Fikih

Apakah Ada Amalan Khusus di Malam Nishfu Sya’ban?

3 Mins read

Malam Nishfu Sya’ban artinya malam di mana Allah SWT mengabulkan seluruh keingingan-keinginan manusia. Bisa disebut juga sebagai momentum bertabur berkah dan ampunan Allah Swt.

HR. Ibnu Majah meriwayatkan dalam salah satu kitab-Nya, “Sesungguhnya Allah akan benar-benar melihat di malam Nishfu Syaban. Kemudian Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali untuk seorang musyrik atau seorang musyahim (orang yang bermusuhan)”.

Amalan Kebaikan dan Keutamaan Malam Nishfu Sya’ban

Berbicara mengenai malam Nishfu Sya’ban, banyak ulama yang menyebutkan amalan kebaikan dan keutamaannya.

Sumber pokok adanya keutamaan malam Nishfu Syaban juga terdapat pada ayat-ayat Al-Qur’an. Misalnya saja dalam surat Al-Dukhan [44]: 3-4 disebutkan Laylah Mubârakah yang multitafsir.

Mayoritas pakar tafsir menafsirkan Laylah Mubârakah dengan malam Lailatul Qadar. Sementara lainnya menafsirkannya dengan malam Nishfu Sya’ban yang tafsiran ini diriwayatkan oleh seorang mufassir tabiin bernama Ikrimah (w. 104 H). Sebagaimana tercantum Jâmiʻ al-Bayân ʻAn Ta’wîl Ây al-Qur’ân karya al-Thabari (w. 310 H).

Amalan Malam Nishfu Sya’ban

Sebenarnya, amalan malam Nishfu Sya’ban sudah ada sejak zaman tabiin.

Pada saat itu, terdapat beberapa ulama yang menghidupkan amalan malam Nishfu Sya’ban antara lain seperti Khalid bin Ma’dan (w. 103 H), Makhul (w. 100 H), Luqman bin Amir, dan nama lainnya.

Tetapi, pada saat itu, amalan malam Nishfu Syaban menjadi pro-kontra di kalangan ulama-ulama.

Para ulama yang mempercayai adanya amalan malam Nishfu Sya’ban, meneruskannya ke generasi selanjutnya. Sehingga sampai sekarang, malam Nishfu Sya’ban beserta amalannya sudah mulai tersebar hingga ke berbagai wilayah.

Muhammad bin Idris al-Syafii (w. 820 H) meriwayatkan, terdapat 5 malam yang doanya akan mudah diijabah oleh Allah SWT antara lain malam Jumat, malam Idul Adha, malam Idul Fitri, malam pertama Rajab, dan malam Nishfu Sya’ban.

Khalifah Umar bin Abdul Aziz (w. 720 H) juga meriwayatkan, terdapat 4 malam yang doanya akan diijabah oleh Allah SWT antara lain malam pertama Rajab, malam Nishfu Sya’ban, dan dua malam Hari Raya (Idul Fitri dan Idul Adha).

Baca Juga  Benarkah Disunahkan Berbuka dengan yang Manis-Manis?

Mereka menghimbau para manusia agar dapat memanfaatkan malam-malam tersebut dengan baik. Karena pada malam tersebut, Allah SWT akan mengabulkan doa-doa mereka.

Nabi Muhammad SAW juga berpesan kepada seluruh umatnya untuk tidak melewatkan malam Nishfu Syaban ini. Dalam riwayat Bukhari, Rasulullah Muhammad Saw bersabda, “Sya’ban itu bulan antara Rajab dan Ramadan. Bulan ini banyak diabaikan oleh umat manusia, padahal dalam bulan ini (Syaban) amal-amal hamba itu diangkat (diterima oleh Allah). Aku ingin amalku diterima oleh Allah di bulan Syaban dalam keadaan aku berpuasa.”

Malam Nishfu Sya’ban biasanya terjadi di tengah-tengah bulan Sya’ban atau tanggal 15 Sya’ban. Malam Nishfu Syaban pada tahun ini terjadi mulai 17 Maret 2022 malam sampai 18 Maret 2022.

Puasa pada malam Nishfu Sya’ban sendiri, biasanya dilaksanakan pada Ayyamul Bidh. Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa yang dikerjakan pada pertengahan bulan, yaitu pada hari ke 13, 14, dan 15 hijriah tiap bulannya kecuali pada Ramadhan.

Tak Ada Amalan Khusus

Untuk amalan pada malam Nishfu Sya’ban, tidak ada ketentuan atau cara khusus. Segala amal sholeh yang dilakukan manusia di malam Nishfu Sya’ban akan diijabah oleh Allah SWT.

Misalnya saja seperti perbanyak doa, pada malam Nishfu Sya’ban memperbanyak doa menjadi salah satu amal sholeh yang akan diijabah oleh Allah SWT. Lalu, membaca Al-Qur’an.

Dulu terdapat sahabat Rasulullah yang menganggap Sya’ban adalah bulannya Al-Qur’an. Dalam riwayat Ibnu Rajab, Anas RA bercerita tentang kesibukan para sahabat Rasulullah ketika masuk bulan Syaban. Salah satunya adalah membaca Al-Qur’an.

Anas bin Malik RA berkata, “Kaum Muslim ketika telah memasuki bulan Sya’ban, mereka mengambil mushaf-mushafnya kemudian membacanya. Mereka juga mengeluarkan zakat hartanya agar dapat membantu menguatkan orang fakir dan miskin untuk turut serta menunaikan puasa di bulan Ramadan”.

Baca Juga  Tata Cara Mengganti Shalat Jumat dengan Zhuhur di Rumah

Selanjutnya, memperbanyak zikir. Pada malam ini, jika kita memperbanyak zikir, maka pahala kita akan bertambah dan Allah SWT juga akan mengabulkan doa-doa kita. Terakhir yaitu shalat malam.

Shalat ini merupakan shalat sunah akan tetapi, di saat malam Nishfu Sya’ban shalat malam tidak boleh dilewatkan. Nabi SAW berkata, “Malam ini adalah malam Nishfu Sya’ban, Allah SWT mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki”. Dan masih banyak lagi amalan-amalan baik lainnya.

Permohonan-permohonan manusia dipanjatkan karena mereka tau jika ketentuan ataupun takdir tidak bisa dirubah kecuali dengan cara mereka berdoa dan berusaha.

Hal ini dilakukan sebagai perantara agar kita sebagai manusia mendapatkan permohonan dari Allah SWT dan hajatnya dapat terpenuhi. Bagi yang melakukan amalan baik pada malam Nishfu Sya’ban akan membuat kita semakin mensyukuri akan nikmat, rahmat dan karunia yang telah Allah SWT berikan kepada kita.

Demikian, itu adalah beberapa amalan yang ada di malam Nishfu Sya’ban. Kita sebagai manusia biasa hendaknya selalu beramal sholeh terutama pada malam Nishfu Sya’ban. Karena pada malam ini seluruh doa-doa yang kita panjatkan akan diijabah oleh Allah SWT. Aamiin.

Editor: Yahya FR

Danta Rea Damayanti Suharto
1 posts

About author
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Prodi Tasawuf dan Psikoterapi
Articles
Related posts
Fikih

Mana yang Lebih Dulu: Puasa Syawal atau Qadha’ Puasa Ramadhan?

3 Mins read
Ramadhan telah usai, hari-hari lebaran juga telah kita lalui dengan bermaaf-maafan satu sama lain. Para pemudik juga sudah mulai berbondong meninggalkan kampung…
Fikih

Apakah Fakir Miskin Tetap Mengeluarkan Zakat Fitrah?

4 Mins read
Sudah mafhum, bahwa zakat fitrah adalah kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai puncak dari kewajiban puasa selama sebulan. Meskipun demikian, kaum muslim yang…
Fikih

Bolehkah Mengucapkan Salam kepada Non-Muslim?

3 Mins read
Konflik antar umat beragama yang terus bergelora di Indonesia masih merupakan ancaman serius terhadap kerukunan bangsa. Tragedi semacam ini seringkali meninggalkan luka…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *