Perspektif

Misteri Puasa Arafah: Ampunan Dosa Dua Tahun dalam Sehari

2 Mins read

Setiap ibadah yang disyariatkan oleh Allah SWT. pasti memiliki makna yang mendalam, baik secara spiritual maupun sosial. Ibadah tersebut bukan hanya menjadi bentuk penghambaan kepada Sang Pencipta, tetapi juga memberikan manfaat langsung maupun tidak langsung kepada pelakunya, di dunia maupun di akhirat. Salah satu ibadah yang penuh makna dan keutamaan adalah puasa. Artikel ini akan memberikan sebuah pandangan mengenai keutamaan puasa arafah yang merupakan puasa sehari sebelum dilaksanakan hari raya Idul Adha.

Dalam Islam, puasa adalah ibadah dengan menahan diri dari makan, minum, hubungan suami istri, serta segala hal yang membatalkannya sejak terbit fajar hingga magrib, dengan niat karena Allah. Bahkan, praktik puasa sudah dikenal sejak umat terdahulu—umat Nabi Musa berpuasa selama 40 hari, orang Yahudi pun melakukannya sebagai bentuk penyesalan dan pendekatan diri kepada Tuhan.

Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang mulai disyariatkan pada tahun kedua Hijriah. Dalam praktiknya, puasa dibagi menjadi dua jenis:

  1. Puasa wajib, seperti puasa di bulan Ramadhan.
  2. Puasa sunnah, seperti puasa Senin-Kamis, puasa Daud, dan puasa Arafah.

Makna dan Hukum Puasa Arafah

Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 9 Zulhijjah. Puasa ini memiliki keutamaan luar biasa, terutama bagi umat Islam yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Bagi jamaah haji, puasa ini tidak disunnahkan karena mereka tengah menjalankan rukun-rukun haji yang berat, khususnya wukuf di Arafah.

Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra, Rasulullah Saw. bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ…

“Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim no. 1162).

Baca Juga  Tren Hijrah, Jihad, dan Khilafah

Hadis ini menunjukkan besarnya ganjaran puasa di saat jamaah haji melaksanakan wukuf. Pahala yang ditawarkan bukan hanya sekadar tambahan amal, tetapi penghapusan dosa selama dua tahun.

Namun, bagi jamaah haji, puasa pada hari menjelang Idul Adha justru tidak dianjurkan. Dalam hadis lain disebutkan:

“Rasulullah melarang puasa pada hari Arafah di Arafah.” HR. Ibnu Majah dan Ahmad)

Imam Tirmidzi dan Wahbah al-Zuhaili juga menegaskan bahwa puasa menjelang Idul Adha tersebut adalah sunnah muakkad (sangat dianjurkan) bagi mereka yang tidak sedang berhaji.

Lima Keutamaan Puasa Arafah

1. Meningkatkan Ketakwaan

Puasa membuat kita lebih fokus pada ibadah, menjauhkan diri dari godaan dunia, dan memperkuat ikatan spiritual dengan Allah. Ini adalah momen refleksi diri untuk meningkatkan kualitas keimanan.

2. Penghapusan Dosa Dua Tahun

Sebagaimana sabda Rasulullah, puasa Arafah menjadi sarana luar biasa untuk membersihkan diri dari dosa-dosa, baik masa lalu maupun masa depan. Kesempatan ini sangat sayang untuk dilewatkan.

3. Pahala Berlipat Ganda

Hari Arafah termasuk dalam 10 hari pertama bulan Dzulhijjah yang sangat dimuliakan. Beramal di hari-hari ini dijanjikan pahala berlipat. Maka, puasa menjelang Idul Adha menjadi amalan unggulan untuk mendulang pahala sebanyak-banyaknya.

4. Melatih Kesabaran dan Kendali Diri

Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan emosi, hawa nafsu, dan perilaku negatif. Hal ini sangat membantu membentuk karakter sabar dan tenang dalam menghadapi kehidupan.

5. Manfaat Kesehatan

Dari sisi medis, puasa bermanfaat untuk detoksifikasi tubuh, memperbaiki sistem pencernaan, mengatur kadar gula darah, serta meningkatkan kesehatan jantung. Bahkan, beberapa riset menunjukkan bahwa puasa berkala bisa memperpanjang umur dan meningkatkan kualitas hidup.

Baca Juga  Baznas Siapkan Skema Pengalengan Daging Hasil Dam Haji untuk Masyarakat Indonesia

Puasa Arafah: Hari Emas untuk Mendekat pada Allah

Tanggal 9 Dzulhijjah adalah satu dari sekian hari istimewa yang seharusnya tidak dilewatkan begitu saja. Bagi umat Islam yang tidak menunaikan ibadah haji, puasa Arafah adalah cara sederhana namun dahsyat untuk mendekat kepada Allah SWT., memperbaiki diri, dan menjemput ampunan-Nya.

Mari kita niatkan untuk berpuasa Arafah, mengisi hari itu dengan amal saleh, dan memperbanyak doa. Semoga kita termasuk dalam golongan hamba yang meraih penghapusan dosa dan keberkahan dunia akhirat.

Editor: Assalimi

Related posts
Perspektif

Tak Anti Filsafat: Membaca Ulang Pemikiran Ibn Taimiyyah

4 Mins read
Ketika sejarah mencatat guncangan besar dalam dunia Islam pada abad ke-13, satu nama yang terus bergema hingga hari ini adalah Ibn Taimiyyah….
Perspektif

Dua Wajah Pengurus Masjid

5 Mins read
Kata matsal atau perumpamaan dalam kamus Bahasa Arab Lisanul Arab karangan Imam Ibn Mandhur al-Afriqiy atau lebih dikenal dengan nama Ibnu Mandzur…
Perspektif

Kiai, Santri, dan Kekuatan Pesantren sebagai Institusi Tradisi

3 Mins read
Keberadaan pesantren tidak bisa dilepaskan dari konteks kelahiran, pertumbuhan, dan perkembangan Islam di Nusantara. Sejarah pesantren adalah kaleidoskop perjuangan umat Islam dalam…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *