Tarikh

Ashabul Kahfi, Regu Pandu yang Diselamatkan oleh Allah

3 Mins read

Istilah “pandu” dikemukakan pertama kali oleh KH. Agus Salim ketika adanya larangan penggunaan kata “padvinder” untuk organisasi kepanduan pribumi pada zaman kolonial Belanda.

Kata Pandu menurut KBBI salah satu artinya yaitu anggota perkumpulan pemuda yang berpakaian seragam khusus, bertujuan mendidik anggotanya supaya menjadi orang yang berjiwa kesatria, gagah berani, dan suka menolong sesama makhluk.

Arti kata tersebut similiar dengan salahsatu kisah dalam surah Al-Kahfi yang menceritakan kumpulan pemuda yang beriman kepada Allah. Teguh hati serta dengan gagah berani mendakwahkan kebenaran kepada penguasa dan kaumnya yang zalim.

Meskipun tidak diceritakan kumpulan pemuda ini memakai pakaian yang seragam seperti layaknya seorang pandu, namun mereka tetap seragam mengenai urusan ketauhidan.

Kisah Ashabul Kahfi

Dalam tafsir Ath-Thabari, Ibnu Abbas menjelaskan bahwa Qs. Surah Al-Kahfi ayat 9 – 22 diwahyukan sehubungan dengan pertanyaan utusan kaum Quraisy mengenai kisah para pemuda zaman dahulu yang tertidur dalam goa atau disebut Ashabul Kahfi.

Menurut perspektif Al-Qur’an (Qs. Al-Kahfi: 22), kumpulan pemuda tersebut jumlah pastinya hanya Allah yang mengetahuinya. Sehingga, menjadi perdebatan ahli kitab pada zaman Rasulullah.

Ada yang mengatakan tiga, lima, hingga tujuh orang ditambah seekor anjing penjaga. Kita tidak usah memperdebatkan jumlah mereka. Menurut hemat penulis, akan lebih mudah kita sebut jumlahnya sebagai regu. Karena regu merupakan satuan terkecil yang boleh terdiri lima sampai sepuluh orang.

Kisah Ashabul Kahfi terjadi ketika regu pemuda pergi mencari tempat berlindung ke dalam gua untuk menyelamatkan agama serta tauhid mereka dari ancaman penguasa yang memaksa untuk menyembah Tuhan selain Allah.

Allah SWT mengilhamkan kepada mereka untuk mencari dan masuk ke dalam gua sebagai tempat perlindungan. Ketika di dalam gua, mereka berdoa: “Ya Rabb, berikalah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus dalam urusan kami.”

Baca Juga  Ahli Dzimmah: Kelompok Non-Muslim yang Mendapat Perlindungan di Masa Khalifah Umar bin Khattab

Allah mengabulkan doa mereka dengan menidurkan mereka dengan waktu yang lama. Allah menutup pendengaran mereka dengan suatu penghalang sehingga mereka tetap tertidur dan tidak terganggu dengan suara di dalam maupun di luar gua hingga bertahun-tahun lamanya.

Allah juga menjaga tubuh mereka dengan dibolak-balikkannya agar tidak rusak karena pengaruh tanah. Sehingga, tubuh regu pemuda ini tidak hancur dan tetap dalam keadaan awal ketika tertidur.

Keadaan tidur mereka tertidur dengan mata terbuka. Apabila ada orang yang melihat seakan-akan mereka dalam keadaan terjaga di dalam gua. Sedangkan, anjing mereka menjulurkan lengannya di mulut gua tempat mereka tertidur hingga orang berpendapat bahwa gua tersebut adalah sarang anjing.

Ketika waktu yang telah ditetapkan tiba, Allah membangunkan mereka dari tidur yang lelap. Mungkin dalam keadaan setengah sadar, mereka bertanya-tanya kira-kira berapa lama mereka tinggal di gua yang gelap itu.

***

Namun, tak ada seorang pun dari mereka mengetahui berapa lama tidur di dalam gua tersebut. Kemudian, mereka berdiskusi untuk berencana mengecek keadaan di luar gua.

Regu ini menunjuk salah seorang untuk melakukan investigasi ke luar gua. Dengan dibekali uang perak dan memberikan perintah halus “Berlakulah lemah lembut dan jangan menceritakan kepada siapa pun perihal kejadian yang mereka alami”.

Setelah sampai di kota terdekat, utusan Ashabul Kahfi ini menuju ke pasar untuk membeli makanan. Namun, alangkah terherannya ketika uang yang digunakan untuk membayar makanannya sudah tidak berlaku lagi. Di sinilah awal terbongkarnya rahasia Ashabul Kahfi.

Atas kehendak Allah, regu pemuda kahfi ini dipertemukan dengan penduduk pada masa setelah mereka bangun dari tidur panjangnya. Penguasa dan penduduk kota tersebut menyambut mereka dengan hangat. Zaman kegelapan dari penguasa dan kaumnya yang zalim telah berubah menuju zaman yang berbeda dari sebelumnya.

Baca Juga  Muhsin Labib: Tauhid Lebih dari Sekedar Meyakini Tuhan itu Ada

Ketika sebagian kaum memperselisihkan tentang kiamat, mereka dipertemukan dengan regu Ashabul Kahfi. Ashabul Kahfi pun mengabarkan bahwa kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya.

Ketika mereka memberikan kesaksian atas keimanan kepada hari kebangkitan, Allah kemudian “memanggil mereka”. Setelah Ashabul Kahfi meninggalkan dunia, masyarakat yang berjumpa maupun yang mendengar cerita Ashabul Kahfi berdebat tentang keadaan maupun cerita sekelompok orang yang mendiami gua selama ±309 tahun tersebut.

Hikmah Kisah Ashabul Kahfi

Dalam memberi pemahaman kepada makhluk-Nya, Allah ‘azza wa jalla memiliki banyak metode pengajaran dalam Al-Qur’an. Surah Al-Kahfi yang sudah penulis bahas salahsatu kandungannya diatas merupakan metode kisah/cerita. Allah berfirman dalam surah Al A’raf: 176 yang artinya: “Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir”.

Dari kisah Ashabul Kahfi, penulis menyimpulkan sedikit hikmah yang terkandung dalam cerita tersebut, antara lain:

  1. Berpikirlah atas tanda-tanda yang Allah berikan, baik kauliyah maupun kauniyah-Nya.
  2. Selalu memohon pentunjuk dalam setiap urusanmu.
  3. Selalu jaga keimanan dan ketaqwaan dimana pun Anda berada
  4. Jauhilah pengaruh buruk dari penguasa yang zalim dan mintalah perlindungan hanya kepada Allah.
  5. Terkadang lebih baik Anda tidur di tempat gelap sekalipun, daripada Anda berbuat keburukan di tempat yang terang.
  6. Menurut hemat pandangan penulis, bilamana Anda usai bangun tidur tidak perlu melakukan perdebatan. Cobalah bangun dan sadar dengan kematangan berpikir terlebih dahulu.
  7. Berlakulah lemah lembut apabila berinteraksi dalam masyarakat.
  8. Percayalah pada kabar yang ada di dalam Kitab suci Al-Qur’an.

Masih banyak lagi hikmah yang dapat kita ambil jika Kita mau berpikir lebih dalam mengenai cerita ini. Hikmah dalam QS. Al-Kahfi 9 – 22 ini dapat dipetik dari berbagai disiplin ilmu. Tinggal bagaimana kita bertadabbur atas ayat-ayat kauliyah-Nya.

Baca Juga  Bismillah!

Editor: Yahya FR

Wahid Ilham Isnanto
2 posts

About author
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta
Articles
Related posts
Tarikh

Ahli Dzimmah: Kelompok Non-Muslim yang Mendapat Perlindungan di Masa Khalifah Umar bin Khattab

2 Mins read
Pada masa kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab, Islam mengalami kejayaan yang berkilau. Khalifah Umar memainkan peran penting dalam proses memperluas penyebaran Islam….
Tarikh

Memahami Asal Usul Sholat dalam Islam

5 Mins read
Menyambut Isra Mi’raj bulan ini, saya sempatkan menulis sejarah singkat sholat dalam Islam, khususnya dari bacaan kitab Tarikh Al-Sholat fi Al-Islam, karya…
Tarikh

Menelusuri Dinamika Sastra dalam Sejarah Islam

3 Mins read
Dinamika sastra dalam sejarah Islam memang harus diakui telah memberikan inspirasi di kalangan pemikir, seniman, maupun ulama’. Estetika dari setiap karya pun,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *