-Indonesia- Suatu yang menggembirakan, setelah sekian lama Pancasila kurang dibicarakan dan terpinggirkan dari ranah publik. Pada saat ini, timbul kesadaran untuk memperkuat Pancasila.
Hal ini diharapkan akan menjadi penangkal efek globalisasi yang negatif dan pemahaman akan arah reformasi. Karena Pancasila menjadi dasar yang tetap (statis) dan menjadi “bintang” tuntunan yang dinamis.
Merebaknya tindak kekerasan, radikalisme dan teror boleh jadi disebabkan oleh pengaruh ideologi yang tidak sesuai dengan Pancasila, yang sudah masuk ke Indonesia.
Selain itu, Pancasila tidak dipahami, diresapi dan dihayati karena erosi oleh paham-paham selain Pancasila. Kondisi bangsa dan negara di mana banyak terjadi penyelewengan seperti korupsi, kolusi dan sebagainya. Yang tidak peduli dengan kehidupan rakyat yang mengalami kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan.
Tetapi lebih bersikap individualisme, egosisme pribadi dan egoisme sektoral. Perkelahian massal itu juga diakibatkan banyak yang tidak menghayati dan mengamalkan Pancasila. Hal ini membahayakan persatuan bangsa.
Indonesia: Menghayati Pancasila
Oleh karena itu, dalam menangkal dan mengatasi pengaruh-pengaruh yang tidak sesuai dengan Pancasila, bangsa Indonesia yang sangat majemuk ini harus memperkuat ketahanan mental ideologinya. Agar bangsa dan negara tegak berdiri dalam pilar dan jati diri bangsa dengan Pancasila , UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.
Hal ini berarti harus menolak sistem kenegaraan seperti liberalisme, kapitalisme dalam segala bentuk manifestasinya, sekulerisme, marxisme, komunisme, atheisme dan ideologi-ideologi lainnya yang tidak sesuai atau bertentangandengan Pancasila.
Siapapun dan organisasi apapun yang mengingkari Pancasila bisa dikategorikan tidak loyal dan tidak menegakkan serta dapat dianggap berkhianat terhadap Pancasila. Memperkuat dan menegakkan Pancasila harus dilakukan dengan sepenuh hati secara menyeluruh, komprehensif dalam semua aspek kehidupan.
Pendidikan dalam arti luas harus dilakukan. Peranan lembaga pendidikan sangat penting baik Pendidikan formal maupun non formal. Dalam kaitan ini, Pancasila harus menjadi mata pelajaran penting yang diberikan secara bertingkat dan berlanjut sesuai tingkat pendidikan.
***
Pancasila harus menjadi fundamen yang kuat yang dipahami, diresapi secara mandarah daging oleh setiap insan Indonesia. Di dalam kehidupan masyarakat harus dilakukan sosialisasi dengan pendekatan yang lebih komunikatif, dialogis, persuasi dan menghindari cara yang represif, instruktif, indoktrinatif serta bersifat terbuka.
Yang lebih penting lagi adalah bagaimana pengalaman atau implementasi Pancasila di dalam kehidupan nyata sehari-hari. Terkait dengan masalah ini, peran setiap pemimpin dari semua lapisan atau setiap atasan menjadi penting.
Seperti diketahui, menurut pakar antropologi, masyarakat Indonesia lebih
berorientasi ke atas. Oleh karena itu, jika yang berada di atas dapat memberikan contoh teladan dalam pengamalan Pancasila, akan diikuti oleh masyarakat. Penguatan ideologi sekaligus dasar negara Pancasila harus menjadi perhatian yang besar dan dilakukan dengan sungguh-sungguh. Jangan sampai hanya setengah hati terutama pengamalannya.
Sumber: Buku Percik Pemikiran Tokoh Muhammadiyah Untuk Indonesia Berkemajuan oleh Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah