Tarikh

Ali bin Abi Thalib (5): Baju Pengantin Fatimah az-Zahra

2 Mins read

Dia adalah Fatimah az-Zahra, putri kesayangan Muhammad Rasulullah dengan Khadijah binti Khuwailid, dididik langsung oleh keduanya. Kunyah-nya adalah Ummu Abiiha. Fatimah lahir ketika Nabi berusia 35 tahun. Nabi menikahkan Fathimah, putri yang paling dicintainya dengan Ali bin Abi Thalib, keluarga yang paling dicintainya pula.

Menurut Imam Thabari, pernikahan antara Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah terjadi pada beberapa hari pada bulan Shafar 2 Hijriah (yang mana berakhir pada 1 September 623). Riwayat ini diambil melalui jalur Muhammad bin Amr-Abu Bakar bin Abdallah bin Abi Sarah -Ishaq bin Abdallah bin Abi Farwah -Abu Jafar. Fatimah meninggal enam bulan setelah kematian Rasul.

Mahar dan Baju Pengantin Fatimah

Ash Shalabi menyebut bagaimana perjuangan Ali untuk meminang Fathimah, Ali menuturkan “Ketika Rasul membuka kesempatan bagi siapapun yang ingin meminang Fatimah. Pelayan perempuanku bertanya kepadaku ‘Wahai tuan, tahukan engkau sudah banyak pria yang melamar Fathimah?’. Aku jawab ‘Tidak’. Kemudian dia bertanya lagi ‘Lantas apa yang menghalangi engkau untuk menjumpai Rasulullah, hingga beliau menikahkan Fathimah kepada engkau?”

Ali kemudian merasa ragu atas saran pelayannya karena tidak memilki apapun untuk menikahi Fathimah. Si pelayan menyaut “Jika engkau datang kepada Nabi, beliau pasti akan menikahkan Fathimah kepada engkau”. Si pelayan terus meyakinkan Ali hingga dia memberanikan diri untuk menghadap Rasulullah.

Ketika Ali duduk di hadapan Rasulullah, Ali hanya diam. Ia menceritakan dalam kisahnya “Tatkala aku duduk di hadapan beliau, demi Allah, lidahku terasa kelu. Aku tidak mampu berkata kata karena besarnya keagungan dan wibawa beliau. ”

Lantas sebagaimana seorang ayah dari seorang putri yang hendak menikah, Rasulullah bertanya kepada Ali, “Ada keperluan apa engkau datang kemari?”. Kemudian beliau terdiam, lalu bertanya lagi, “Apakah engkau ingin meminang Fathimah?”. Kemudian Ali menjawab “Iya”. Rasulullah bertanya lagi “Apakah engkau memilki sesuatu sebagai maharnya ?”. Ali menjawab, “Tidak, wahai Rasulallah”

Baca Juga  Refleksi Sumpah Pemuda: Melacak Akar Pluralisme dalam Tradisi Islam

Kemudian Rasulullah menanyakan kepada Ali mengenai baju perang yang pernah beliau hadiahkan kepadanya. Ali dalam hatinya berpikir bahwa itu hanyalah sebuah baju perang usang, harganya pun tidak mencapai 400 dirham. Ali hanya menjawab “Masih ada padaku”.

Kemudian yang terjadi berikutnya mengagetkan Ali, karena Rasulallah menjawab “Aku nikahkan engkau dengan Fathimah, bawalah kepadanya, dan jadikan dia halal bagimu dengannya. Sebab, baju perang tersebut akan menjadi mahar Fatimah binti Rasulullah”

Adapun baju pengantin, Rasulullah memberikan kepada Fathimah sebuah pakaian dari kain beludru, dan juga ditambah bantal dari kulit yang diisi dengan rumput.

Pesta Pernikahan

Asma binti Umais mengisahkan, “Aku turut hadir pada pernikahan Fatimah binti Rasulullah. Pagi harinya Nabi datang dan berhenti di depan pintu seraya berkata, ‘Wahai Ummu Aiman, panggillah saudaraku (Ali)’. Ali pun datang menghadap Rasulullah. Lalu, beliau memercikkan air kepadanya dan mendoakan kebaikan untuknya. Kemudian Nabi berkata, ‘Panggilkan Fathimah’.

Maka, putri bungsu Rasulullah itu pun datang dengan malu-malu. Nabi sebagai seorang ayah yang memahami putrinya, berkata ‘Tenanglah, aku menikahkan engkau dengan keluargaku yang paling aku cintai’. Lalu, Nabi memercikkan air kepadanya dan mendoakan kebaikan untuknya”.

Buraidah mengisahkan, ketika Ali meminang Fatimah, Rasulullah berkata kepadanya “Pernikahan itu harus ada walimahnya”. Saad yang mendengar sabda Nabi kemudian berkata, “Aku akan menyumbang satu ekor kambing”. Kemudian sejumlah kaum Anshar juga turut mengumpulkan beberapa sha; biji jagung untuk walimah tersebut.

Pada malam harinya, Rasulullah berkata, ‘Wahai Ali, jangan melakukan sesuatu apapun sampai engkau bertemu denganku’. Kemudian Nabi meminta air untuk berwudhu, lalu menyiramkan air itu kepada Ali seraya berdoa dengan sebuah doa yang masyhur hingga saat ini, “Ya Allah, berkahilah pernikahan keduanya, berkahilah keduanya, dan berkahilah keturunanya”.

Baca Juga  Teks Khutbah Jumat: Tiga Cara Menjadi Insan Kamil

Editor: Nirwansyah/Nabhan

35 posts

About author
Penulis merupakan mahasiswa Ilmu Hadits Fakultas Ushuluddin Adab & Dakwah, UIN Sayyid Ali Rahmatullah. Dapat disapa melalui akun Instagram @lhu_pin
Articles
Related posts
Tarikh

Hijrah Nabi dan Piagam Madinah

3 Mins read
Hijrah Nabi Muhammad Saw dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi merupakan salah satu peristiwa paling bersejarah dalam perkembangan Islam, yang…
Tarikh

Potret Persaudaraan Muhajirin, Anshar, dan Ahlus Shuffah

4 Mins read
Dalam sebuah hadits yang diterima oleh Abu Hurairah dan terdapat dalam Shahih al-Bukhari nomor 1906, dijelaskan terkait keberadaan Abu Hurairah yang sering…
Tarikh

Gagal Menebang Pohon Beringin

5 Mins read
Pohon beringin adalah penggambaran dari pohon yang kuat akarnya, menjulang batang, dahan dan rantingnya sehingga memberi kesejukan pada siapa pun yang berteduh…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds