Perspektif

Berdamai Dengan Covid19?

3 Mins read

Pernyataan yang mengkagetkan datang dari Presiden Jokowi ditengah sebagaian masyarakat apalagi relawan kemanusiaan sedang berperang melawan covid19, Presiden meminta untuk berdamai dengan covid19 selama belum diketemukannya vaksin covid19. Sebagian besar masyarakat kontra dengan pernyataan ini, sebagian lagi mencoba memaknai dengan positif pernyataan presiden.

Bagi saya dan sebagian teman-teman yang terlibat menjadi relawan untuk menahan penyebaran wabah covid19, pernyataan presiden tidaklah tepat dan cenderung melemahkan perjuangan untuk melawan covid19, disisi lain pernyataan presiden Jokowi berdamai dengan Covid19 seakan – akan mengindikasikan  keinginan untuk melakukan apa yang disebut dengan Herd Immunity, suatu konsep untuk melawan virus dengan kekebalan atau imunitas kelompok.

Di dalam masyarakat akan terbentuk imunitas jika banyak masyarakat yang terjangkit dan secara bersamaan akan terbentuk kekuatan dari dalam tubuh manusia yang kita sebut dengan imunitas. Pikiran menggunakan Herd Immunity muncul lebih banyak dikarenakan factor ekonomi. Apalagi jika negara kesulitan untuk mengatur warga negaranya dari sisi kebutuhan pokok masyarakat.

Maka mulailah dibuka kanal ekonomi, moda transportasi antar kota antar propinsi mulai berjalan, pasar, pusat keramaian, mulai bergeliat, agar ada nuansa covid19 nya dihimbaulah untuk jaga jarak, memakai masker dan mengikuti protocol kesehatan lainnya, jika ada yang terpapar maka itu kesalahannya karena tidak mengikuti protocol kesehatan dengan benar, kepentingan ekonomi menjadi variable utama sedangkan factor kesehatan  hanya pengikut saja.

Lebih parah lagi pikiran herd Immunity ini menggunakan paradigma darwinisme yaitu siapa yang dapat beradaptasi (berdamai) dengan covid19 ini maka akan dapat bertahan hidupnya dan yang gagal berdamai dengan covid19 akan punah, kejam memang dan semoga tidak menjadi pilihan Pemerintah Republik Indonesia, akan tetapi jika memang itu pilihan pemerintah kita dipaksa untuk berdamai dengan covid19, maka bagaimana sikap kita agar selamat?

Baca Juga  Sinetron Religi: antara Haus Rating dan Dakwah yang Terburu Nafsu

Memahami Faktor Penularan

Di berbagai media social sering kita baca tentang grafik penularan covid19, bahkan secara matematika sering dibuat kurva eksponensial, saya mencoba mengambil salah satu contoh rumus eksponensial untuk memberikan gambaran apa yang harus kita lakukan,

Nx adalah banyaknya kasus per hari x, sedangkan P adalah peluang tertular, K adalah banyaknya orang yang bertemu dengan pasien covid atau tempat yang ada virus covid19nya, dan Nn adalah orang yang positif covid19. Agar jelas akan saya berikan contoh sebagai berikut, jika sudah ditemukan ada 4 orang positif covid19 maka hari ke 1 misalkan peluang tertularnya 0,5 dan banyaknya yang bertemu 10 orang dengan orang positif covid 19 maka dapat dihitung;

Artinya ada 24 orang yang tertular pada hari pertama, andaikan pada hari kedua dengan data yang sama maka akan didapat perhitungan , bayangkan saja kasus pada hari kedua bisa mencapai 144 orang yang tertular covid19. Lalu bagaimana agar pertumbuhan kasus  tersebut tidak melonjak tajam? Salah satunya memperkecil nilai variable P dan K yaitu peluang tertular dan Kontak dengan sumber penyebaran virus.

Variable P yaitu peluang tertular dapat diperkecil dengan kita melaksanakan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), selalu mencuci tangan, memakai masker dan selalu menjaga jarak dikerjakan. Jika kegiatan tersebut dilakukan secara konsisten dan terus menerus maka peluang tertular sangat kecil, andaikan saja data diatas variable P nya menjadi 0,2 karena maka pada hari kedua yang tertular akan menjadi , coba bandingkan dari 144 menjadi 36.

Variable K yaitu banyaknya orang yang kontak dengan sumber virus dapat diperkecil dengan cara stay at home, tidak mendatangi tempat orang berkerumunan, pelarangan mudik dan pulang kampung, PSBB bahkan lockdown. Memperkecil nilai variable K yang paling efektif adalah dengan intervensi kebijakan pemerintah, melalui aturan – aturan yang harus dijalankan.

Baca Juga  Puasa Sebagai Aksi Ekologis Merawat Alam
***

Usaha memperkecil Nila variabel K inilah yang sebenarnya mempunyai efek samping lain yaitu factor ekonomi masyarakat, dan dalam akibat dari penurunan nilai variable K peran pemerintah dalam hal ini Presiden, Gubernur, walikota/bupati menjadi sangat sentral, seperti jaminan kesejahteraan rakyat, bantuan tunai, bahkan ketahanan pangan.

Maka berdamai dengan covid19 seperti pernyataan Presiden Jokowi dapat dimaknai sebagai tidak ada keinginan untuk memperkecil nilai variable K karena akan menganggu jalannya roda ekonomi negara, sehingga yang dihimbau adalah memperkecil variable P dengan cara melakukan protocol kesehatan.

Beban tertular atau tidaknya bukan pada kebijakan pemerintah akan tetapi terlentak pada kesadaran masyarakat, kira – kira bahasanya adalah salahnya tertular tidak mengikuti anjuran pemerintah untuk melaksanakan protocol kesehatan. Sekali lagi inilah yang saya khawatirkan dalam benak dan pikiran pemerintah akan melaksanakan herd Immunity karena factor ekonomi.

Apa yang Harus Kita Lakukan?

Berdasarkan rumus diatas maka semampu kita untuk memperkecil dua variable tersebut, mari kita selamatkan diri kita dan keluarga kita dengan memperkecil peluang tertular dan memperkecil kontak dengan pembawa covid19.

Berharap pada pemerintah kadarnya dikurangi, kemampuan dan kesadaran masing – masing masyarakatlah yang harus kita tingkatkan, tetaplah di rumah dan berusaha semaksimal mungkin di rumah, karena jika ini kita lakukan maka secara otomatis dua variable tersebut mengecil bahkan bisa menjadi nol.

Idealnya, jika kita di rumah maka kebutuhan kehidupan dipenuhi oleh negara (pemerintah) tapi ini mustahil karena pemerintah tidak mampu, jika terpaksa keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan hidup (itu artinya variable K tetap besar), maka yang diperkecil variable P bahkan sampai titik nol, tetaplah memakai masker dalam kondisi apapun di luar rumah.

Baca Juga  Menerapkan Disiplin Positif di Lingkungan Pesantren

Selalu menjaga jarak dengan siapapun di luar rumah, dan sesering mungkin mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan handsanitaizer, kegiatan ini kalau dilakukan secara konsisten maka peluang tertular akan menjadi kecil. Semua ini tergantung pada kita semua kalau presiden RI Ir Joko Widodo ingin berdamai dengan covid19 silakan saja, mari kita satu padukan barisan dan gelorakan untuk tetap berperang dan menghadang covid19. Walahualam Bishowab.

Editor: Yahya FR
Avatar
6 posts

About author
Wakil Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Articles
Related posts
Perspektif

Buat Akademisi, Stop Nyinyir Terhadap Artis!

3 Mins read
Sebagai seorang akademisi, saya cukup miris, heran, dan sekaligus terusik dengan sebagian rekan akademisi lain yang memandang rendah profesi artis. Ungkapan-ungkapan sinis…
Perspektif

Begini Kira-Kira Jika Buya Hamka Berbicara tentang Bola

3 Mins read
Kita harus menang! Tetapi di manakah letak kemenangan itu? Yaitu di balik perjuangan dan kepayahan. Di balik keringat, darah, dan air mata….
Perspektif

Serangan Iran ke Israel Bisa Menghapus Sentimen Sunni-Syiah

4 Mins read
Jelang penghujung tahun 2022 lalu, media dihebohkan dengan kasus kematian Mahsa Amini, gadis belia 22 tahun di Iran. Pro-Kontra muncul terkait aturan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *