Setiap orang pasti pernah menghadapi masalah. Masalah adalah sebuah keniscayaan dalam kehidupan. Ia ada di mana-mana, seperti udara. Hadirnya tidak bisa ditolak. Datangnya tidak bisa ditunda.
Dalam Islam, masalah sering dianggap sebagai ujian dari Allah kepada hamba-Nya. Masalah bisa menjadi ujian, peringatan, atau azab. Maka, setiap muslim seyogyanya selalu menghadirkan Allah dalam setiap masalahnya. Kehadiran Tuhan tidak bisa dinegasikan, termasuk dalam menghadapi masalah.
Sampai saat ini, saya lihat ada dua tipe orang dalam menghadapi masalah. Orang pertama melihat masalah adalah sebuah kesulitan. Setiap saat orang tersebut terkena masalah, pasti di situ ada kesulitan. Alih-alih bersabar, ia justru uring-uringan, marah-marah tidak karuan. Tipikal orang seperti ini biasanya hidupnya tidak tenang. Tidak kunjung hilang, masalah-masalah yang ada justru menumpuk semakin banyak.
Tipikal orang yang kedua adalah orang yang melihat masalah sebagai sebuah kesempatan. Orang yang seperti ini tidak akan kehabisan ide untuk mengolah setiap masalah sebagai sebuah berkah yang bahkan bisa menghadirkan cuan.
Contoh tipikal orang kedua ini adalah Muhammad Abduh Zulfikar aka Bang Zul. Ia adalah salah satu pengusaha muda yang dimiliki oleh Muhammadiyah. Tahun lalu, waktu qurban, ada satu masjid yang pesan tiga ekor sapi. Tapi karena mereka tidak punya jagal, mereka pesan sekalian jagal untuk dipotong di hari H. Ternyata yang mereka pesan bukan cuman 3 ekor, melainkan 10 ekor sapi, karena digabung dengan dua masjid lain yang disekitarnya.
Singkat waktu, sore hari di hari H, kami mendapatkan info kalau proses jagalnya gagal, karena tim jagal yang kami hubungi abal-abal. Salah satu jamaah yang komunikasi dengan kami itu marah, karena pada akhirnya proses penjagalan harus dilakukan oleh masyarakat sendiri, yang menghabiskan waktu dan tenaga mereka. Yang tadinya mau bersantai, duduk manis, tinggal terima daging, malah jadi harus kerja keras sampai malam buat proses penjagalan, pemotongan, hingga distribusi.
Awalnya, kami ingin lempar batu sembunyi tangan, karena sebetulnya jagal juga bukan kita, tapi pihak ketiga. Kami hanya perantara saja, pesankan untuk jagal. Padahal, infonya, yang marah adalah masyarakat satu kampung. Tidak terbayang bagaimana kalau kami dipanggil ke sana.
Tapi karena Bang Zul memang tipikalnya orang yang kedua, kami malah disuruh menjadwalkan pertemuan, bahkan sama semua warganya sekalian. Yang jelas, kami belum tau waktu itu akan bicara apa.
Di pertemuan, Bang Zul klarifikasi dan minta maaf. Setelah itu, tahun ini ternyata masjid itu pesan sapi lagi, bahkan sampai PO. Padahal awalnya sangsi, jangankan menawarkan sapi, kontaknya saja sudah kami pisah dari database list follow up pelanggan. Eh malah pihak sana Pre-Order.
Yah memang, bukannya masalah yang bikin hidup ini semakin lebih hidup? Kalau kata pesulap merah mah, believe system kita yang harus kita atur, supaya kita bener bisa yakin, dan mantap dengan setiap pilihan kita kalau masalah bisa menjadi berkah.
Selain itu, menjadi penting untuk meletakkan campur tangan Tuhan dalam setiap masalah. Hal itu dapat membuat kita lebih optimis, sekaligus lebih sabar ketika harapan kita tidak sesuai dengan realita.
Editor: RH