Nafsiyah

Islamic Deep Ecology: Mazhab Ekologi Moderat

4 Mins read

Ekologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mendalami hubungan makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya. Menurut ajaran Islam Allah SWT telah menciptakan segala sesuatu di bumi secara seimbang dan mencukupi dan sesungguhnya tujuan diciptakannya manusia adalah untuk mengelola dan memakmurkan bumi atau dalam istilah Al-Qur’an Khalifah fil Ardh.

Namun dalam perjalanannya, umat manusia kerap kali mendapati dinamika sosial dan perubahan di lingkungan yang justru menjurus ke kerusakan. Pertanyaannya adalah mengapa hal ini terjadi? tentu hal ini tidak bisa dijawab hanya sebatas benar atau salah, tapi perlu diuraikan dengan berfikir filosofis.

Mazhab Shallow Ecology

Mazhab shallow ecology (ekologi dangkal) memandang bahwa lingkungan dan segala unsur-unsurnya merupakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pandangan ini sangat antroposentris sehingga dikenal pula dengan teori antroposentrisme.

Mazhab ini juga mendukung pengetahuan mekanistik yang diterapkan sebagian orang bahkan ahli lingkungan yang berprinsip bahwa alam ada untuk dimanfaatkan sebesar kebutuhan manusia.

Bahkan, mazhab ekologi ini meyakini bahwa manusia adalah unsur terpisah dengan alam (tidak ada kaitan) ketika pun manusia berinterkasi dengan alam, manusia tidak perlu tanggungjawab atas alam yang menjadi pertimbangan adalah untung-rugi yang dirasakan manusia dan bahkan lebih ekstrem lagi mazhab ini meyakini untuk megatasi krisis lingkungan adalah dengan membatasi populasi manusia, terlebih manusia di daerah tertinggal.

Jadi jika digambarkan dalam segitiga piramid maka posisi manusia adalah paling atas dan unsur alam lainnya berada dibawahnya untuk menopang hidup manusia.

Mazhab Deep Ecology

Mazhab deep ecology (ekologi dalam) yaitu etika yang melakukan pendekatan terhadap lingkungan dengan melihat pentingnya memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling membutuhkan, sehingga semua unsur mempunyai arti dan makna yang sama.

Baca Juga  Said Nursi Baiduzaman: Ulama Sufi yang Memiliki Visi Ekologi

Etika ekologi ini meyakini prinsip bahwa segala unsur kehidupan mempunyai nilai oleh karena itu semua memiliki hak untuk medapatkan penghargaan atas harga diri, hak untuk hidup serta hak untuk berkembang.

Maka poinnya yaitu lingkungan moral jangan hanya memperhatikan spesies manusia tapi juga memasukkan komunitas yang lebih luas. Komunitas yang lebih luas ini adalah komunitas yang menyertakan binatang, tumbuhan dan unsur alam lainnya.

Mazhab ini menekankan bahwa manusia merupakan salah satu komponen alam, sehingga ketika memanfaatkan alam harus dilakukan secara bijak dan berorientasi pada semua makhluk hidup serta memperhatikan prinsip berkelanjutan.

Islamic Deep Ecology

Islamic Deep Ecology merupakan mazhab ekologi yang menawarkan dan mengakomodasi dimensi-dimensi lingkungan secara terpadu tanpa harus saling meniadakan seperti yang terjadi pada mazhab-mazhab lainnya.

Ekologi Islam menempatkan manusia pada hirarki lebih tinggi dari spesies-spesies lainnya (memuliakannya), tetapi tidak berarti hal ini menekankan pada antroposentris model shallow ecology, karena Islam menempatkan manusia dalam kawasan spiritualitas yang meyakini hidup manusia tidaklah terpisah dari ekosistemnya, melainkan integral.

Manusia adalah pengemban amanat Allah SWT untuk menjaga dan memelihara alam demi kepentingan kemanusiaan. Perilaku menjaga alam merupakan cerminan akhlak dan keimanan bagi setiap muslim, sehingga memelihara lingkungan merupakan kewajiban yang dapat diakatakan sebagai ibadah sosial.

Mazhab Ekologi Moderat

Lalu apa kaitannya dengan moderat? Seperti kita ketahui moderat merupakan sikap yang bijak dan cenderung tidak berperilaku ekstrem atau terlalu fanatik terhadap salah satu pihak atau pemikiran.

Dalam KBBI, moderat berarti menghindarkan diri dari sikap ekstrem atau berkecenderungan ke arah dimensi atau jalan tengah. Karakter mazhab islmic ecology ini berbeda dengan mazhab shallow ecology maupun deep ecology namun beberapa ada yang serupa.

Baca Juga  Mahasiswa UMY Siap Berkompetisi di Final Pilmapres Nasional 2021

Misal dalam mazhab shallow ecology, manusia ditempatkan dalam hirarki tertinggi dibanding makhluk hidup lain, begitupun di islamic ecology. Tapi disisi lain islamic ecology juga meyakini bahwa manusia dan alam merupakan satu kesatuan yang integral yang itu sepaham dengan deep ecology.

Lebih jauh lagi, islamic ecology memiliki asas-asas yang menjadi ciri khas mazhab ini, secara struktur berfikir untuk mengintegrasikan kesadaran lingkungan ala Deep Ecology dengan ajaran Islam.

Asas integrase

Asa pertama islamic ecology yaitu menawarkan dan mengakomodasi dimensi-dimensi lingkungan secara terpadu tanpa harus saling meniadakan seperti yang terjadi pada mazhab ekologi lainnya.

Asas ini muncul karena islamic ecology mengacu pada proposisi realisme, yaitu mengafirmasi segala yang nyata atau melihat realitas kehidupan. Mengapresiasi semua hal yang berdampak dan berpengaruh terhadap peristiwa alam dan sosial, baik secara kultural maupun struktural, langsung maupun tidak langsung, individual atau sosial bahkan yang bersifat duniawi ataupun sakral. Inilah yang dimaksud asas pertama dalam Ekologi Islam yang disebut dengan asas integrasi.

Asas Proporsionalisme

Asas proporsionalitas berarti meletakan segala sesuatu pada tempat yang sesuai dengan tingkat eksistensinya. Keadaan ini berarti memberi jalan tengah antara kaum konservatif pendukung pelestarian lingkungan alamiah dengan kaum pembela kemajuan peradaban manusia yang menuntut kesejahteraan.

Dalam hal ini berarti, di satu sisi islamic ecology mendukung program pelestarian biodiversitas, tetapi di sisi lain juga memiliki sistem moral yang mencegah eksploitasi dan perusakan alam atas nama kemajuan peradaban manusia.

Contoh terkait penerapan asas proporsionalitas ini adalah dalam pelaksanaan ibadah kurban, yang mewajibkan muslim untuk berkurban sabagai bentuk ketaatan beragama melalui penyembelihan bintang ternak tertentu.

Dampak dari kurban yakni memberi kesempatan kepada kaum miskin dan duafa yang kekurangan untuk memiliki hak yang sama dengan kaum kaya dalam memperoleh nilai gizi protein.

Baca Juga  Pentingnya Menjaga Lingkungan Menurut Ajaran Islam

Di sisi lain secara ekologis, kurban dianggap membahayakan keberadaan spesies tertentu. Namun fakta yang terjadi jumlah binatang yang dibutuhkan untuk qurbban tidak berkurang, justru malah bertambah dan memberikan menguntungkan bagi kesejahteraan peternak.

Dengan demikian, islamic ecology sangat mendukung tradisi simbolik ini karena dari sisi ekologi sosial sangat mendukung peningkatan kesejahteraan manusia dari berbagai sisinya dan melestarikan spesies binatang sebagaimana yang dituntut oleh deep ecology.

Asas Realisme

Asas realisme berarti asas yang selalu berdasarkan dari kenyataan. Sehingga realisme dapat dikatakan paham yang menjelaskan tentang suatu yang terjadi secara nyata, benar-benar ada atau tidak halu. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya objek dan realitasnya bisa berupa fisik, rohani maupun keadaan sosial masyarakat yang saling berkaitan.

Apabila kita kontekskan dalam ranah ekologi, asas ini bukan hanya bicara terkait bagaimana menjaga alam dan menegasikan kebutuhan hidup dan perkembangan manusia. Karena sejatinya manusia akan terus berkembang dalam memanfaatkan alam dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Spritualitas menjadi pembada antara realisme dan realisme islam, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan masyarakat Islam tetap dilandasi oleh visi dan pemikiran spiritual yang sangat tinggi. Hal ini memperlihatkan posisi moral Islam dibandingkan paham kapitalis yang mendewakan hak milik individu dalam penguasaaan sumber daya alam.

Editor: Yahya FR

Nizar Habibunnizar
2 posts

About author
Alumni Universitas Muhammaditah Yogyakarta Masih berproses di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Articles
Related posts
Nafsiyah

Islam: Melebur dalam Seni dan Budaya Indonesia

4 Mins read
Islam Budaya | Indonesia dengan puluhan ribu pulau dari Sabang sampai Merauke memiliki beragam budaya dan adat istiadat. Keragaman budaya itu menghasilkan…
Nafsiyah

Empat Penyebab Intoleransi kepada Minoritas

3 Mins read
Dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia sering kali dilanda oleh berbagai macam fenomena keagamaan, terutama pada umat Muslim. Intoleransi dan diskriminasi golongan tertentu…
Nafsiyah

Potret Pembelajaran Islam di Rusia

1 Mins read
Dilansir dari World Population Review, jumlah pemeluk agama Islam di muka bumi ini pada tahun 2020 yakni sebanyak 1,91 miliar orang. Dengan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds