Report

Muhadjir Effendy: Inilah Tiga Pendekar Kemanusiaan dari Indonesia!

1 Mins read

IBTimes.ID – Muhadjir Effendy Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia mengatakan, bahwa Gus Dur, Cak Nur, dan Buya Syafii adalah tiga pendekar kemanusiaan di Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Muhadjir Effendy dalam acara Bineka Fest 2023 yang diselenggarakan oleh MAARIF Institute di Jakarta pada (30/8/23).

“Gus Dur, Cak Nur, dan Buya Syafii adalah tiga pendekar kemanusiaan yang sampai sekarang belum ada penggantinya,” kata Muhadjir.

Sebagaimana yang dituliskan oleh Muhammad Naufal Hisyam di Islami.co, Muhadjir Effendy merasa bersyukur dan menceritakan pertemuannya dengan tiga tokoh di atas. Dirinya menceritakan momen pertemuannya dengan Gus Dur, Cak Nur, dan Buya Syafii.

“Gus Dur saya mengenalnya sejak beliau pulang dari Irak setelah selesai melakukan pengelanaannya, yang kemudian menjadi dosen di IAIN Malang waktu itu,” ungkapnya.

Muhadjir Effendy menyebut, Gus Dur dalam ingatannya saat itu didaulat oleh Abdul Malik Fadjar, seorang tokoh Muhammadiyah, untuk mengajar di tingkat doktoral. Padahal diri seorang Gus Dur tidak memiliki gelar akademik.

“Diawal banyak yang protes, Gus Dur yang nggak punya gelar kok ngajar di doktoral. Tapi lama-lama dia menjadi dosen favorit,” tuturnya.

Selanjutnya, Muhadjir Effendy juga menceritakan pertemuannya dengan Nurcholish Madjid atau Cak Nur.

“Cak Nur, tentu saja saya kenal dekat dengan beliau. Sebab saya besar di bawah organisasi yang sama dengan Cak Nur,” imbuhnya.

Muhadjir menjelaskan, awal dirinya banyak berjumpa dengan Cak Nur di Jakarta. Saat itu Cak Nur sedang merintis pendirian Universitas Paramadina.

Terakhir, sosok yang pernah menjadi Rektor Universitas Muhammadiyah Malang periode 2000-2016 itu juga menceritakan pertemuannya dengan Buya Syafii.

“Buya Syafii, saya kenal sangat dekat dengan beliau ketika menjadi Ketum Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” terang Muhadjir.

Baca Juga  Politik Ketulusan: Belajar dari Warkop DKI dan Gus Dur

Dirinya menyampaikan, di mata saya, Gus Dur, Cak Nur, dan Buya Syafii memiliki keunikan masing-masing. Tetapi ketiganya bertemu dalam satu gagasan yang sama.

“Titik temu dari ketiganya, Gus Dur dengan banyolan-banyolannya, Cak Nur dengan pikiran-pikirannya yang mendalam, Buya Syafii dengan statemen yang lugas, tapi ketiga sama, mereka adalah pengusung toleransi. Tidak hanya untuk Indonesia, tapi juga untuk peradaban dunia,” tandas Muhadjir.

(Soleh)

Related posts
Report

Muktamar JIMM 2023: Mendorong Pembaharuan Pemikiran, Pengetahuan, dan Gerakan Muhammadiyah

7 Mins read
IBTimes.ID – Para kader Muhammadiyah yang tergabung dalam Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM) kembali menyelenggarakan sebuah agenda yang bernama Muktamar Pemikiran Islam…
Report

Haedar Nashir: Moderasi adalah Solusi Menangani Radikalisme dan Ekstremisme

1 Mins read
IBTimes.ID – Haedar Nashir Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan, bahwa pendekatan moderasi adalah solusi dalam menangani radikalisme dan ekstremisme. Hal ini…
Report

Riset: Pesantren, Politik Dinasti, dan Oligarki Kekuasaan

5 Mins read
IBTimes.ID – Oligarki kekuasaan dan politik dinasti adalah dua fenomena pemilihan kepala daerah dan pemilihan anggota legislatif secara langsung yang terjadi pasca…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *