IBTimes.ID – Dr. K.H. Tafsir, M.Ag., Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, menyebut bahwa meskipun raganya sudah tiada, Buya Ahmad Syafii Maarif masih meninggalkan banyak serpihan kenangan berharga sebagai guru bangsa dan pemikir Islam . Hal itu disampaikan Tafsir pada kesempatan Diskusi dengan tajuk, “Merayakan 90 Tahun Buya Ahmad Syafii Maarif” di gedung ISDB Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNY pada Senin (26/5/2025).
Kenangan ini yang disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Dr. K.H. Tafsir. Dalam konteks pergumulan Islam, Tafsir mengenang pemikiran Buya Syafii dipengaruhi oleh Fazlur Rahman, salah satu cendekiawan Muslim dan pemikir Islam.
“Ada dua orang Indonesia yang sangat kuat dengan karakter Rahman, satu Buya Syafii dan dua Nurcholish Madjid. Kedua sosok inilah murid Fazlur Rahman,” ujar Tafsir.
Tafsir juga menyebut, pemikiran Islam sangat kuat dalam diri kedua sosok tersebut, khususnya Buya Syafii. Kata Tafsir, berkat pengaruh Rahman, Buya Syafii memiliki pemikiran progresif dan independen.
“Itu yang tidak bisa dipisahkan dari pola pikir Buya Syafii, karena terpengaruh oleh pemikiran Fazlur Rahman,” sebut Tafsir.
Hal ini dibuktikan dengan adanya keinginan Buya Syafii mendirikan negara Islam. Tetapi berkat pengaruh Rahman, Guru di Universitas Chicago, Amerika Serikat, Buya Syafii mengeliminasi keinginan itu, karena disebutnya sangat tidak realistis.
“Tidak banyak negara menamakan diri negara Islam. Cuma Republik Islam Iran sama Republik Islam Pakistan. Tidak ada negara yang menyebut negara Islam. Dan itulah begitu membaca Buku Fazlur Rahman, pemikiran Buya Syafii sangat kuat,” beber Tafsir.
K.H. Tafsir mengingatkan melalui pesan Buya Syafii, agar umat Islam jangan sampai berada pada posisi puritan peradaban. Artinya berada pada posisi keterbelakangan, tidak pernah maju dan berkembang.
“Menjadi sangat penting umat Islam harus berada di depan peradaban. Umat Islam harus masuk ke ruang publik peradaban. Umat Islam menjadi produsen peradaban. Caranya keberanian berkreasi,” tegas Tafsir.
Dalam pemaparannya juga, Dr. K.H. Tafsir menyoroti pengaruh pemikiran Fazlur Rahman dalam konstruksi keislaman Buya. Ia menyebut Buya sebagai sosok yang optimis terhadap masa depan Islam dan menjadikannya sebagai kekuatan pencerahan sosial.
“Buya Syafii adalah sosok yang optimis terhadap masa depan Islam dan menjadikannya sebagai kekuatan pencerahan sosial”, pungkas Tafsir.
Editor: Assalimi