Setiap ibadah yang disyariatkan oleh Allah SWT. pasti memiliki makna yang mendalam, baik secara spiritual maupun sosial. Ibadah tersebut bukan hanya menjadi bentuk penghambaan kepada Sang Pencipta, tetapi juga memberikan manfaat langsung maupun tidak langsung kepada pelakunya, di dunia maupun di akhirat. Salah satu ibadah yang penuh makna dan keutamaan adalah puasa. Artikel ini akan memberikan sebuah pandangan mengenai keutamaan puasa arafah yang merupakan puasa sehari sebelum dilaksanakan hari raya Idul Adha.
Dalam Islam, puasa adalah ibadah dengan menahan diri dari makan, minum, hubungan suami istri, serta segala hal yang membatalkannya sejak terbit fajar hingga magrib, dengan niat karena Allah. Bahkan, praktik puasa sudah dikenal sejak umat terdahulu—umat Nabi Musa berpuasa selama 40 hari, orang Yahudi pun melakukannya sebagai bentuk penyesalan dan pendekatan diri kepada Tuhan.
Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang mulai disyariatkan pada tahun kedua Hijriah. Dalam praktiknya, puasa dibagi menjadi dua jenis:
- Puasa wajib, seperti puasa di bulan Ramadhan.
- Puasa sunnah, seperti puasa Senin-Kamis, puasa Daud, dan puasa Arafah.
Makna dan Hukum Puasa Arafah
Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 9 Zulhijjah. Puasa ini memiliki keutamaan luar biasa, terutama bagi umat Islam yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Bagi jamaah haji, puasa ini tidak disunnahkan karena mereka tengah menjalankan rukun-rukun haji yang berat, khususnya wukuf di Arafah.
Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra, Rasulullah Saw. bersabda:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ…
“Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim no. 1162).
Hadis ini menunjukkan besarnya ganjaran puasa di saat jamaah haji melaksanakan wukuf. Pahala yang ditawarkan bukan hanya sekadar tambahan amal, tetapi penghapusan dosa selama dua tahun.
Namun, bagi jamaah haji, puasa pada hari menjelang Idul Adha justru tidak dianjurkan. Dalam hadis lain disebutkan:
“Rasulullah melarang puasa pada hari Arafah di Arafah.” HR. Ibnu Majah dan Ahmad)
Imam Tirmidzi dan Wahbah al-Zuhaili juga menegaskan bahwa puasa menjelang Idul Adha tersebut adalah sunnah muakkad (sangat dianjurkan) bagi mereka yang tidak sedang berhaji.
Lima Keutamaan Puasa Arafah
1. Meningkatkan Ketakwaan
Puasa membuat kita lebih fokus pada ibadah, menjauhkan diri dari godaan dunia, dan memperkuat ikatan spiritual dengan Allah. Ini adalah momen refleksi diri untuk meningkatkan kualitas keimanan.
2. Penghapusan Dosa Dua Tahun
Sebagaimana sabda Rasulullah, puasa Arafah menjadi sarana luar biasa untuk membersihkan diri dari dosa-dosa, baik masa lalu maupun masa depan. Kesempatan ini sangat sayang untuk dilewatkan.
3. Pahala Berlipat Ganda
Hari Arafah termasuk dalam 10 hari pertama bulan Dzulhijjah yang sangat dimuliakan. Beramal di hari-hari ini dijanjikan pahala berlipat. Maka, puasa menjelang Idul Adha menjadi amalan unggulan untuk mendulang pahala sebanyak-banyaknya.
4. Melatih Kesabaran dan Kendali Diri
Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan emosi, hawa nafsu, dan perilaku negatif. Hal ini sangat membantu membentuk karakter sabar dan tenang dalam menghadapi kehidupan.
5. Manfaat Kesehatan
Dari sisi medis, puasa bermanfaat untuk detoksifikasi tubuh, memperbaiki sistem pencernaan, mengatur kadar gula darah, serta meningkatkan kesehatan jantung. Bahkan, beberapa riset menunjukkan bahwa puasa berkala bisa memperpanjang umur dan meningkatkan kualitas hidup.
Puasa Arafah: Hari Emas untuk Mendekat pada Allah
Tanggal 9 Dzulhijjah adalah satu dari sekian hari istimewa yang seharusnya tidak dilewatkan begitu saja. Bagi umat Islam yang tidak menunaikan ibadah haji, puasa Arafah adalah cara sederhana namun dahsyat untuk mendekat kepada Allah SWT., memperbaiki diri, dan menjemput ampunan-Nya.
Mari kita niatkan untuk berpuasa Arafah, mengisi hari itu dengan amal saleh, dan memperbanyak doa. Semoga kita termasuk dalam golongan hamba yang meraih penghapusan dosa dan keberkahan dunia akhirat.
Editor: Assalimi