Segala puji bagi Allah, sebab tahun ini kita bisa melaksanakan rangkaian ibadah di bulan suci ramadhan dengan leluasa, tidak sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Lalu sudah optimalkah kita melakukan amalan-amalan sunnah di bulan ramadhan? Amalan apakah yang perlu kita lakukan?
Amalan Sunnah Sahur dan Berbuka
Salah satu amalan sunnah yang kadang dilewatkan sebagian kaum muslimin adalah sahur. Sebagian orang menganggap sahur itu sebagai aktivitas yang memberatkan karena harus bangun pagi lebih awal sebelum waktu shubuh. Padahal di dalam sahur terdapat sebuah keberkahan.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً
“Bersantap sahurlah kalian, karena dalam sahur itu ada keberkahan.” (HR. Bukhari)
Aktivitas sahur dapat dilakukan walaupun hanya menyantap makanan sedikit atau hanya seteguk air. Hikmahnya adalah agar kita tidak terlalu lapar dalam menjalani ibadah puasa selama setengah hari. Utamanya, menyantap sahur dapat diakhirkan selama tidak sampai masuk waktu shalat shubuh atau sudah terbit fajar.
Dalam hadis lain dikatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَا تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ مَا أَخَّرُوا السَّحُورَ وَعَجَّلُوا الْفِطْرَ
“Umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka.” (HR. Ahmad)
Amalan sunnah Ramadhan yang kedua yaitu, menyegerakan waktu berbuka dan tidak menunda-nunda. Ketika sudah masuk waktu maghrib dan azan berkumandang, hendaklah kita segera membatalkan puasa. Kemudian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga menyarankan untuk berbuka dengan kurma dan air putih.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Jika salah seorang berpuasa, hendaknya ia berbuka dengan kurma. Jika tidak ada kurma, maka dengan air. Sebab, air itu menyucikan,” (HR. Abu Dawud).
Sunnah Berdoa Ketika Berbuka
Perlu diketahui bersama bahwa ketika kita berbuka puasa, itu adalah salah satu waktu terkabulnya sebuah do’a. Tetapi amalan sunnah ini juga sering terabaikan atau sebagian kaum muslimin sendiri yang tidak mengetahui. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak: (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do’a orang yang terdzolimi.” (HR. Tirmidzi)
Adapun do’a yang perlu kita baca sewaktu berbuka dan sebelum berdo’a untuk urusan kita adalah sebagaimana yang disampaikan oleh Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berbuka puasa membaca do’a sebagai berikut,
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
“Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah”
Sunnah Shalat Tarawih
Amalan sunnah yang tak kalah penting adalah shalat tarawih. Ketika kita melihat masjid-masjid dan mushala di awal bulan ramadhan, suasananya begitu ramai dan penuh sesak hingga teras masjid. Tetapi perlahan, hari demi hari masjid itu tidak seramai awal bulan suci ramadhan. Banyak kaum muslimin yang akhirnya merasa malas shalat tarawih, ada kesibukan lain, atau bahkan sibuk berbelanja untuk hari raya.
Andaikan kita tahu pahala atau keutamaan shalat tarawih maka itu akan menjadi penyemangat sekaligus alasan kita untuk tidak meninggalkannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Barang siapa melakukan shalat (tarawih) pada bulan Ramadhan dengan iman dan ikhlas (karena Allah), maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan shalat tawarih, dosa-dosa kecil kita yang telah lalu akan ampuni oleh Allah. Maka siapa yang tidak mau diampuni dosanya oleh Allah? Padahal manusia adalah tempat salah dan dosa.
Keutamaan yang kedua adalah dicatatnya pahala seperti ibadah semalam suntuk. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh at-Tirmdzi, Ibnu Majah dan an-Nasa’i:
مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ، كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ
“Barang siapa shalat Tarawih bersama imam sampai selesai, maka untuknya dicatat seperti beribadah semalaman.”
Sunnah Bersedekah
Bersedekah bisa kita lakukan dengan menyumbangkan uang atau dengan memberi makanan dan minuman untuk berbuka. Allah SWT menjanjikan ganjaran pahala bagi orang yang melakukan amalan sunnah tersebut, sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
“Barangsiapa yang memberi buka orang yang puasa akan mendapatkan pahala seperti pahalanya orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun.” (HR. Tirmidzi)
Dalam hadist yang lain juga dikatakan bahwa Rasulullah adalah sesosok yang sangat dermawan, bahkan jika telah memasuki bulan ramadhan maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jauh lebih dermawan lagi.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar melakukan kebaikan. Kedermawanan (kebaikan) yang beliau lakukan lebih lagi di bulan Ramadhan yaitu ketika Jibril ‘alaihis salam menemui beliau. Jibril ‘alaihis salam datang menemui beliau pada setiap malam di bulan Ramadhan (untuk membacakan Al Qur’an) hingga Al Qur’an selesai dibacakan untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apabila Jibril ‘alaihi salam datang menemuinya, beliau adalah orang yang lebih cepat dalam kebaikan dari angin yang berhembus.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih banyak lagi melakukan kebaikan di bulan Ramadhan. Beliau memperbanyak sedekah, berbuat baik, membaca Al Qur’an, shalat, dzikir dan i’tikaf.”
Sunnah Membaca Al-Quran
“Dahulu Malaikat Jibril senantiasa menjumpai Rasulullah SAW pada setiap malam Ramadhan, dan selanjutnya ia membaca Al-Qur’an bersamannya” (HR. Bukhari)
Bulan suci ramadhan adalah bulan ditutunkannya al-Qur’an. Maka sudah semestinya kita menghidupkan hari-hari di bulan ramadhan dengan membaca al-Qur’an. Jika tidak di bulan ini, maka di bulan mana lagi kita akan lebih bersemangat untuk membaca?
***
Demikianlah amalan-amalan sunnah yang bisa kita lakukan di bulan suci ramadhan. Semoga kita bisa mengamalkan sunnah-sunnah di atas dengan bersungguh-sungguh dan mengharapkan pahala dan ampunan Allah. Sebab, belum kita kita akan bertemu lagi dengan bulan suci ramadhan di tahun depan.
Editor: Miftachul W. Abdullah