Apabila kamu masih ragu dalam menjawab sebagian atau seluruh pertanyaan tentang masa depan, takut membuat pilihan yang salah, atau khawatir kebahagiaan tak kunjung datang—buku Awe Inspiring Us ini adalah jawabannya. Buku ini hadir bukan hanya sebagai panduan, tetapi juga sebagai teman yang menguatkan di tengah keraguan dan kebimbangan. Ia membuka cakrawala baru tentang bagaimana kita bisa menjalani hidup dengan penuh keyakinan, harapan, dan arah yang jelas.
Awe-Inspiring Us ditulis oleh seorang ibu muda dengan berbagai prestasi nasional maupun internasional. Ia membuktikan bahwa baik saat masih single, menikah, maupun telah memiliki anak, langkah meraih cita tak pernah berhenti. Dewi Nur Aisyah merangkai kisah dan panduan kehidupan yang bermakna, mulai dari memaksimalkan masa penantian, persiapan bertemu pasangan, membangun rumah tangga dari titik awal, hingga tips menjaga agar cinta dapat berjalan selaras dengan cita.
Seperti maknanya, Awe-Inspiring adalah sesuatu yang mengagumkan. Buku ini menyiratkan bahwa bersama keluarga, lebih banyak manfaat dapat diciptakan. Saat kata “aku” dan “dia” menjelma menjadi “kita,” akan lebih banyak kebaikan yang dikerjakan bersama. Pernikahan, pada hakikatnya, adalah ajang saling berlomba melejitkan potensi dan mengangkasa berdua—bergenggaman tangan menuju visi yang sama, bahu-membahu mengejar surga-Nya.
Inilah catatan perjalanan menapaki cinta, merendahkan asa, dan bersama-sama menggapai pernikahan yang mulia.
The Reason I Read Awe Inspiring Us
Alasan saya membaca buku ini adalah karena rasa penasaran yang besar terhadap isinya. Saya ingin tahu secara detail langkah-langkah apa saja yang perlu diambil ketika berada di posisi yang sama—kebetulan saat itu saya juga baru saja selesai wisuda. Alasan lainnya adalah keinginan saya untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin, entah untuk kehidupan karier, pernikahan, hingga kehidupan setelah memiliki anak.Dua alasan besar inilah yang menuntun saya membuka halaman demi halaman buku ini.
My Impression
Hal yang paling saya sukai dari buku ini adalah bagaimana isinya membuka mata saya:
“Oh, ternyata saat dilamar, kita harus mempertimbangkan banyak aspek.”
“Oh, ternyata saat dilamar, kita tidak cukup hanya mengatakan ‘iya’.”
“Oh, ternyata ada cara bangkit dari kegagalan pekerjaan seperti ini.”
“Oh, ternyata selama masa kehamilan hingga bayi lahir, orang tua harus siap ini dan itu.”
Dan masih banyak “oh, ternyata” lainnya yang selama ini tak pernah muncul di benak saya.
Buku ini menjawab begitu banyak pertanyaan yang telah lama terpendam. Ia membuka cakrawala bahwa sebagai seseorang yang masih awam terhadap kehidupan pasca kuliah, kita perlu menjadi pribadi yang haus ilmu. Salah satu caranya adalah dengan membaca sebanyak mungkin hal yang bisa membantu kita mempersiapkan diri menghadapi berbagai kemungkinan hidup. Sebab untuk menikah, bekerja, atau melanjutkan S2, kita harus punya alasan dan ilmunya. Tidak boleh sembarangan mengambil keputusan tanpa pertimbangan yang matang.
Learned From Awe Inspiring Us
Banyak pelajaran berharga yang saya peroleh dari buku ini. Salah satunya adalah pentingnya mengoptimalkan masa muda sebaik mungkin. Kita diajak untuk belajar dari para sahabat nabi dan tokoh-tokoh Islam terdahulu agar semangat dalam memanfaatkan usia muda semakin kokoh. Buku ini juga mengingatkan saya untuk tidak takut pada kegagalan. Sebaliknya, kita harus menguatkan tekad bahwa kita mampu melewati segala tantangan yang pelik, dan tidak membiarkan kegagalan menetap terlalu lama di pikiran. Kita diingatkan kembali bahwa kita adalah umat terbaik yang diciptakan di muka bumi ini.
Setelah menikah, kita disarankan untuk menyusun rencana hidup bersama pasangan, agar lebih paham arah visi dan misi pernikahan itu sendiri. Dengan begitu, kita dan pasangan dapat saling mendukung dalam meraih mimpi masing-masing serta saling menguatkan di saat salah satu mulai goyah. Buku ini juga menegaskan bahwa sebaik-baiknya pernikahan bukan sekadar perubahan status, tetapi yang mampu mengantar kita menuju surga-Nya. Maka dari itu, kita harus memilih pasangan yang bisa membantu kita menjadi pribadi yang lebih taat kepada Allah.
Tanggung Jawab Kepala Keluarga
Lebih dari itu, sebagai seorang suami, tanggung jawab bukan hanya sebatas mencari nafkah. Peran suami jauh lebih besar. Ia adalah kepala sekolah dalam rumah tangga, yang wajib belajar agama, ilmu parenting, hingga hal-hal terkait kehamilan dan persalinan. Semua itu penting, karena pertanggungjawaban di hadapan Allah tidak hanya tentang rezeki, tetapi menyangkut seluruh urusan rumah tangga. Buku ini juga menekankan pentingnya menjadi promotor kebaikan bagi sesama, tanpa memandang latar belakang. Selama mampu, sebarkan manfaat sebanyak mungkin, karena setiap kebaikan pasti ada balasannya dari Allah.
Satu hal yang membuat saya terkesan adalah penegasan bahwa rencana Allah tidak pernah keliru. Jalan boleh sulit dan berliku, namun jika memang itu rezeki kita, Allah pasti akan mempermudah. Ketika Allah menjadi tujuan utama dalam menjalani hidup, maka barokah dan surga-Nya akan menjadi tujuan akhir yang indah. Dan terakhir, jangan pernah berekspektasi terlalu tinggi terhadap pasangan. Terima dan syukuri siapa pun dia, karena diri kita sendiri pun masih memiliki banyak kekurangan.
Identitas Buku
Judul: Awe – Inspiring Us
Penulis: Dewi Nur Aisyah
ISBN: 978-602-51563-3-5
Penerbit: Ikon
Cetakan Ketiga: Januari 2020
Genre: Motivasi Islami
Halaman: vii, 370 Hal.
Bahasa: Indonesia
Editor: Assalimi