Al-Qur’an, tentu saja menjadi pegangan hakiki bagi seluruh umat Islam di manapun mereka berada. Huruf-huruf hijaiyah yang terangkai apik hingga menghasilkan makna dan hakikat sebagai guidance kehidupan umat. Sebagai manusia sempurna, tentu tak ada kesulitan bagi kita dalam mengakses, membaca, serta mempelajari Al-Qur’an.
Namun, pernahkah kita membayangkan bagaimana bila seseorang yang tuli membaca dan memahami Al-Qur’an. Tentu sangat berbeda dan tidak mudah. Kaum tuli memperoleh masukan bahasa tidak melalui indra pendengarannya namun melalui indra visualnya. Apabila mereka tidak menggunakan bantuan alat teknologi sebagai kompensasi pendengarannya misalnya yang popular di Indonesia adalah ABD (alat bantu dengar) atau Implantasi Koklea.
Inspirasi Gagasan dari Al-Qur’an
Sebuah gagasan luar biasa muncul dari kalangan tuli muslim untuk mempelajari Al-Qur’an dengan penggunaan Bahasa isyarat. Mulanya mereka menggunakan Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia) untuk mengisyaratkan huruf hijaiyah, misalnya:
diisyaratkan dengan “B” “A”
Namun, seiring dengan berkembangnya keterbukaan informasi bagi teman tuli, bahwa penggunaan Arabic Sign Language atau bahasa isyarat Arab sebagai isyarat mempelajari huruf hijaiyah, membuat mereka lebih mudah dan efisien dalam mempelajari bacaan Al-Qur’an.
Rumah Quran Sahabat Tuli: dari Mereka untuk Mereka
Siapapun berhak mengakses agama dan mengamalkannya. Hal tersebut yang kerap luput dari pemikiran kita sebagai umat beragama. Bahwa kita tidak sama, dan bahwa setiap kesempatan dan akses ibadah selalu terbuka akan keragaman.
Contoh sederhana adalah akses khutbah Jumat bagi teman tuli. Tentu akan banyak sekali pro dan kontra tentang penyediaan juru Bahasa isyarat (JBI) sebagai sarana aksesibilitas bagi jamaah tuli.
Namun faktanya itu sangat mereka butuhkan untuk dapat memahami Islam dan memperkuat akidah keislaman mereka. Melalui JBI, diharapkan jamaah tuli dapat mendapatkan pemahaman dan pengalaman yang sama seperti jamaah lainnya.
Begitupun dalam belajar Al-Qur’an, komunitas muslim tuli secara berkelompok menginisiasi akses pembelajaran Al-Qur’an secara mandiri. Di Kediri misalnya, mewakili Gerkatin Jawa Timur, mereka dikomandani oleh Maskurun, penyandang tuli postnatal (tuli yang diakibatkan kecelakaan, sakit, setelah kelahiran) untuk membangun Rumah Quran bagi sahabat tuli.
Tujuan hidupnya sederhana, ingin mengajarkan Al-Qur’an bagi teman tuli. Maskurun menggunakan teras rumahnya sebagai tempat sahabat tuli belajar mengaji menggunakan isyarat.
Tentu ini sangat menginspirasi, perjuangan maskurun menghidupkan Al-Qur’an ditengah-tengah kesunyian yang dirasakan para sahabat tuli. Lalu pertanyaannya menjadi sederhana, Apa yang sudah kita lakukan?
Metode Pengajaran Isyarat Hijaiyah Menggunaan Flashcards
Mungkin kita pernah mendengar metode Glenn Doman Flashcard yang dapat mengajarkan anak usia dini memperoleh bahasanya dan bahkan mempelajari bahasa asing. Konsep ini sama dengan kondisi individu dengan hambatan pendengaran yang tidak memiliki akses teknologi alat bantu dengar. Kartu kata atau Flashcards menjadi pilihan yang efektif bagi sahabat tuli yang memiliki kecenderungan tipe pebelajar visual.
Ketika flashcards digunakan dengan benar, memungkinkan sahabat tuli untuk berinteraksi dengan informasi dengan cara yang membuatnya lebih mudah untuk mengingat. Flashcards dirancang secara strategis untuk meningkatkan dan mendorong ingatan aktif.
Formatnya, bisa beragam, dalam kasus pembelajaran huruf hijaiyah misalnya pada pengenalan awal Bahasa isyarat pada huruf hijaiyah dapat ditunjukkan Flashcards-nya lalu diisyaratkan dengan tetap diucapkan secara verbal.
Kemudian, apabila mereka sudah cukup mampu memahami, aktivitas Flashcards dapat dilakukan dengan mencocokkan kartu huruf hijaiyah dengan kartu isyarat.
Mempraktikkan ingatan aktif menciptakan koneksi saraf yang lebih kuat di otak — menjadikannya metode yang sangat efektif untuk meningkatkan memori. Jika anak Anda kesulitan dengan kartu flash tertentu, Anda dapat mengulangi pertanyaan itu lebih sering daripada kartu lainnya untuk membangun koneksi yang lebih baik.
Proses ini disebut pengulangan berbasis kepercayaan, dan penelitian ilmiah menunjukkan bahwa ini adalah cara yang sangat efektif untuk meningkatkan daya ingat.
Pengulangan informasi setelah jangka waktu tertentu dapat membantu menciptakan ingatan permanen, sedangkan menjejalkan dan memaksakan informasi dalam waktu singkat tidak membantunya melekat pada ingatan.
Dengan penggunaan Flashcards, sangat mempermudah komunitas tuli dalam mempelajari, mengingat, dan memahami huruf hijaiyah dengan lebih efektif.
“Khoirunnas Anfauhum Linnas” yang berarti sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya, hadis Riwayat Imam Ahmad ini merefleksikan pada kisah perjuangan Maskurun dan segenap komunitas muslim tuli yang dengan perjuangannya mampu memberi manfaat dengan menghidupkan pelita Quran dalam kesunyian sahabat penyandang tuli.
Semoga dapat memberikan manfaat.
Dimana ya bisa beli flashcard huruf hijaiyah isyarat nya?