Perspektif

Bimbingan Pranikah, Pentingkah?

3 Mins read

Perceraian di Indonesia masih menjadi kasus terbanyak di setiap tahunnya. Perceraian adalah putusnya ikatan pernikahan antara suami dan istri karena putusan pengadilan didukung ada alasan yang cukup jelas bahwa di antara suami dan istri tidak dapat mempertahankan perkawinannya. Ada dua jenis perceraian, yaitu cerai hidup dan cerai mati.

Cerai hidup biasanya terjadi karena tidak ada lagi kecocokan di antara suami dan istri atau disebabkan oleh faktor lain. Cerai hidup ialah perceraian yang terjadi karena putusan pengadilan, dapat terjadi karena talak atau gugatan perceraian serta adanya alasan yang jelas yang telah ditentukan oleh undang-undang dan apabila upaya perdamaian telah gagal. Sedangkan cerai mati terjadi karena salah satu pasangan meninggal dunia.

Angka perceraian yang meningkat dari tahun ke tahun sudah pasti menjadi masalah penting. Apalagi saat ini hidup masyarakat sudah berada di era digital, sumber konflik yang menimbulkan perceraian sangat memungkinkan muncul dari media sosial.

Kasus perceraian rata-rata dialami oleh pasangan muda. Hal ini menandakan kurangnya kesiapan anak-anak muda dalam membina rumah tangga. Maka dari itu, dalam rangka meminimalisasi perceraian, Kementerian Agama (KEMENAG) terus mendorong agar calon pengantin bisa melakukan bimbingan perkawinan.

Nantinya peserta yang mengikuti bimbingan perkawinan akan mendapatkan sertifikat perkawinan. Tujuannya tidak lain adalah untuk membentuk rumah tangga yang bahagia dan sejahtera. Jika penduduknya memiliki kualitas rumah tangga yang baik, maka secara tidak langsung tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia juga akan meningkat.

Hadirnya Sertifikasi Pranikah

Semakin banyaknya kasus perceraian, belum lama ini media sosial dan berita massa diramaikan oleh kebijakan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhajir Effendy, yaitu perihal sertifikasi pranikah. Sertifikasi pranikah yang dimaksud berupa pengadaan bimbingan atau kelas pra nikah yang berlangsung selama dua hari dengan durasi 8 jam per hari.

Baca Juga  Keluarga Sakinah: Sukses Investasi Dunia Akhirat

Kelas pranikah diisi berbagai materi, di antaranya adalah tentang keluarga sakinah. Ada lima pokok materi; Pertama, mempersiapkan keluarga sakinah. Kedua, membangun hubungan dalam keluarga. Ketiga, bagaimana memenuhi kebutuhan keluarga. Keempat, menjaga kesehatan reproduksi, dan kelima, mempersiapkan generasi yang berkualitas.

Apa itu bimbingan pranikah? Bimbingan atau kelas pranikah adalah sebuah pelatihan berbasis pada pengetahuan dan keterampilan. Fasilitasnya yaitu menyediakan informasi mengenai pernikahan yang dapat bermanfaat untuk mempertahankan dan meningkatkan hubungan pasangan yang akan menikah.

Bimbingan pranikah juga dikenal dengan nama konseling pranikah, program persiapan pernikahan, pendidikan pranikah, konseling edukatif pranikah dan terapi pranikah. Bimbingan pranikah dimaksudkan untuk membantu pasangan calon pengantin untuk menganalisis kemungkinan masalah dan tantangan yang akan muncul dalam kehidupan rumah tangga dan membekali kecakapan pasangan calon pengantin untuk memecahkan masalah.

Kegunaan Bimbingan Pranikah

Berikut beberapa hal berguna yang bisa pasangan calon pengantin dapatkan dari kelas bimbingan pranikah:

Pertama, menekan angka perceraian.

Sudah menjadi fakta bahwa angka perceraian di Indonesia semakin meningkat dari tahun 2015 hingga 2018, data menyebutkan ada 353.000 kasus di tahun 2015 dan 419.000 kasus di tahun 2018. Penyebab perceraian antara lain soal konflik berkepanjangan. Hal inilah yang membuat pemerintah akhirnya merencanakan program Bimbingan Pranikah.

Perceraian sendiri seringkali disebabkan oleh masalah finansial, kekerasan dalam rumah tangga, kurangnya komunikasi antarpasangan, penganiayaan, perselingkuhan, hingga ketidakcocokan dalam hubungan. Melalui program bimbingan pranikah, pasangan calon pengantin akan dibekali pemahaman tentang psikologi keluarga. Bimbingan ini juga mengusung metode partisipan yang artinya masyarakat yang mengikuti program ini dapat aktif berpartisipasi langsung. Jadi, tidak hanya mendengarkan ceramah, namun juga bisa berdiskusi.

Kedua, menumbuhkan kemampuan berkomunikasi.

Baca Juga  Enam Tips Manajemen Waktu ala Rasulullah

Komunikasi merupakan kunci utama di dalam sebuah hubungan. Keterbukaan juga akan mengantarkan pasangan calon pengantin kepada rasa saling percaya. Melalui program ini, calon pengantin akan dibekali bagaimana caranya berkomunikasi efektif bersama pasangan sehingga terhindar dari masalah yang timbul dari kurangnya komunikasi dan keterbukaan itu sendiri.

Ketiga, mengetahui tanggungjawab masing-masing pasangan.

Tinggal satu atap dengan pasangan tentunya akan memiliki tanggungjawab dan peranan masing-masing. Contohnya seperti mencari nafkah, mengatur keuangan, membersihkan rumah, mendidik anak-anak, menjaga kehormatan anggota keluarga, dan lain sebagainya.

Namun, pada kenyataanya banyak sekali pasangan tidak melakukan kewajibannya secara maksimal. Bimbingan pranikah telah memiliki materi mengenai hal ini sehingga nantinya pasangan calon pengantin akan memiliki ‘bekal’ yang kuat untuk dapat mengetahui peran dan tanggung jawab masing-masing.

Keempat, mengetahui cara menyatukan visi dan misi bersama pasangan.

Setiap calon pengantin tentunya memiliki impian yang akan diwujudkan di masa depan. Satukan visi misi Anda bersama pasangan dan berikan komitmen penuh atas hal itu. Namun, untuk menyatukan dua kepala dalam satu rumah tangga tentunya bukan perkara mudah karena pastinya dibutuhkan penyesuaian untuk bisa membuat kesepakatan bersama.

***

Dalam bimbingan pranikah, para ahli dalam bidang psikologis akan memberikan kiat-kita mengenai cara untuk mengomunikasikan visi dan misi bersama pasangan dengan kepala dingin.

Secara garis besar, bimbingan pranikah memiliki tujuan positif yang bermaksud untuk membantu calon pengantin mendapatkan bekal yang tepat untuk membangun rumah tangga. Jadi, apabila timbul sebuah pertanyaan penting atau tidak bimbingan pranikah? Jawabannya jelas penting.

Menurut Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal, Muchamad Muzamil, “Pasangan yang mengikuti bimbingan pranikah memiliki tingkat kepuasan yang tinggi dibandingkan dengan yang tidak mengikuti. Artinya, kepuasan pernikahan yang tinggi akan menurunkan resiko perceraian.”

Baca Juga  Fenomena Marital Rape: Bagaimana Membangun Relasi Etis dalam Penikahan?
Editor: RF Wulan
Avatar
1 posts

About author
Mahasiswi Universitas Negeri Walisongo Semarang
Articles
Related posts
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…
Perspektif

Mengapa Masih Ada Praktik Beragama yang Intoleran?

3 Mins read
Dalam masyarakat yang religius, kesalihan ritual sering dianggap sebagai indikator utama dari keimanan seseorang. Aktivitas ibadah seperti salat, puasa, dan zikir menjadi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds