Profesor Doktor Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb adalah Grand Syekh Al Azhar. Namanya tidak salah ketik. Memang memiliki dua kata Ahmad. Di depan dan belakang.
Ia juga menjadi muslim paling berpengaruh di dunia. Sejak tahun 2017 hingga 2018 menurut The Royal Islamic Strategic Studies Centre di Amman, Yordania. Sebelumnya, tahun 2014 hingga 2016, ia muslim kedua yang paling berpengaruh di dunia.
Capaian itu ia dapatkan karena otoritas yang ia miliki. Jabatan sebagai Grand Syekh memberikannya otoritas tertinggi di dunia Islam Sunni. Selain tentu memimpin lembaga pendidikan Islam terbesar dan tertua, Al Azhar.
Ia getol menyuarakan ajaran Islam yang moderat, melawan radikalisme beragama dan kelompok-kelompok ekstrim yang mengkapling kebenaran. Ia keliling dunia sambil menyuarakan Islam wasathiyah.
Ath-Thayyeb menjadi Grand Syekh sejak 19 Maret 2010. Dilantik oleh Presiden Mesir Husni Mubarak. Presiden otoriter yang memimpin Mesir selama 30 tahun dan ditumbangkan oleh demonstran dan digantikan oleh Mursi. Jabatan Grand Syekh Al-Azhar memang memiliki protokoler yang setara dengan Perdana Menteri. Ia dilantik langsung oleh Presiden.
Ath-Thayyeb menggantikan Grand Syekh sebelumnya, Muhammad Sayyid Tantawy yang meninggal dunia. Jabatan Grand Syekh dijabat seumur hidup. Baru diganti setelah empunya meninggal dunia. Ath-Thayyeb adalah Grand Syekh ke-48. Sejak Utsmaniyah menguasai Mesir.
Sebelumnya, ia merupakan Rektor Universitas Al-Azhar Mesir. Posisi itu ia emban sejak tahun 2003 hingga diangkat sebagai Grand Syekh tahun 2010. Sebelum menjadi Rektor, ia dipercaya sebagai Mufti Negara Mesir. Sejak tahun 2002.
Ia memang alumni Al-Azhar. Dari S1 sampai S3. Jurusannya linier, Akidah dan Filsafat. Selesai doktoral pada tahun 1977. Saat itu, ada budaya di Al-Azhar yang selalu mengirim kader terbaiknya ke Barat, khususnya Prancis. Maka, Ath-Thayyeb juga ke Prancis. Mengambil program post-doctoral di bidang Filsafat Islam di Sorbonne. Selesai tahun 1988.
Ia kemudian jadi dosen di almamaternya. Selain itu, ia juga mengajar di beberapa kampus lain. Di Universitas Islam Internasional Islamabad Pakistan, Universitas Emirat, Universitas Qatar, dan Universitas Imam Muhammad bis Saud Riyadh.
Ath-Thayyeb lahir di Luxor, Qina. Timur sungai Nil pada 6 Januari 1946. Nasabnya tersambung hingga Nabi Muhammad. Melalui jalur Hasan bin Ali. Ayah dan kakeknya merupakan petinggi suku di daerah. Sejak kecil, ia sering mengikuti forum perdamaian antar suku yang digagas ayahnya. Ayahnya bernama Syekh Muhammad El-Thayyeb. Seorang ulama terkenal di Luxor.
Grand Syekh beberapa kali berkunjung ke Indonesia. Pada tahun 2016, ia hampir seminggu berada di Indonesia. Mulai dari bertemu presiden, wakil presiden, mengunjungi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pusat Studi Alquran milik Quraish Shihab, Pondok Gontor, hingga menerima penganugerahan doktor kehormatan dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Pada tahun 2018, ia mengulangi kunjungannya ke Indonesia. Kali ini, Grand Syekh datang ke Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di Jakarta. Dalam setiap kunjungannya, ia selalu konsisten menyuarakan narasi Islam yang damai dan teduh. Ia bahkan menyebut bahwa kunjungannya ke Indonesia adalah dalam rangka memperkuat Islam wasathiyah.