Perspektif

Apa yang Membuat Para Orientalis Tertarik untuk Mengkaji Islam?

3 Mins read

Islam merupakan agama yang memiliki ciri khas yang unik dengan dua pedoman hidup utama, yakni Al-Qur’an dan hadis. Dinamika kajian Al-Qur’an sampai saat ini mengalami perkembangan yang signifikan tanpa harus mempermasalahkan orisinalitas sebuah teks lagi.

Ketertarikan Orientalis Meneliti Kajian Hadis

Saat ini kajian yang eksis terhadap Al-Qur’an adalah tentang interpretasi Qur’an untuk menjawab permasalahan kontemporer sesuai dengan perkembangan zaman. Berbeda hal dengan disiplin pedoman hidup kedua, yakni hadis yang sampai saat ini masih mempermasalahkan keotentikan sebuah teks.

Mengapa teks hadis nampak begitu dipertanyakan, sebab teks nyata hadis tidak sampai kepada kita sebagai umat Islam. Ringkasnya, pembuktian empiris hadis tidak bisa temukan.

Menurut John Wansbrough, bukti empiris diartikan sebagai bukti nyata yang bisa dilihat oleh panca indera. Contohnya adalah seperti prasasti, mata uang zaman dahulu, bangunan peninggalan yang nantinya bisa dijadikan bukti penguat dari sebuah peristiwa.

Akan tetapi, di samping itu, kajian hadis menjadi khazanah keilmuan yang tidak mengalami stagnasi dalam perkembangannya. Hal ini dibuktikan dengan adanya berbagai alur kajian dari sanad dan matan hadis, bahkan menyentuh dunia ilmu pengetahuan dan sosial dalam kajiannya saat ini.

Dalam merespon realitas kehidupan teks Al-Qur’an dan hadis, memerlukan kajian mendalam untuk menjawab persoalan yang sedang terjadi. Seperti kajian hadis memerlukan proses mengkaji dari segi kesejarahan (sosio-historis), takhrijul hadis (menemukan teks hadis dari sumber asli) untuk melihat kualitas hadis, serta melihat konteks permasalahannya.

Kajian yang nampaknya sangat rumit ini justru memiliki perjalanan yang sangat menarik. Akan tetapi, sebagian orang tidak terlalu tertarik dengan kajian hadis karena terlalu rumit. Namun justru berbeda, kajian hadis memiliki ketertarikan tersendiri bagi para orientalis.

Baca Juga  Dakwah Digital: Era Baru Dakwah Muhammadiyah

Enam Faktor Ketertarikan Para Orientalis terhadap Dunia Timur

Orientalis merupakan sebutan bagi para cendekiawan barat yang mengkaji berbagai kajian ketimuran. Gerakan orientalisme ini muncul pada abad ke-18 dengan ruang lingkup kajian seperti mempelajari aspek keagamaan, bahasa, sejarah, politik, adat istiadat, keilmuan, ekonomi, dan lain sebagainya yang berbau ketimuran.

Ada beberapa faktor yang menjadi latar belakang ketertarikan para orientalisme dalam mengkaji dunia timur adalah; Pertama Perang Salib yang sangat mempengaruhi dunia Barat dalam bidang budaya dan intelektual.

Kedua, bersentuhannya Barat dengan Perguruan Tinggi Islam di daerah Afrika Utara sebagai gerbang persentuhan negara Barat, seperti Nizamiyah di Baghdad, Cordoba di Spanyol, al-Azhar di Mesir dan Kairawan di kota Fez Tunisia.

Ketiga, penerjemahan manuskrip Arab ke dalam bahasa latin yang dimulai dari abad ke-13 hingga zaman renaissance di Eropa. Keempat sebagai kepentingan penjajahan Eropa terhadap negara-negara Arab Islam di Timur dan Asia Tenggara.

Kelima, sebagai misionarisme kristenisasi dengan tujuan untuk mencari kelemahan ideologi dan agama yang dianut negeri Timur. Keenam, sebagai misi lembaga akademis Barat Kuno yang didirikan oleh penguasa Barat dan beberapa faktor lainnya.

Ketika Hadis Bersentuhan dengan Dunia Barat

Namun dalam pembahasan kali ini, penulis tidak memfokuskan pada kajian yang melatar belakangi tersebut. Melainkan akan membahas perjalanan kesejarahan kajian hadis yang bersentuhan dengan dunia orientalis.

Penyebaran kajian hadis dari masa Nabi hingga saat ini mengalami perkembangan yang sangat dinamis beriringan dengan perluasan wilayah pada masa itu. Islam lahir di Jazirah Arab hingga melahirkan perspektif Islam sampai saat ini. Islam bukan hanya tersebar di dunia Arab, akan tetapi melintasi dua benua di tahun 20 hijriyah yakni benua Afrika dan Eropa Barat.

Baca Juga  Memahami Hadis dengan Benar Menurut Syuhudi Ismail

Pada saat kepemimpinan Umar bin Khattab, kekuasaan Islam sudah tersebar ke berbagai wilayah seperti daerah Madinah, Mekkah, Kufah, Basrah, Syiria, Mesir, Yaman, Maroko, Spanyol, Khurasan dan lainnya. Mesir pada saat itu dikuasai oleh kekaisaran Romawi.

Selain itu, di tahun 20 hijriyah tentara Islam mengalahkan Mesir di masa perluasannya. Mesir pada saat itu dikuasai oleh kekaisaran Romawi, dalam proses perluasan wilayah Umar bin Khattab mengutus Amru bin Ash untuk menguasai Mesir yang kemudian dilanjutkan oleh dinasti-dinasti yang berkuasa pada saat itu.

Mesir menjadi gerbang utama ekspansi dan persebaran ilmu keagamaan seperti hadis menuju negeri eropa. Islam memasuki benua eropa melalui selat Gibraltar untuk memasuki wilayah Andalusia, Thariq bin Ziyad adalah pemimpin pasukan Islam yang melakukan ekspansi ke wilayah Andalusia.

Kemudian, setelah mengalahkan pasukan musuh berdirilah kepemimpinan dinasti Umayyah II di Kordova (Spanyol) yang memiliki kekuasaan sampai wilayah Afrika Utara.

Bagaimana dengan Kita?

Dahulu eropa mengalami kegelapan, akan tetapi setelah terjadinya penguasaan Islam di berbagai wilayah afrika dan eropa. lalu kekuasaan Islam runtuh di sana, kemudian eropa mengalami pencerahan lagi, kemudian terlahirlah para orientalis yang mempertanyakan kebenaran tentang teks hadis sampai saat ini.

Beberapa orang sangat tidak menyukai orientalis karena seolah-olah narasi yang dibangun seperti mencari celah kejelekan Islam, akan tetapi bagi saya, sikap orientalis justru harus ditanamkan bagi kita para kaum Muslim.

Kita sebagai umat muslim harus tetap belajar untuk memperdalam Islam dengan sifat keterbukaan, harus tetap tertanam dalam diri kita spirit keilmuan untuk mengembangkan kajian Islam. Di samping itu, perlunya menanamkan sikap kritis dan tidak cepat puas untuk mempelajari studi Islam. Sebab mereka para orientalis aja sangat giat dalam mendalami studi keislaman, masa kita nggak?.

Baca Juga  Hadis Daif: Haruskah Ditolak Mentah-mentah?

Editor: Soleh

Avatar
1 posts

About author
Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Articles
Related posts
Perspektif

Tak Ada Pinjol yang Benar-benar Bebas Riba!

3 Mins read
Sepertinya tidak ada orang yang beranggapan bahwa praktik pinjaman online (pinjol), terutama yang ilegal bebas dari riba. Sebenarnya secara objektif, ada beberapa…
Perspektif

Hifdz al-'Aql: Menangkal Brain Rot di Era Digital

4 Mins read
Belum lama ini, Oxford University Press menobatkan kata Brain Rot atau pembusukan otak sebagai Word of the Year 2024. Kata yang mewakili…
Perspektif

Pentingkah Resolusi Tahun Baru?

2 Mins read
Setiap pergantian tahun selalu menjadi momen yang penuh harapan, penuh peluang baru, dan tentu saja, waktu yang tepat untuk merenung dan membuat…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds