Ibadah

Teks Pidato Haji Wada’ Nabi Saw, Pesan Utama Arafah!

4 Mins read

Nabi Muhammad Saw melaksanakan Haji Wada’ atau dikenal Haji Perpisahan (Hijjat al-wadâ‘). Satu-satunya kesempatan setelah pindah ke Madinah. Saat haji ini, Nabi menyampaikan suatu pidato yang sangat terkenal, yang sering dianggap para ahli sebagai ringkasan ajaran Islam mengenai kemanusiaan.

Pidato ini disebut pidato perpisahan (khuthbat Al-Wadâ‘), disebabkan 80 hari setelah ini Nabi pun wafat. Berikut adalah teks lengkap pidatonya:

“Wahai sekalian umat manusia! Ingat, sesungguhnya Tuhanmu adalah Satu, dan bapakmu adalah Satu! Ingat, tidak ada kelebihan pada orang Arab atas orang Ajam (asing), dan tidak pada orang Ajam atas orang Arab, tidak pada orang merah (putih) atas orang hitam, dan tidak pada orang hitam atas orang merah (putih), kecuali dengan takwa. Bukankah aku telah sampaikan?! (Mereka—yang hadir—menjawab): Rasulullah Saw. telah sampaikan!”

“Wahai sekalian umat manusia! Tahukah kamu, dalam bulan apa kamu sekarang berada, di hari apa kamu sekarang berada, dan di negeri mana kamu sekarang berada?” (Mereka—yang hadir—menjawab): “Di hari suci, dalam bulan suci, dan di negeri suci.”

Nabi bersabda, “Maka sesungguhnya darahmu, hartamu, dan kehormatanmu adalah suci atas kamu seperti sucinya harimu ini, dalam bulanmu ini dan di negerimu ini, sampai kamu berjumpa dengan Dia (Allah).” (Dan Nabi Saw mengulangi beberapa kali).

“Ingat, tidaklah seorang penjahat berbuat jahat, melainkan menimpa dirinya sendiri. Seorang orangtua tidak boleh berbuat jahat kepada anaknya, dan seorang anak tidak boleh berbuat jahat kepada orangtuanya. Ingat, sesungguhnya orang Muslim adalah saudara orang Muslim. Karena itu, tidak ada sesuatu apa pun yang halal bagi seorang Muslim dari saudara sesamanya kecuali yang dihalalkan dari (saudara)-nya itu.”

Kamu semua akan berjumpa dengan Tuhanmu, dan Dia akan menanyakan kepadamu tentang amal perbuatanmu. Ingat, janganlah sesudahku nanti kamu kembali menjadi orang-orang sesat, sebagian dari kamu memukul tengkuk sebagian yang lain!” “Janganlah sesudahku nanti, kamu kembali menjadi orang-orang kafir, sebagian dari kamu memukul tengkuk sebagian yang lain.”

“Dengarkan olehmu semua dariku, kamu akan hidup sentosa! Ingat, kamu jangan berbuat zalim! Ingat kamu jangan berbuat zalim! Ingat, kamu jangan berbuat zalim! Sesungguhnya tidak halal harta seseorang, kecuali dengan perkenan hatinya. Ingat, sesungguhnya setiap (tebusan) darah (pembunuhan),harta dan dendam yang terjadi di masa Jahiliah berada di bawah telapak kakiku ini sampai hari kiamat. Dan (tebusan) darah (pembunuhan) pertama yang dibatalkan ialah darah Rabi‘ah ibn Al-Harits ibn ‘Abd Al-Muththalib, ia diusulkan di kalangan Bani Layts kemudian dibunuh oleh Hudzayl.

Ingat, sesungguhnya semua riba yang terjadi di masa Jahiliah dibatalkan! Dan sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla memutuskan bahwa riba pertama yang dibatalkan ialah riba Al-‘Abbâs ibn ‘Abd Al-Muththalib.Bagi kamu modal-modalmu, kamu tidak boleh menindas dan tidak boleh ditindas!”(Q., 2: 279).

“Ingat, sesungguhnya masa telah beredar seperti keadaannya pada hari Allah mencipta seluruh langit dan bumi.” (Kemudian beliau baca Q., 9: 36):

“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah 12 bulan dalam Kitab Allah ketika menciptakan seluruh langit dan bumi, 4 di antaranya adalah bulan-bulan suci. Itulah dîn (ajaran kepatuhan mutlak) yang tegak lurus. Maka janganlah kamu berbuat zalim dalam bulan-bulan suci itu.”

“Ingat, janganlah sesudahku nanti, kamu kembali menjadi orang-orang kafir, sebagian dari kamu memukul tengkuk sebagian yang lain!” “Ingat, sesungguhnya setan telah berputus asa untuk disembah oleh orang-orang yang sembahyang. Tetapi setan selalu akan mengadu domba antara kamu.”

“Maka bertakwalah kepada Allah `azza wa jalla dalam hal wanita (istri)! Sebabnya mereka itu orang yang bergantung di sisi kamu (suami), yang tidak memiliki sesuatu untuk diri mereka sendiri. Dan sesungguhnya mereka itu punya hak atas kamu, dan kamu punya hak atas mereka.

Janganlah mereka membiarkan seorang pun menyentuh tempat-tempat tidurmu selain kamu sendiri, dan janganlah mereka itu sekali-kali mengizinkan seseorang yang tidak kamu sukai berada dalam rumahmu. Jika kamu mengkhawatirkan penyelewengan mereka,maka nasihatilah mereka, tinggalkan mereka dalam pembaringan, dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak membekas! Dan mereka itu punya hak untuk mendapatkan rezeki dan pakaian dengan baik!

Kamu mengambil mereka hanya dengan amanat Allah! Dan kamu menghalalkan kehormatan mereka dengan kalimat Allah `azza wa jalla. Siapa saja yang menanggung amanat, maka hendaknya ia menunaikannya kepada yang memberi amanat!”

“Ingat, kamu harus menjaga pesan yang baik berkenaan dengan wanita. Sebabnya sesungguhnya mereka itu orang-orang yang tergantung di sisi kamu, dan kamu tidak memiliki sesuatu apa pun dari mereka selain hal (ketergantungan mereka kepada kamu) itu, kecuali jika mereka melakukan kekejian yang jelas.Jika mereka lakukan itu, maka tinggalkanlah mereka dalam pembaringan, dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak membekas! Dan jika mereka patuh kepada kamu, maka janganlah kamu cari-cari jalan (untuk berbuat jahat) atas mereka.

Ingat, kamu punya hak atas istri-istri kamu, dan istri-istri kamu punya hak atas kamu. Adapun hak kamu atas istri-istri kamu ialah, bahwa mereka tidak boleh membiarkan orang yang tidak kamu sukai menyentuh tempat-tempat tidurmu, dan tidak boleh mengizinkan orang yang tidak kamu sukai berada dalam rumah-rumahmu. Dan hak mereka atas kamu ialah, kamu harus berbuat baik kepada mereka dalam hal sandang dan pangan.”

“Dan sungguh telah aku tinggalkan padamu sekalian sesuatu yang kamu tidak akan sesat jika kamu berpegang kepadanya: Kitab Allah! Dan kamu nanti akan ditanya tentang aku, maka apa yang hendak kamu katakan?” (mereka—yang hadir—menjawab): “Kami bersaksi bahwa engkau telah sampaikan, engkau telah tunaikan, dan engkau telah nasihatkan!”

(Kemudian Nabi Saw bersabda, dengan jari telunjuk beliau angkat ke langit lalu ditudingkan kepada manusia— orang banyak yang hadir): “Oh Tuhan, saksikanlah! Oh Tuhan, saksikanlah! Oh Tuhan, saksikanlah!” (tiga kali). (Kemudian beliau bentangkan kedua tangan beliau, lalu bersabda):

Ingat, bukankah aku telah sampaikan?! Ingat bukankah aku telah sampaikan?! Ingat, bukankah aku telah sampaikan?! Hendaknya yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir. Sebabnya seringkali orang yang menerima penyampaian itu lebih bahagia daripada orang yang mendengar sendiri.”

Catatan: Teks ini diambil dari Ensiklopedia Nurcholish Madjid.

Baca Juga  Tangis Sayyidina Umar Saat Haji Wada' dan Isyarat Kepergian Nabi

Pidato Perpisahan Nabi ini, sangat penting. Karena di dalamnya termuat pesan-pesan etis keagamaan yang sangat mendasar, bahkan meringkas ajaran pokok agama mengenai pesan ketuhanan kepada manusia.

Sayangnya, kadang-kadang kita kurang menganggap penting, lebih banyak memperhatikan soal-soal fiqhiyah (hukum-hukum Islam), tetapi kurang pada aspek nilai-nilai persamaan derajat, memuliakan perempuan, dan keadilan.

Editor: Soleh

Azaki Khoirudin
110 posts

About author
Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan
Articles
Related posts
Ibadah

Mengapa Kita Tidak Bisa Khusyuk Saat Salat?

3 Mins read
Salat merupakan ibadah wajib bagi umat Islam. Di dalam Islam, salat termasuk sebagai rukun Islam yang kedua. Sebab, tanpa terlebih dahulu mengimani…
Ibadah

Empat Tingkatan Orang Mengerjakan Shalat, Kamu yang Mana?

4 Mins read
Salah satu barometer kesalehan seorang hamba dapat dilihat dari shalatnya. Dikatakan oleh para ulama, bahwa shalat itu undangan dari Allah untuk menghadap-Nya….
Ibadah

Sunah Nabi: Hemat Air Sekalipun untuk Ibadah!

3 Mins read
Keutamaan Ibadah Wudu Bagi umat Islam, wudu merupakan bagian dari ibadah harian yang selalu dilakukan terutama ketika akan melaksanakan salat. Menurut syariat,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds