Tarikh

Asimilasi Yunani, Mesir, dan Kebangkitan Peradaban Islam

3 Mins read

Sudah mafhum, bahwa di antara berbagai peninggalan Yunani di Mesir adalah rumah api yang dapat dilihat dari jarak sejauh 56 km. Bangunannya dari batu berwarna dan mempunyai tiga bagian: bagian segi empat berada di bawah dengan teras pusat, bagian delapan sisi tengah, dan bagian bulat atas.

Kemudian, ada sebuah cermin besar, memantulkan cahaya matahari yang diletakkan di mercunya. Saat malam hari, cahaya api yang digunakan untuk memantulkan sinar. Arca Dewa Laut, Poseidon, didirikan di puncaknya, pendirian ini dilakukan pada zaman Kekaisaran Romawi. Dinding bangunannya mampu menahan ombak air laut. Bangunan ini berdiri kokoh dan menjadi kebanggaan bangsa Yunani.

Syahdan. Dari beberapa temuan data tampak bahwa, proses asimilasi bangsa Yunani dengan bangsa Mesir merupakan sebuah perjalanan menuju kegemilangan peradaban.

Banyak peninggalan arkeologi peradaban Mesir yang mempunyai pengaruh terhadap keberlangsungan eksistensi sosial budaya. Terutama dalam aspek ilmu pengetahuan, seni, dan filsafat.

Mesir adalah Tempat Bangsa Yunani Berkembang

Jauh sebelum peradaban Yunani mempengaruhi peradaban Islam, ia terlebih dahulu mempengaruhi peradaban Mesir. Ini bisa dan dapat dilihat dari sejarah masuknya bangsa Yunani ke Mesir. Bangsa Yunani sudah tinggal di Mesir sejak lampau.

Herodus, yang mengunjungi Mesir pada abad ke-5 SM, pernah menulis bahwa bangsa asing yang pertama kali tinggal di Mesir adalah bangsa Yunani. Keberadaan bangsa Yunani di Mesir menjadi motif tumbuh dan berkembangnya peradaban serta ilmu pengetahuan di kawasan Mesir.

Diceritakan, dari sebuah keterangan yang menjelaskan bahwa eksodus bangsa Yunani ke Mesir dilatarbelakangi oleh bencana alam yang terjadi saat itu. Hal ini pernah di terangkan oleh Diodorus Siculus.

Ia mengatakan bahwa “Aktis dari Rhodes (daerah pesisir di Yunani), salah satu Heliadae, membangun kota Heliopolis sebelum bencana alam.” Demikian juga orang Athena membangun Sais (tempat kuburan Osiris atau Dewa Maut Mesir Kuno).

Baca Juga  Politik Identitas di Era Kepemimpinan Adolf Hitler

Ketika semua kota Yunani hancur selama bencana alam, kota Heliopolis dan Sais di Mesir tetap selamat. Kepindahan mereka ke Mesir dikarenakan letak geografis Yunani sebagai negara kepulauan, sehingga sulit bagi mereka untuk mencari tempat berdiam di kala bencana alam datang.

Kedatangan Bangsa Yunani ke Mesir

Tak disangka, kedatangan bangsa Yunani ke Mesir menjadi awal kebangkitan peradaban kota Fir’aun tersebut. Dimulai dari datangnya Alexander Agung yang berhasil mengambil alih kekuasaan Mesir pada tahun 332-323 SM.

Saat berada di Mesir, Alexander Agung sangat menghormati agama dan adat-istiadat Fir’aun. Ia dinyatakan oleh para pendeta zaman itu sebagai Fir’aun. Saat itu pula ia mendirikan kota Iskandaria.

Perkembangan selanjutnya setelah Alexander Agung meninggal dunia pada tahun 323 SM. Kekuasaannya yang besar akhirnya diberikan kepada para jenderalnya. Wilayah tersebut dibagi rata sesuai dengan posisi jenderal yang menjadi wakil Alexander di berbagai negara bawahan.

Khusus wilayah Mesir, kekuasaan Alexander diberikan kepada Ptolemeus I Soter, yang keturunannya nanti membentuk dinasti kerajaan di Mesir yang gilang-gemilang. Walaupun, kebanyakan berselera Yunani. Ibu kota Mesir kemudian terletak di Alexandria.

Akhirnya, untuk mengesahkan kekuasaannya, Ptolemeus menggunakan jasad Alexander sebagai bukti bahwa Ptolemeus penerus Alexander di Mesir. Dalam usaha penasbihan tersebut, Ptolemeus merampas jasad Alexander yang dibawa oleh rombongan pengiring jenazah saat menuju pemakaman. Kemudian ia membawanya ke Mesir dan menyemayamkan jasad Alexander di Iskandaria.

Alih-alih menyemayamkan, sebagai bentuk penghormatan yang tinggi, Ptolemeus meletakkan jasad Alexander di dalam peti yang terbuat dari emas. Selama berabad-abad lamanya tempat disemayamkannya jasad Alexander yang ada di Mesir selalu ramai dikunjungi peziarah. Namun, sayang pada abad ke 3 M terjadi kerusuhan di kota Iskandaria. Kerusuhan tersebut menghancurkan makam Alexander.

Baca Juga  Ternyata, Tarawih di Masjid Imam Syafi'i Pakai 11 Rakaat

Bahkan, ketika Mesir berada di bawah kekuasaan Ptolemeus, semua perbatasan diperjelas. Pekerjaan Ptolemeus pertama kali adalah menandai semua wilayah Mesir yang berbatasan dengan negara lain.

Usahanya tersebut menimbulkan perang yang berkepanjangan antara pendukung utama lingkaran Alexander dengan perkembangan selanjutnya setelah dirinya. Dalam usaha penandaan tersebut, ia sempat menguasai Siprus dan Yunani daratan. Namun, ia dipukul mundur oleh penguasa setempat.

Perkembangan di Bawah Dinasti Ptolemaik

Saat Ptolemeus menjadi raja, dia memberikan kebebasan beragama, tradisi-tradisi bangsa Mesir sangat dihormati, sikapnya yang toleran tersebut menjadi kunci maju dan berkembangannya Iskandaria. Masa itu, Iskandaria menjadi pusat peradaban Yunani serta pusat perdagangan internasional.

Seni, ilmu pengetahuan, filsafat dan sains berkembang pesat. Kemajuan tersebut dijadikan latar belakang oleh Ptolemeus untuk mendirikan perpustakaan. Dalam sejarah peradaban dunia, perpustakaan Iskandariyah salah satu keilmuan terbesar di dunia.

Di sisi lain, dalam ranah politik, keturunan Ptolemeus mendulang sukses hingga berabad-abad lamanya. Salah satu wujud dari realitas keturunan Ptolemeus adalah Cleopatra VII. Sejarah kekuasaan dinasti Ptolemaik terakhir ini menjadi kisah dan romantika sejarah Mesir yang terkenal.

Cleopatra adalah raja perempuan, yang masyhur berparas cantik sehingga Caesar dan Oktavianus terpikat padanya. Bahkan, kedua raja Romawi yang terkenal ini memiliki keturunan dari Cleopatra. Namun, kedekatannya dengan para pembesar Romawi tidak membantu Mesir untuk bebas dari kekuasaan bangsa Roma.

Islam dan Keterlibatan Budaya

Rupanya, hal yang serupa juga terjadi dalam Islam. Asimilasi Islam dan Yunani di Mesir membentuk para cendekiawan Musim, disertai tradisi-tradisi intelektual dan politik kala itu. Strata sosial ini muncul di Damaskus, Baghdad, dan Andalusia dari lapis masyarakat yang terdidik.

Elemen pembentukan utama dari strata ini adalah pemahaman terhadap tradisi budaya dan peradaban setempat yang ditaklukkan. Mereka menyaring elemen-elemen pengetahuan yang berguna masyarakat.

Baca Juga  Kaya Informasi/Pengetahuan, (Ternyata) Miskin Ilmu

Akhirnya, setelah kedatangan Islam, pada masa khalifah Umar ibn al-Khaththab, Mesir ditaklukkan dan dibebaskan dari belenggu kekaisaran Romawi melalui tentaranya Khalid ibn al-Walid dan Amr ibn al-Ash.

Keterlibatan Khalifah Umar ibn al-Khaththab dalam penguasaan Mesir dan pengusiran bangsa Romawi adalah awal mula pertemuan Islam dan Yunani, sekaligus cikal bakal bangkitnya peradaban Islam dunia menuju kecemerlangan ilmu pengetahuan dan sains dalam sejarah umat Islam.

Editor: Rivan

Salman Akif Faylasuf
51 posts

About author
Santri/Mahasiswa Fakultas Hukum Islam, Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo
Articles
Related posts
Tarikh

Ahli Dzimmah: Kelompok Non-Muslim yang Mendapat Perlindungan di Masa Khalifah Umar bin Khattab

2 Mins read
Pada masa kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab, Islam mengalami kejayaan yang berkilau. Khalifah Umar memainkan peran penting dalam proses memperluas penyebaran Islam….
Tarikh

Memahami Asal Usul Sholat dalam Islam

5 Mins read
Menyambut Isra Mi’raj bulan ini, saya sempatkan menulis sejarah singkat sholat dalam Islam, khususnya dari bacaan kitab Tarikh Al-Sholat fi Al-Islam, karya…
Tarikh

Menelusuri Dinamika Sastra dalam Sejarah Islam

3 Mins read
Dinamika sastra dalam sejarah Islam memang harus diakui telah memberikan inspirasi di kalangan pemikir, seniman, maupun ulama’. Estetika dari setiap karya pun,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *