Parenting

Banyak Anak, Kebanyakan Rezeki?

3 Mins read

Pikiran tiba-tiba memikirkan postingan di akun Instagram ibtimes.id pada edisi #mikirtimes, yakni dengan gambar bercaption Banyak anak, banyak rezeki. Kalau kebanyakan anak? Apa selalu kebanyakan rezeki?”. Membuat beberapa netizen yang melihat postingan tersebut bertanya dan mikir, termasuk saya. Apa iya, ketika banyak anak, maka akan kebanyakan rezeki?

Anak adalah Rezeki

Sesungguhnya, anak merupakan salah satu rezeki yang tidak ternilai dan sangat berharga bagi orang tua. Banyak pasangan suami-istri mendambakan kehadiran anak dalam kehidupan berkeluarga. Ada juga orangtua yang hanya ingin mempunyai satu atau dua anak saja. Diantara alasannya faktor ekonomi. Beratnya biaya hidup membuat sebagian orang memilih untuk tidak memiliki banyak anak.

Tetapi, anak merupakan rezeki, dimana Allah Swt. memberikan amanah, yakni buah hati kepada suami-istri sesuai kesanggupan hamba-Nya. Allah berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 286 yang berbunyi:

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa):

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.

Jadi, ketika Allah Swt. mempercayakan anak kepada kita, karena kita sanggup dengan amanah yang Allah berikan. Allah pasti akan menolong dan memberikan rezeki kepada hamba-Nya. Syaratnya, berusaha dan berdoa kepada-Nya. Sehingga anak yang menjadi titipan tersebut dapat hidup dan mendapatkan kehidupan yang layak, aman, dan nyaman.

Baca Juga  Toleransi Nabi Muhammad Saw kepada Umat Kristen

Jangan Takut Tidak Makan

Anak bukan alasan kita menjadi miskin atau tidak makan. Karena dengan adanya anak, sejatinya ada rezeki yang Allah berikan kepadanya melalui dan dari jalan yang tidak di sangka. Sebagaimana firman Allah:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا . وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya”. (QS. at-Talaq [65]: 2-3).

Asal iman kita mantap, hidup dalam ketaqwaan, serta mau berusaha, pasti Allah akan melimpahkan rezeki-Nya. Jangan sampai kita takut tidak makan hanya karena adanya atau banyaknya anak. Seringkali kita jumpai kasus adanya bayi yang ditelantarkan. Padahal Allah sudah memperingatkan kita dalam Al-Qur’an yang berbunyi:

وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka”. (QS. al-An’am [6]: 151).

Oleh karena itu, anak tidak bisa dijadikan alasan untuk mengurangi beban dan biaya hidup. Sebaliknya, dengan adanya anak, maka akan melimpah pula rezeki untuk kita. Kita harus meyakini itu, karena Allah Maha Kaya dan Maha Pemberi Rezeki. Maka dengan usaha dan doa, rezeki akan mengahmpiri kita.

Banyak Anak, Kebanyakan Rezeki

Kalau saja rezeki kita definisikan selain materi, karena memang rezeki bukan hanya soal penghasilan atau uang. Badan sehat, iman kuat, keakraban keluarga yang hangat, termasuk anak adalah rezeki. Bisa jadi ketika rezeki berupa materi kita agak kurang, namun rezeki lainnya datang.

Memiliki banyak anak, barangkali nantinya akan mendatangkan rezeki yang berlimpah. Apalagi jika anak tersebut berperilaku baik dan beriman. Hal ini tentu menjadi “investasi” kita di dunia dan juga akhirat kelak. Dalam hadis yang berbunyi:

Baca Juga  Survei SETARA dan INFID: Gen Z Bersikap Positif Terhadap Toleransi Beragama

إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seorang anak Adam mati, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang berdoa untuknya”.  (HR Muslim).

Dalam hadits diatas disebutkan bahwa anak yang sholeh/sholehah adalah amal jariyah yang pahalanya terus mengalir meski kita telah tiada, karena dengan doanya lah kita dapat terselamatkan dari siksa kubur dan neraka. Jadi, jelas anak merupakan rezeki, banyak anak, bisa jadi kebanyakan rezeki. Karena akan banyak doa yang tertuju kepada kita nantinya, dan itu termasuk rezeki.

Dengan banyak anak barangkali akan menambah biaya hidup kita. Namun, asal kita yakin kepada Allah Yang Maha Kaya serta mau berusaha, kita pasti akan bisa memenuhi segala kebutuhan anak dan keluarga. Karena anak bukan hanya butuh kasih sayang, mereka juga butuh makan, pendidikan, sandang (pakaian) dan semua butuh biaya (uang).

Anak adalah rezeki itu sendiri, maka dengan banyak anak, bisa jadi kita kebanyakan rezeki. Anak akan menjadi penolong kita nantinya di kehidupan yang akan datang, termasuk di akhirat. Maka tugas kita adalah mendidik dan mengarahkannya kepada hal yang baik, sehingga menjadi anak yang sholeh/sholehah, yang doanya akan mengangkat kita dari panasnya api neraka.

Semoga anak-anak kita termasuk anak yang baik imannya, baik akhlaknya, dan mampu berguna bagi sekitarnya.

Editor: Nirwansyah/Nabhan

Hendra Hari Wahyudi
97 posts

About author
Anggota Majelis Pustaka, Informasi dan Digitalisasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur periode 2022-2027
Articles
Related posts
Parenting

Generasi Toxic Harus Dididik, Bukan Dihardik!

5 Mins read
Tulisan sederhana ini saya suguhkan, berangkat dari keresahan saya tentang fenomena “generasi toxic“. Ada rasa cemas ketika saya menyadari bahwa generasi muda…
Parenting

Ajarkan Kepada Anak-anak, Masjid Tak Sekedar Tempat Ibadah

3 Mins read
Ibadah adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan seorang Muslim. Untuk memastikan agar generasi muda memiliki pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai agama…
Parenting

Nasihat Nashih Ulwan untuk Para Pendidik Anak

3 Mins read
Awalan, Abdullah Nashih Ulwan sangat gemar menulis, kertas dan pena senantiasa bersama dimanapun dia berada. Walaupun sibuk dengan kuliah, undangan dan ceramah, dia tetap meluangkan waktu…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds