga, Habib Husein Ja’far dalam memaknai adanya neraka, mengatakan dalam podcast nya di youtube, bahwa keberadaan neraka bukan menjadi bukti bahwa Tuhan  itu Maha Pemarah atau Pendendam.

Baca Juga  Muhasabah: Seni Mengevaluasi Diri dalam Islam

Ia menganalogikan bahwa neraka di ibaratkan bagai obat. Ketika manusia sedang sakit karena kemaksiatan atau kejahatannya di dunia, maka ketika di beri makanan akan terasa sakit. Maka dari itu harus di obati terlebih dulu, meskipun pahit, tapi itu bertujuan untuk membuat manusia bisa merasakan nikmatnya surga.

***

Dengan demikian memaknai neraka tidak selalu pada tempat yang mengerikan, tapi bisa diperluas pemaknaannya untuk memotivasi kita untuk tidak melakukan kejahatan di dunia dan terus berbuat baik kepada sesama manusia dan memahami neraka sebagai ciptaan Tuhan tanpa mereduksi makna Tuhan sebagai yang Maha CInta.

Editor: Nabhan

Avatar
6 posts

About author
Ketua Bidang Organisasi PC IMM Sukoharjo 2020
Articles
Related posts
Akhlak

Akhlak dan Adab Kepada Tetangga dalam Islam

3 Mins read
Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah hadis berikut ini: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan…
Akhlak

Hidup Sehat ala Rasulullah dengan Mengatur Pola Tidur

4 Mins read
Mengatur pola tidur adalah salah satu rahasia sehat Nabi Muhammad Saw. Sebab hidup yang berkualitas itu bukan hanya asupannya saja yang harus…
Akhlak

Jangan Biarkan Iri Hati Membelenggu Kebahagiaanmu

3 Mins read
Kebahagiaan merupakan hal penting yang menjadi tujuan semua manusia di muka bumi ini. Semua orang rela bekerja keras dan berusaha untuk mencapai…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *