Adnan Oktar atau Harun Yahya resmi divonis penjara selama 1075 tahun oleh otoritas pengadilan Turki pada tanggal 11 Januari 2020. Dia dihukum atas tuduhan melakukan kejahatan seksual, penipuan, dan memata-matai poiltik dan militer Turki.
Sebelum itu, ia dikenal sebagai penulis buku yang karyanya dibaca oleh banyak orang di dunia ini, termasuk di Indonesia. Banyak kalangan muslim di Indonesia yang mengagung-agungkannya karena banyak karyanya yang membuktikan ketersesuaian Al-Qur’an dengan sains. Selain buku, karya-karyanya dalam bentuk video-video, juga menyebar luas di Youtube, media sosial, bahkan menjadi bahan pembelajaran di sekolah-sekolah atau halaqah.
Namun di balik semua itu, ternyata ia sama sekali tidak memiliki latar belakang pendidikan sains. Dilansir dari Heberler, Harun Yahya adalah seorang sarjana Akademi Seni Rupa Negeri di Istanbul dengan mengambil jurusan desain interior. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya ke Istanbul Universitesi jurusan Filsafat dan Sejarah. Tapi ia tak menyelesaikannya.
***
Saking terkenalnya Harun Yahya di Indonesia, salah satu Guru Besar Bidang Ilmu Fisika Teori Institut Teknologi Surabaya (ITS) sekaligus penggagas Pesantren Sains (Trensains) Seragen dan Jombang, Agus Purwanto, sempat dituduh terinspirasi oleh pemikiran-pemikiran Harun Yahya saat menggagas Trensains. Tuduhan itu ia bantah dalam salah satu postingan di dinding Facebooknya. Selainitu, Agus Purwanto juga mengelak bahwa buku karyanya, yakni Ayat-ayat Semesta, terinspirasi oleh pemikiran Harun Yahya. Melainkan, ia terinspirasi oleh salah satu kitab tafsir karya Syeh Tanthawi Jauhari, Tafsir al-Jawahir.
“Buku ini tidak terpengaruh HY melainkan keterkesanku setelah sekitar tujuh belas tahun saya mengutip mukaddimah kitab Tafsir al-Jawahir fi Tafsiril Qur’an karya Syekh Jauhari Thonthowi guru besar di Universitas Kairo. Sejak memiliki kitab tafsir ini sejak tahun 1990, saya hampir selalu mengutip sindiran Syekh Jauhari dalam ceramahhku dan tersentak saat usai ceramah di masjid Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 2007. Betapa efektif sindiran Syekh Jauhari ini sampai pada umat. Maka kuputuskan, aku menulis buku yang mengumpulkan semua “ayat sains” dalam Al-Qur’an yang menurut Syekh Jauhari ada 750 tetapi setelah saya hitung bersama dua mahasiswa bimbinganku kami peroleh 800, terbitlah buku Ayat-ayat Semesta (AAS) tahun 2008” tulis Agus Purwanto di laman Facebooknya.
Meski begitu, Agus Purwanto tetap hormat terhadap usaha yang dilakukan oleh Harun Yahya. Menurutnya, Harun Yahya melakukan semua itu karena misi dakwah dan bisa disebut sebagai suatu ikhtiar untuk menjadikan orang awam menjadi melek sains lewat perspektif agama.
Namun, apa yang dilakukan Harun Yahya, tetap memiliki dampak negatif, yaitu menjadikan umat Islam terjebak dalam nostalgia semu. Agus Purwanto mengatakan, “Saya sadar efek negatifnya, yaitu sebagian umat tetap stagnan dalam hiburan nostalgis ‘Islam itu tidak ketinggalan jaman dan sempurna’”
Reporter: Yahya FR