Inspiring

Bawa Mohaiyaddeen, Tokoh Sufi Sri Lanka yang Inklusif

2 Mins read

Rabiah Al-Adawiyah adalah seorang sufi yang dikenal dengan syair-syair mahabbah (cinta gila) dalam beribadah kepada Allah Swt. Adapun Ibn ‘Arabi adalah seorang sufi yang dikenal dengan konsep wahdatul wujudnya dalam beribadah kepada Allah Swt. Jika Abu Nawas adalah seorang sufi yang dikenal dengan syair-syair pujangga dan sifat cerdiknya. Lalu siapakah sosok Bawa Mohaiyaddeen?

Muhammad Raheem Bawa Mohaiyaddeen atau yang biasa dikenal dengan Bawa Mohaiyaddeen adalah sosok yang bijak yang muncul dari hutan belantara di Sri Lanka. Sangat sedikit yang dapat diketahui tentang beliau, bahkan hingga saat ini belum diketahui berapa usia beliau yang sebenarnya. Jika ditanya tentang dirinya, beliau hanya menjawab bahwa beliau hanyalah seorang manusia kecil yang menjalankan perintah Allah Swt. kepadanya.

Biografi Bawa Mohaiyaddeen

Sedikit sejarah mengenai beliau yang diperoleh dari kisah para murid awalnya. Beliau datang ke Sri Lanka pada tahun 1884, kala itu masih disebut Ceylon, dan tinggal di hutan belantara hingga kemunculannya pada tahun 1914. Menurut sejarahnya, beliau banyak menghabiskan waktunya di langgar Kataragama di selatan Sri Lanka dan kuil Al-Jilani yang saat ini didedikasikan untuk ‘Abdul Qadir Al-Jilani.

Lalu apakah benar bahwa Bawa Mohaiyaddeen seorang sufi? Menurut sebuah kisah, beliau telah melewati seluruh hidupnya untuk mempelajari berbagai agama yang ada di dunia dan berbagai ilmu-ilmu yang tersembunyi dari berbagai ciptaan Allah Swt. Hingga para guru sufi pun menyebutnya telah sampai pada tingkatan ruhaniyah. Tak sedikit dari kata-katanya yang memberikan ‘pencerahan’ atas segala macam persoalan yang datang kepadanya.

Tak mudah bagi beliau untuk menyebarkan agama islam di era-20 an ini. Beliau telah melewati perjalanan panjang yang berawal dari hutan belantara Ceylon, kemudian berkelana di seputar India, kemudian Baghdad, Yerusalem, Madinah, Mesir, Roma, hingga kemudian kembali lagi ke Ceylon (saat ini Sri Lanka) untuk menetap. Tak hanya itu, pada sekitar tahun 1930 beliau pun pindah ke Jaffna dan membangun ashram di sana. Kemudian pada tahun 1960 beliau tinggal di Colombo, Sri Lanka.

Baca Juga  Konsep Syukur Menurut Abu Hasan Asy-Syadzili

Semenjak Bawa Mohaiyaddeen masih tinggal di hutan belantara, beliau telah dikenal masyarakat sebagai seorang guru yang mampu menjawab segala pertanyaan seseorang yang datang kepadanya mengenai kehidupan, meskipun yang datang bukan dari kalangan orang muslim saja melainkan dari berbagai kalangan agama. Beliau juga kerap berperan sebagai tabib yang menyembuhkan penyakit, baik medis maupun spiritual.

Pada tahun 1967, terbentuklah Lingkaran Studi Sufi Serendib oleh para murid beliau di Colombo yang mayoritas beragama muslim. Tak hanya itu, sebelumnya pada tahun 1955, beliau juga membangun masjid sebagai sarana dakwah di kota Mankumban, di Pantai Utara yang kemudian diresmikan pada 17 Februari 1975. Kemudian, pada tahun 1971 beliau pergi ke Philadelphia dan menetap disana. Para muridnya pun membentuk Bawa Mohaiyaddeen Fellowship (BMF) di tahun 1973 dan menyebar hingga ke seluruh wilayah Amerika Serikat.

Dakwah Sufistik yang Inklusif

Lebih banyak cara yang dilakukan Bawa Mohaiyaddeen dalam menyebarkan kebenaran di Amerika Serikat, karena latar belakang pengikutnya tidak hanya dari kalangan muslim saja. Beliau memulai pengajarannya melalui kisah-kisah dan memberikan kuliah-kuliah di beberapa universitas di Amerika dan Kanada. Beliau juga telah mengarang beberapa buku dan menghasilkan beberapa kaset dan video sebagai sarana dakwah. Beliau terus melakukan pengajaran ini hingga akhir hayatnya pada tanggal 8 Desember 1986.

Sebagai seorang guru sufi yang terkenal dengan tingkatan ruhaniyah, beliau memiliki kemampuan khusus dalam berdakwah. Beliau mampu memperbarui keyakinan setiap orang yang datang kepadanya menjadi sebuah kebenaran. Karena kemampuan inilah, beliau sangat disegani dari berbagai kalangan, bahkan para akademisi dan pemikir filsafat. Bahkan, makam beliau masih sering dikunjungi oleh berbagai kalangan di dunia.

Baca Juga  Membaca Sekilas Tasawuf dari Ilmu Sosial

Seperti inilah ciri-ciri orang yang dekat dan dijaga oleh Allah Swt. Bawa Mohaiyaddeen ini seorang penganut sufi yang berasaskan syariat kuat. Beliau membaktikan seluruh hidupnya untuk berhijrah di jalan Allah Swt, beliau juga telah membuktikan bahwa kebenaran Allah Swt. adalah yang hakiki. Oleh sebab itu, maka Allah Swt. selalu menjaganya dalam setiap naungan-Nya.

Editor : Shidqi Mukhtasor
Avatar
2 posts

About author
Mahasiswi UIN Sunan Ampel
Articles
Related posts
Inspiring

Buya Hamka, Penyelamat Tasawuf dari Pemaknaan yang Menyimpang

7 Mins read
Pendahuluan: Tasawuf Kenabian Istilah tasawuf saat ini telah menjadi satu konsep keilmuan tersendiri dalam Islam. Berdasarkan epistemologi filsafat Islam, tasawuf dimasukkan dalam…
Inspiring

Enam Hal yang Dapat Menghancurkan Manusia Menurut Anthony de Mello

4 Mins read
Dalam romantika perjalanan kehidupan, banyak hal yang mungkin tampak menggiurkan tapi sebenarnya berpotensi merusak, bagi kita sebagai umat manusia. Sepintas mungkin tiada…
Inspiring

Sosialisme Islam Menurut H.O.S. Tjokroaminoto

2 Mins read
H.O.S Tjokroaminoto, seorang tokoh yang dihormati dalam sejarah Indonesia, tidak hanya dikenal sebagai seorang aktivis politik yang gigih, tetapi juga sebagai seorang…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *