Tahun 2001, tepatnya di Kota Manado, Sulawesi Utara untuk pertama kalinya saya bertemu dan mengenal Daeng Munawar Kholil. Waktu saya tinggal di Manado karena sedang tugas Dinas sebagai Kepala Dinas Psikologi Polda, Sulawesi Utara. Daeng Munawar Khalil waktu itu hadir ke Manado mewakili Pimpinan Pusat Ikatan Remaja Muhammadiyah (PP IRM) untuk menghadiri acara (kalau tidak salah ingat) Musyawarah Wilayah IRM Sulawesi Utara.
Waktu kami ketemu pertama kali, Daeng Munawar berambut agak gondrong, murah senyum, dan santun. Di acara Musywil PW IRM Sulawesi Utara itulah saya menyaksikan kemampuan, ketrampilan, dan kecerdasanya dalam berkomunikasi dan beretorika. Juga kemampuannya dalam mengelola audience sehingga acara berlangsung dengan tertib dan lancar.
Saya dibuat lebih kaget dan takjub ketika beliau membacakan puisi didepan seluruh peserta Musywil IPM. Beliau benar-benar menampilkan jati dirinya sebagai kader muda Muhammadiyah yang smart, memahami pentingnya dakwah dan seni di kalangan pelajar dan remaja Indonesia.
Pertemuan kedua dengan Daeng Munawar Khalil sekitar tahun 2002 pada sebuah acara IRM tingkat nasional di Bandung. Waktu itu kami bertiga: saya, Raja Juli Antoni, dan Daeng Munawar Khalil sama-sama hadir sebagai narasumber dalam panel diskusi di acara IRM Tersebut. Di dalam diskusi inilah saya melihat keruntutannya dalam berpikir dan bicara, kecermatanya dalam menganalisa sesuatu serta kemampuannya dalam berpikir alternatif dan solutif.
Masih muda namun cara berpikir, berbicara dan sikapnya telah matang dan dewasa. Daeng Munawar Khalil nampaknya telah dimatangkan kepribadiannya oleh perjalanan hidup yang diasuh oleh keluarga yang menjunjung tinggi ilmu dan akhlak, serta diasah dengan pendidikan pesantren Darul Arqom Gombara. Pesantren ini memang dirancang untuk melahirkan kader-kader terbaik persyarikatan Muhammadiyah di Sulawesi Selatan bahkan untuk tingkat Nasional.
Setelah sekitar enam tahun tahun tidak bertemu dengan Daeng Munawar Khalil, pada tahun 2009 kami bertemu kembali dan semakin sering intensitasnya ketika saya menjadi Direktur SDI dan BINDATRA RSIJ CP bersama aliansi RSIJ (RSIJ CP, RSIJ PK, RSIJ SP dan RSJI Klender) mengadakan Baitul Arqom Aliansi RSIJ yang kemudian dilanjutkan Pelatihan Instruktur aliansi RSIJ.
Baik Baitul Arqom maupun Pelatihan Instruktur aliansi RSIJ dikelola langsung oleh MPK PP Muhammadiyah. Pelatihan Baitul Arqom untuk direksi dan untuk pejabat semuanya dikelola oleh MPK PP Muhammadiyah.
Hadir sebagai Narasumber maupun sebagai Motor dan instruktur antara lain: Dokter Agus Taufiqurrahman, Kang Asep PB, DR. Ahmad Muttaqin, Daeng Munawar Khalil, DR. Muh. Samsudin, Ustadz Anang Rikza Mashadi dan lain-lain.
Dari sekian narasumber dan tim instruktur, Daeng Munawar khalillah yang paling sering membersamai kami dalam persiapan BA, ketika proses pelaksanaannya, dan juga ketika proses evaluasi dan rencana tindaklanjutnya.
Bagi alumni Baitul Arqom Aliansi RSIJ, alumni Latian Instruktur Aliansi RSIJ dan pagi Panitia Baitul Arqom Aliansi RSIJ pasti akan terkenang dengan kesungguhan, ketekunan, dan kesabaran Daeng Munawar Khalil dalam membimbing para instruktur dan panitia Baitul Arqom Aliansi RSIJ.
Kami para Direksi Aliansi dan instruktur Baitul Arqom Aliansi RSIJ sampai punya ungkapan yang menarasikan peran dan sangat bermaknanya kehadiran Daeng Munawar Kholil di RSIJ. Apa ungkapannya? “Pokoknya Kalau Ustadz Munawar Hadir di BA Aliansi RSIJ maka acara BA akan sukses dan berhasil”. Atau dengan ungkapan lain ” DAENG MUNAWAR DATANG MAKA BERES SEMUA URUSAN”.
Semoga Ilmu yang telah diberikan Daeng Munawar Khalil untuk teman teman Aliansi RSIJ insya Allah akan menjadi amal jariyah dan menghadirkan ridlo dan syurgaNya bagi Almarhum Daeng Munawar khalil.
Setelah tahun 2014 saya dan keluarga tinggal di Yogyakarta, kami sering bertemu di kantor PP KHA Dahlan, sering mengelola pelatihan bersama. Bahkan Daeng Munawar sering menggantikan saya ngisi pengajian, khutbah, juga pelatihan.
Ada tiga adik-adikku yang selalu bermurah hati dan selalu bersedia menjadi narasumber dan khotib pengganti ketika saya tiba tiba berhalangan yaitu: Daeng Munawar Kholil, Om Ahmad Muttaqin dan Ustadz Ridwan Furqoni. Beliau bertiga ini merupakan pribadi pribadi yang santun dan rendah hati padahal ilmunya jauh diatas saya.
Karena menghargai seniornya di IPM, tiga anak muda hebat ini selalu memudahkan urusan dan selalu ingin membahagiakan orang lain. Daeng Munawar Kholil tidak hanya menghormati para senior di IPM tetapi juga senior di Pemuda Muhammadiyah, NA, IMM, dan siapa saja yang pernah bertemu dan bergaul dengan beliau.
Ketika menangani pelatihan di Muhammadiyah maupun dengan instansi di luar Muhammadiyah, Daeng Munawar selalu menyilahkan orang lain untuk memberi masukan, memilih materi, jadwal pelatihan, dan beliau akan menyesuaikan waktu dan materinya. Daeng Munawar siap mengisi materi apapun yang diamahkan. Beliau tidak mau sembrono dan setengah hati ketika mengerjakan sesuatu dan selalu menyiapkan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya.
Editor: Yusuf