Inspiring

Gus Yahya: dari Jubir Gus Dur hingga Jubir Islam Moderat Internasional

3 Mins read

Nama Yahya Cholil Staquf atau yang dikenal dengan Gus Yahya menguat ketika Presiden Jokowi akan melakukan reshuffle sejumlah menteri akhir tahun 2020. Ia digadang-gadang akan menduduki posisi Menteri Agama menggantikan Fachrul Razi. Namun, ketika Presiden mengumumkan nama-nama menteri secara resmi, publik kaget karena nama yang muncul bukan Gus Yahya, melainkan adik kandungnya sendiri, Gus Yaqut.

Menurut beberapa kalangan, Gus Yahya sempat ditawari posisi Menag oleh presiden. Sahabat Gus Yahya, Najib Azca yang menjadi sosiolog di Universitas Gadjah Mada menulis dalam laman Facebooknya, bahwa Gus Yahya memang menolak tawaran dari presiden.

“Kita harus tahu bagaimana caranya ‘bermain’. Kita harus tahu bagaimana caranya menata untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih besar,” ujar penulis buku Perjuangan Besar Nahdlatul Ulama tersebut kepada Najib Azca. Dalam waktu yang hampir bersamaan, Gus Ulil, sapaan akrab Ulil Abshar Abdalla juga mengkonfirmasi bahwa Gus Yahya ditawari oleh presiden untuk menjadi menag. Namun, sebagaimana Abdul Mu’ti yang menolak jabatan Wamendikbud, ia juga menolak jabatan Menag.

Murid Junior Gus Dur

Ia adalah sighor shohabah, sahabat atau murid Gus Dur yang junior yang paling menonjol. Kelompok sighor shohabah ini juga diisi oleh Cak Imin atau Muhaimin Iskandar dan Khofifah Indar Parawansa. Ketika masih muda, ketiganya memimpin badan otonom NU, yaitu Ansor, PMII, dan Muslimat NU.

Menurut Ishaq Zubaedi Raqib di kolom Detik, Dalam hal menjaga keberlangsungan regenerasi kepemimpinan di NU, Gus Yahya mendapat porsi pembelajaran “lebih” dari Gus Dur dibanding nama-nama besar seangkatannya di atas. Selain itu, ia, di bawah bimbingan pamannya, Gus Mus, telah mengasuh pondok, yaitu PP Raudhatut Tholibin.

Mengingat, Ketua Umum PBNU selalu diisi oleh Kiai yang mengasuh pondok. Gus Dur memiliki PP Tebuireng, Kiai Hasyim Muzadi memiliki PP Al Hikam, Kiai Said mengampu PP Luhur At Tsaqofah.

Baca Juga  KH. Nasucha : Kiai Muhammadiyah Pemersatu

Karir Politik Bersama Gus Dur

Ishaq menyebut bahwa Gus Dur sudah mempersiapkan jalan bagi pria kelahiran Rembang 16 Februari 1966 tersebut. Orang sekaliber Gus Dur, semua sikap dan langkahnya selalu terukur. Ia biasa mempersiapkan siapa untuk tugas apa. Ketika Gus Dur membidani kelahiran Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Gus Yahya duduk sebagai Wakil Sekjen. Ia jadi komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), sebagai wakil PKB di awal era reformasi. Darah politik mengalir dari abahnya, KH Cholil Bisri, Wakil Ketua MPR.

Ketika Gus Dur terpilih sebagai Presiden RI, putra pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) KH Cholil Bisri tersebut masuk dalam gerbong menuju istana. Jabatannya sebagai juru bicara menunjukkan betapa Gus Dur percaya Gus Yahya bisa menerjemahkan sikap dan pikirannya sebagai Presiden. Bersamaan dengan itu, sikap dan pandangan kenegarawanannya juga semakin terbentuk seiring bertambahnya frekuensi pertemuan dan intensitas pergaulannya dengan sang mentor, Presiden Gus Dur.

Misalnya, dalam situasi sangat krusial, ketika Istana berhadap-hadapan dengan parlemen, Gus Dur menerbitkan dekrit yang penuh risiko. Posisinya di bibir jurang, karena kekuasaannya digergaji oleh para koboi Senayan. Situasi itu disikapi Presiden dengan keras. Ia bubarkan parlemen dan minta Gus Yahya membacakan dekrit. Itu momen paling kuat menggedor dadanya. Ia merasa mendapat ‘illat untuk mengikuti jalan politik Gus Dur.

Jubir Islam Moderat Internasional

Keberanian Gus Dur juga nampak diikuti oleh Gus Yahya ketika ia menemui Paus di Vatikan. Pada tahun 2018, ia menghadiri forum internasional American Jewish Committe (AJC) Global Forum. Ia mengaku diundang ke AJC oleh simpul jaringan internasional Gus Dur.

“Saya penuhi undangan itu karena saya sudah memutuskan untuk berupaya meneruskan ikhtiar-ikhtiar Gus Dur menuju perdamaian,” ujarnya merespon pernyataan Kiai Said yang belakangan menolak untuk datang ke Israel. Ia menyebut bahwa Gus Dur hadir di forum tersebut pada tahun 2002.

Baca Juga  Amien Rais: Oposisi Sebagai Jalan Perjuangan

Promosi Islam moderat dilakukan Gus Yahya di tengah menguatkan radikalisme dan ekstremisme di sejumlah negara Islam di Timur Tengah. Seperti Gus Dur dan Kiai Said, ia juga dikecam segelintir orang di dalam negeri. Gus Yahya mengaku tengah melakukan perkuatan gerakan perdamaian.

“Upaya saya ini mengajak atau memperkuat gerakan perdamaian di tingkat akar rumput di masyarakat menjadi konsensus sosial. Semua orang mau perdamaian,” ujarnya.

Saat jadi pembicara dalam forum American Jewish Committee (AJC) di Israel, ia bicara soal jalan “rahmah”. Dia mengajak dunia memilih jalan tersebut. “Kalau ini jadi konsensus sosial, aspirasi fundamental dari seluruh masyarakat, maka kita harapkan ini akan jadi penentu dari perilaku pemerintahnya dalam pergaulan internasional,” tutur Gus Yahya.

Dalam kunjungannya ke Israel itu, ia mengajak masyarakat global untuk mengubah pola pikir. “Saya juga katakan kepada teman-teman Yahudi di sana bahwa bukan hanya mindset umat Islam yang harus berubah, mindset Yahudi harus berubah. Mindset pemerintah Israel juga harus berubah. Kalau tidak berubah, tidak akan ada gunanya,” tutur dia.

Salah satu karyanya yang cukup masyhur adalah Perjuangan Besar Nadhlatul Ulama (PBNU). Di buku tersebut, ia mengkritisi relevansi NU dengan era modern sekaligus memberikan catatan-catatan penting agar NU tetap relevan.

Selain itu, ia juga dikenal sebagai sebagai kreator Terong Gosong. Sebuah situs yang sudah menjamah kaum intelektual dengan penuh guyon ala pemuda-pemudi Nahdliyin di seluruh Nusantara. Ia resmi dilantik sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (31/5/2018).

Sementara itu, di PBNU, ia menjabat sebagai Katib Aam sejak Muktamar Jombang tahun 2015.

Editor: Yahya

Avatar
108 posts

About author
Mahasiswa Dual Degree Universitas Islam Internasional Indonesia - University of Edinburgh
Articles
Related posts
Inspiring

Bintu Syathi’, Pionir Mufassir Perempuan Modern

6 Mins read
Bintu Syathi’ merupakan tokoh mufassir perempuan pertama yang mampu menghilangkan dominasi mufassir laki-laki. Mufassir era klasik hingga abad 19 identik produksi kitab…
Inspiring

Buya Hamka, Penyelamat Tasawuf dari Pemaknaan yang Menyimpang

7 Mins read
Pendahuluan: Tasawuf Kenabian Istilah tasawuf saat ini telah menjadi satu konsep keilmuan tersendiri dalam Islam. Berdasarkan epistemologi filsafat Islam, tasawuf dimasukkan dalam…
Inspiring

Enam Hal yang Dapat Menghancurkan Manusia Menurut Anthony de Mello

4 Mins read
Dalam romantika perjalanan kehidupan, banyak hal yang mungkin tampak menggiurkan tapi sebenarnya berpotensi merusak, bagi kita sebagai umat manusia. Sepintas mungkin tiada…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *