Peristiwa

Ditutup di UI, 10.000 Lebih Peserta Mengikuti Bincang Syariah Goes to Campus Bimas Islam, Kemenag RI

2 Mins read

IBTimes.ID – Universitas Indonesia menjadi tuan rumah penutupan kegiatan Bincang Syariah Goes to Campus yang digagas oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI melalui Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar). Secara keseluruhan acara ini diikuti lebih dari 10.000 peserta dari berbagai kalangan; mahasiswa, akademisi, tokoh agama, ormas keagamaan dan juga masyarakat umum.

Kegiatan Bincang Syariah Goes to Campus, merupakan rangkaian kegiatan dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk dialog interaktif, yang mengusung konsep pengintegrasian nilai-nilai spiritual Islam dengan isu-isu lingkungan hidup. Pendekatan ini sejalan dengan semangat ekoteologi Islam, yang menekankan perlunya merawat bumi sebagai wujud cinta kepada ciptaan Allah SWT.

Direktur Urais Binsyar Ditjen Bimas Islam Kemenag RI Arsyad Hidayat menegaskan pentingnya ekoteologi dengan membawa isu-isu lingkungan ke dalam ruang-ruang keagamaan. Menurutnya, semangat ekoteologi Islam yang berupaya merawat bumi sebagai bentuk cinta kepada ciptaan Allah.

Hal itu disampaikannya saat acara Bincang Syariah Goes to Campus dengan tema “Blisfull Mawlid 2025: Membumikan Shalawat, Merawat Jagat” yang bertempat di Universitas Indonesia, Depok, pada Senin (29/9/25).

“Bentuk implementasi dari program ekoteologi yaitu tentang membumikan shalawat merawat jagat. Kita mencoba membawa isu-isu tidak lagi bicara isu agama tapi isu agama kita kaitkan dengan masalah lingkungan,” ujarnya.

Ia mengingatkan bahwa kondisi lingkungan Indonesia saat ini sedang dalam situasi yang tidak baik. Sebagai contoh, ia menyoroti kerusakan ekosistem di Bali yang kini mulai terdampak bencana banjir akibat alih fungsi lahan yang masif.

“Hutan-hutan yang ada itu banyak yang gundul. Bali yang biasanya tidak pernah kedengaran ada banjir, tahun ini ada bencana banjir. Ini artinya lingkungan yang dulunya ramah sekarang sudah tidak ramah lagi,” katanya.

Baca Juga  Mawlid For Earth di UIN Yogyakarta Dorong Ribuan Peserta Bangun Kesadaran Ekologis

Saya konon mendengar informasi bahwa dulu tanah-tanah di Bali banyak digunakan untuk resapan air, ternyata banyak dibangun hotel. Ini yang menjadikan akhirnya terjadinya banjir,” tambahnya.

Karena itu, Arsyad menekankan pentingnya mengangkat masalah lingkungan sebagai bagian dari kajian keagamaan.

“Kita coba membawa masalah isu-isu lingkungan dalam kajian keagamaan,” jelasnya.

Senada dengan itu, CEO of Pesentren Development, sekaligus influencer keislaman, Gus Romzi Ahmad, menyebutkan bahwa Islam sangat menghargai keberadaan tumbuhan dan lingkungan hidup. Ia mencontohkan bagaimana Nabi Muhammad dan para sahabat melarang perusakan alam bahkan dalam kondisi perang.

“Islam sangat menyayangi tumbuhan. Pada beberapa riwayat lain, Muhammad itu melarang sahabat-sahabatnya membakar pepohonan pada saat perang. Jadi pada saat peperangan tidak boleh membunuh anak-anak dan perempuan, juga tidak boleh secara sembarangan memotong, membakar tumbuhan yang ada di sana,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa larangan ini dilanjutkan oleh para khalifah setelah Rasulullah sebagai bentuk konsistensi dalam menjaga keseimbangan lingkungan.

“Hal yang sama juga dilakukan oleh khalifah setelahnya. Sepertinya ada perjanjian tidak tertulis, tidak boleh pada peperangan yang melibatkan umat Islam di sana, meskipun itu dalam keadaan jihad, tidak boleh memotong tumbuhan apalagi tumbuhan itu yang menghasilkan buah-buahan,” katanya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Infrastruktur dan Fasilitas Universitas Indonesia, Agus Setiawan, menyambut baik tema yang diusung. Menurutnya, kegiatan ini selaras dengan visi Universitas Indonesia untuk menjadi institusi pendidikan unggul yang berdampak luas.

“Saya kira sesuai dengan tema dari kegiatan yang diangkat hari ini, Blisfull Mawlid 2025: Membumikan Shalawat, Merawat Jagat. Jadi dalam konteks unggul, Universitas Indonesia tentu harapannya punya reputasi yang lebih baik dengan indikator-indikator internasional yang juga salah satu referensinya sustainability development goals,” ungkapnya.

Baca Juga  Maulid Nabi: Memupuk Rasa Cinta kepada Rasulullah

Agus juga menekankan bahwa UI tidak hanya ingin unggul secara akademik, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas.

“Impactful yaitu memberikan dampak. Bukan hanya kepada civitas akademik UI, dosen, mahasiswa, alumni, tenaga kependidikan, tapi juga bisa memberikan dampak kepada masyarakat, tidak hanya di Indonesia, tapi juga bisa memberikan dampak yang lebih luas lagi,” terangnya.

(Soleh)

Related posts
Peristiwa

Lazismu Kirim Bantuan 20 Unit WC Umum Portabel untuk Dukung PHBS Warga Gaza

1 Mins read
IBTimes.ID, Mesir – Keberangkatan armada truk bantuan kemanusiaan Lazismu menuju Palestina melalui jalur Mesir telah resmi dilepas bersamaan dengan kolaborasi program Join…
Peristiwa

Pelepasan Delegasi Join Action For Palestine 4, Lazismu Kirim Tiga Truk Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina

2 Mins read
IBTimes.ID – Bantuan kemanusiaan untuk Palestina masih sangat diharapkan bisa diterima warga terdampak akibat genosida Israel. Perkumpulan Organisasi Pengelola Zakat (POROZ) akan…
Peristiwa

Sirkuit Pertamina Mandalika Rilis Kalender Event 2026

2 Mins read
IBTimes.ID – Lombok Tengah semakin menegaskan posisinya sebagai rumah besar motorsport Indonesia. Memasuki 2026, Mandalika Grand Prix Association (MGPA) menyiapkan kalender kegiatan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *