Inspiring

Anjar Nugroho: Bapak Paradigma IPM

5 Mins read

Pukul 04.34 WIB tadi pagi, saya dapat WA dari adik kandung saya DR. Muh. Samsudin, M.Pd bahwa Mas DR. Anjar Nugroho, M. Ag. Wafat di RS Kariadi Semarang karena serangan jantung. Setelah itu saya membuka Grup WA Alumni IPM/IRM. Di grup ini, Ustad Ahmad Mutaqqin, Ph.D mengabarkan berita duka yang sama.

DR. Muhammad Samsudin dan Ust Ahmat Muttaqin, PhD keduanya adalah alumni Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan Pengurus Majelis Dikti PP Muhammadiyah yang punya kedekatan hubungan sebagai sesama alumni IPM maupun sebagai Majelis Dikti dan Mas Anjar Nugroho sebagai Rektor.

Menurut DR. Soewarno, Ketua LPCR PWM Jateng sekaligus Ketua Pusat Studi Cabang dan Ranting UMP, juga diinformasikan oleh Pak Irfan Humas UMP bahwa hari senin sore Mas Anjar masih menyempatkan buka puasa sunah Senin Kamis dengan ibunya. Setelah buka puasa, Mas Anjar menuju Semarang karena hari Selasa ada agenda bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah, bertemu Pangdam Diponegoro, dan ke LLDIKTI Jateng di Semarang.

Ternyata buka puasa dengan ibundanya menjadi buka puasa dan perjumpaan terakhir kalinya dengan ibunda tercinta. Pertemuan dengan sang ibunda saya yakini sebagai cerminan kepribadian Mas Anjar yang sangat menghormati dan menyayangi orang tuanya.

Bakti dan sayangnya Mas Anjar Nugroho pada orang tuanya juga saya saksikan langsung ketika saya hadir pada saat Mas Anjar Nugroho dilantik sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Mas Anjar Nugroho ketika dilantik menjadi Rektor UMP hadir bersama ayah dan ibunda di samping hadir bersama istri dan putranya.

Meski sibuk karena sedang dilantik menjadi Rektor dan sibuk harus melayani banyak tamu penting, saya melihat langsung Mas Anjar Nugroho tetap memperhatikan dan menomorsatukan bapak dan ibunya. Nampak sekali wajah penuh haru dan bahagia terpancar dari ayahnya menyaksikan putranya yang waktu mudanya aktif di IRM/IPM itu menjadi Rektor UMP. Suatu jabatan struktural tertinggi dalam dunia Perguruan Tinggi.

Kutu Buku dan “Pemimpi Masa Depan”

Ketika masih Sekolah Menengah Atas, Mas Anjar menjadi santri angkatan pertama di SMA Muhammadiyah Kudus yang sedang merintis program pesantren (boarding) untuk menjadi kelas unggulan dan penyiapan kader Persyarikatan Muhammadiyah. Menurut keterangan Ibu Roohmah Idzaby, alumni SMA Muhammadiyah Kudus, satu pesantren dengan Mas Anjar, sekaligus Manager Bindatra di RS PKU Muhammadiyah Cepu, mengisahkan bahwa ketika di Pesantren SMA Muhammadiyah Kudus ini, Mas Anjar dikenal sebagai santri yang hobinya membaca, bahkan dikenal sebagai kutu buku. Hari-harinya diisi dengan belajar dan belajar.

Baca Juga  Adakah Presiden Sesederhana Bung Karno?

Mas Anjar di SMAnya juga dikenal oleh teman-temannya sebagai pribadi pendiam, santun, dan bersahaja, serta tidak neko-neko (banyak tingkah). Mas Anjar Nugroho sewaktu di SMA Muhammadiyah Kudus untuk kegiatan ekstrakurikuler lebih memilih aktif di Pramuka atau Hizbul Wathon (HW). Keaktifannya di HW tetap dijalaninya hingga menjadi Rektor UMP.

Ketika Mas Anjar Nugroho diterima sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah Purwokerto, kepada teman-teman dekatnya khususnya sesama dosen muda UMP, ia sering bercerita tentang harapan dan mimpi-mimpinya baik yang menyangkut perencanaan karirnya di UMP maupun tentang masa depan UMP yang beliau inginkan.

Mas Anjar memang punya keinginan yang sangat kuat untuk memajukan UMP dan bersedia mengkomunikasikan keinginan dan mimpi-mimpinya kepada sahabat-sahabatnya termasuk kepada Rektor sebelum Mas Anjar. Bahkan Rektor UMP sebelum Mas Anjar, sebelum wafatnya memang berharap Mas Anjar yang jadi Rektor UMP menggantikannya.

Ketika akhirnya Mas Anjar Nugroho diamanahi sebagai Rektor, maka konsolidasi dilakukan, program program untuk kemajuan UMP disiapkan. Meski dalam waktu yang singkat, karya-karya Mas Anjar sebagai Rektor UMP sedikit demi sedikit mulai dirasakan dan menunjukkan UMP benar-benar menuju kampus unggul dan terdepan.

Bapak Paradigma IPM

Sewaktu saya menjadi Ketua Umum PP IPM, kami pernah menerima kunjungan atau silaturrahim dari adik-adik IPM Kudus. Di antara mereka ada anak muda yang perpenampilan kalem, santun, namun banyak bertanya kepada saya. Pertanyaan-pertanyaan dan pernyataan-pernyataan yang muncul dari pikiran anak muda tersebut kritis dan berkualitas. Hal itu menyebabkan saya mengira anak muda perwakilan dari IPM Kudus tersebut sudah mahasiswa dan bukan pelajar SMA.

Selesai anak muda tersebut menyampaikan pertanyaan dan pemikirannya, saya kemudian memberikan tanggapan dan memujinya. Selanjutnya saya tanya “kuliah dimana dik?” Anak muda itu menjawab bahwa dirinya belum kuliah namun masih sekolah kelas 3 di SMA Muhammadiyah Kudus. Anak muda yang cerdas dan santun dari IPM Kudus itu bernama Anjar Nugroho. Bahkan di laman Facebook, Mas Anjar Nugroho mengisahkan ulang pertemuan pertama dengan saya sebagai Ketua Umum PP IPM yang dirinya dianggap sudah mahasiswa.

Baca Juga  Roehana Koeddoes, Tokoh Feminisme yang Terlupakan

Selesai menamatkan SMA di SMA Muhammadiyah Kudus, Mas Anjar kemudian melanjutkan kuliah di Jogjakarta. Ketika kuliah di Jogja inilah beliau aktif di IMM UIN Sunan Kalijaga dan sangat aktif di IRM/IPM khususnya di Pimpinan Wilayah IRM DIY hingga di Pimpinan Pusat Ikatan Remaja Muhammadiyah.

Sejak kuliah di Jogja, tabiat sejak pelajar yang hobi membaca memperoleh tempat yang tepat dan semakin menyuburkan pikirinnya yang kritis dan mendalam. Mas Anjar Nugroho sangat menyukai diskusi-diskusi seputar berbagai pemikiran tokoh-tokoh intelektual muslim Indonesia dan dunia. Ia juga mendalami berbagai pemikiran para intelektual barat.

Tulisan-tulisanya juga mencerminkan kecerdasannya dan penguasaannya dalam bidang epistemologi, metodologi berpikir, analisa masalah, serta pemikiran pemikiran kritis lainnya. Meski Anjar Nugoho muda memiliki pikiran-pikiran kritis dan sering berseberangan dengan pikiran teman-temannya, namun semua temen teman IRM seangkatanya sepakat bahwa Mas Anjar Nugroho merupakan pribadi yang santun dan menghargai perbedaan pendapat.

Mas Anjar Nugroho hampir tidak pernah berkata-kata yang menyakiti teman-temannya baik dalam diskusi maupun dalam kehidupan sehari hari. Para alumni IRM/IPM yang satu angkatan dengan Mas Anjar sampai menjuluki pribadi hebat ini sebagai “Bapak Paradigma IPM”.

Kepedulian pada Pengembangan Cabang dan Ranting Muhammadiyah

Oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, pada periode Muktamar Makasar 2015, Mas Anjar Nugroho diamanahi sebagai pengurus LPCR PP Muhammadiyah bersama saya. Amanah sebagai pengurus LPCR PP mungkin dilatar belakangi oleh keaktifannya di Muhammadiyah sejak remaja, juga karena jabatannya sebagai wakil Rektor di UMP.

Di LPCR PP memang ada pengurus yang dipilih oleh PP Muhammadiyah karena jabatanya di PTM. Para pengurus LPCR PP yang berasal dari Perguruan Tinggi antara lain: DR Fauzan (Rektor UM Malang), Pak Safar Nashir (waktu itu sebagai WR 2 UAD), DR. Khozin (dosen UMM), Pak Idris (waktu itu Rektor UM Palembang), dan Mas Anjar Nugroho (waktu itu sebagai WR 3 UMP).

Baca Juga  10 Skill yang Diperlukan di Masa Depan

Karena posisi Mas Anjar yang jauh dari Yogyakarta, maka sudah wajar bila kurang aktif untuk mengikuti rapat rutin setiap pekan sekali. Namun untuk rapat pleno LPCR PP Mas Anjar selalu berusaha untuk hadir. Beliau juga berusaha hadir di acara-acara nasional LPCR. Rencananya, pada Bulan Februari 2021, Mas Anjar selalu Rektor UMP akan menjadi narasumber Regional Meeting LPCR dan PTM se Indonesia Timur secara virtual dengan tuan rumah Universitas Muhammadiyah Pare Pare.

Meski tidak bisa terlalu aktif sebagai pengurus LPCR PP dikarenakan jaraknya yang terlalu jauh dan kesibukannya sebagai Rektor, namun jasa Mas Anjar Nugroho bagi pengembangan Cabang dan ranting sangat luar biasa. UMP merupakan satu-satunya Perguruan tinggi Muhammadiyah yang menjadi Markas LPCR tingkat provinsi.

UMP menjadi pusat kegiatan LPCR PWM Jateng menyangkut SDM (pengurus LPCR Jateng 90% dosen UMP dan rata-rata sudah doktor), fasilitas, dan pendanaan. UMP di masa kepemimpinan Mas Anjar menjadi satu-satunya Perguruan tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang memiliki Pusat Studi Cabang dan Ranting sebagai lembaga resmi kampus dibawah tanggung jawab Rektor.

Keberadaan lembaga ini menjadi sangat strategis agar PTM memiliki peran nyata dalam pengembangan cabang ranting Muhammadiyah seluruh Indonesia. LPCR PP Muhammadiyah berharap agar seluruh Rektor PTM/A dapat melakukan hal yang telah diinisiasi dan dicontohkan oleh Alm Anjar Nugroho dalam memajukan Cabang dan Ranting Muhammadiyah.

Selamat jalan adikku. Selamat menemui Rabbmu yang Maha Pengasih. Perjuangan dan amal sholihmu semoga menjadi amal jariah yang menghadirkan ridlo dan surga dari Allah SWT. Aamiin.

RS PKU Muhammadiyah Cepu, 15 Des 2020

Editor: Yusuf

Muhammad Jamaluddin Ahmad
5 posts

About author
Wakil Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Articles
Related posts
Inspiring

Bintu Syathi’, Pionir Mufassir Perempuan Modern

6 Mins read
Bintu Syathi’ merupakan tokoh mufassir perempuan pertama yang mampu menghilangkan dominasi mufassir laki-laki. Mufassir era klasik hingga abad 19 identik produksi kitab…
Inspiring

Buya Hamka, Penyelamat Tasawuf dari Pemaknaan yang Menyimpang

7 Mins read
Pendahuluan: Tasawuf Kenabian Istilah tasawuf saat ini telah menjadi satu konsep keilmuan tersendiri dalam Islam. Berdasarkan epistemologi filsafat Islam, tasawuf dimasukkan dalam…
Inspiring

Enam Hal yang Dapat Menghancurkan Manusia Menurut Anthony de Mello

4 Mins read
Dalam romantika perjalanan kehidupan, banyak hal yang mungkin tampak menggiurkan tapi sebenarnya berpotensi merusak, bagi kita sebagai umat manusia. Sepintas mungkin tiada…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *